STRESSED 18

3.1K 121 1
                                    

Tak ada yang lebih menyakitkan selain kehilangan.

Hari ini hari terakhir UKK.

"Woah lega gue, akhirnya"

Mey menyusul Mila yang keluar dari kelas "Gila ulangan terakhir bikin pusing, apalagi soal tadi nomer lima esai"

"Gampang" Celetuk Nisa dari pintu.

"Gue kebelet, kalian tunggu Kanaya dulu baru ke kantin ya" Ucap Melly tiba tiba yang dibalas tatapan heran ketiga teman nya.

"Yaudah kita duduk dulu, sambil nunggu Kanaya" Titah Mey.

"Eh gue laper banget, ke kantin duluan yuk" Ajak Nisa.

"Kanaya kan belum selesai"

"Lama, lagian dia bisa nyusul"

"Tapi nggak enak lah"

"Ah ayok!" Nisa menarik tangan Mey dan Mila.

Sekitar sepuluh menit Kanaya keluar dari kelas nya, sebenernya Kanaya sudah selesai sejak tadi. Tapi dirinya masih belum puas jadi Kanaya mengecek semua jawabanya.

Kanaya menenggok kanan dan kiri kelasnya heran.

"Loh mereka mana?kata Melly kan tadi mau nungguin" Kanaya bertanya pada dirinya sendiri

"Eh lo liat temen temen gue gak?" Tanya Kanaya kepada teman sekelasnya.

"Mana gue tau, kan gue baru keluar"

"Ah iya,lupa" Cengirnya.

"Lo pesen apa?" Tanya Mila, saat ini mereka berada di kantin.
Keadaan kantin belum cukup ramai.

"Biasa deh"

"Gue juga"

"Oke"

"Eh Nis, gue jadi gak enak ke Kanaya kan tadi gue bilang mau nungguin" Ucap Melly merasa bersalah, tadi waktu Melly keluar dari WC Melly bertemu dengan ketiga sahabatnya, dan Melly dipaksa untuk ikut ke kantin.

Memang sedikit lebay, tapi kebiasaan mereka kemana mana bersama.
Jadi jika salah satu dari mereka di tinggal, pasti mereka merasa tidak enak hati.
Ya namanya juga sahabat akrab.

"Udah, gapapa kali!" Timpal Nisa judes.

"Lo kenapa sih?" Tanya Mila tiba tiba sambil membawa makanan pesanan sahabatnya dan dirinya.

"Gue gasuka aja!" Ketus nya.

Melly Mila dan Mey menautkan alisnya heran.
"Kenapa?" Tanya Melly.

"Dia itu egois! Masa dia fitnah gue ngerebut si Febrial" Bohong nya.

"Serius?!"

"Iya, dia bikin gue malu di caffe. Waktu itu Febrial ngajak gue jalan. Dia jujur, katanya suka sama gue sejak lama. Tapi gara gara si Kanaya sialan itu!"

"Masa sih?" Tanya Mila penasaran, Mila masih belum sepenuhnya percaya, karena Mila sudah tau sejak awal dari cerita Kanaya waktu itu.

"Lo semua ga percaya? Liat aja, Kanaya tiap liat gue ngehindar. Dia gak enak kali" Ucapnya masa bodo.

"Gue nggak nyangka! Gila gila!" Nada suara Mey menambah.

"Gue juga, Sahabat kok nikung!"

Saat ini Kanaya memilih untuk ke rooftop sekolah.
Kanaya tadi sempat mencari sahabatnya di kantin.
Yap, mereka sedang duduk manis sambil menikmati makanan nya tanpa mengajak Kanaya.
Akhirnya Kanaya memilih untuk pergi, Kanaya takut.
Takut untuk memberi tau sahabatnya jika Kanaya akan pindah dua minggu lagi.

Kanaya lemah, jika matanya bertatapan dengan Keempat sahabatnya. Apalagi saat ini suasana canggung Kanaya dengan Nisa membuatnya kesal sendiri.

Bel masuk berdering, Kanaya memasukan ponsel nya ke dalam saku bajunya tak lupa kuping nya Ia sumpal headset.

Sesampai di kelas Kanaya melihat keempat sahabatnya sedang mengobrol.

"Iya hahah"

"Gila lo!!"

Suara cempereng teman teman nya membuat Kanaya tersenyum.

"Dari mana Nay?" tanya Mila yang di beri tatapan tak enak oleh Mey Melly dan Nisa.

"Tadi ke taman" bohongnya.

Mila hanya ber oh-ria.

Kanaya menatap sahabatnya bingung "Kalian kenapa?"

"Kenapa apanya?" Tanya Melly dengan nada tak bersahabat.

"Gue ngerasa ada yang beda" Ucap Kanaya.

"Lo yang beda!!" Timpal Mey.

"Apasih? Gue gak ngerti"

Kali ini Nisa angkat bicara, matanya menyorot Kanaya dendam "Lo pura pura gak ngerti atau bego?! Lo udah ngerebut Febrial dari gue! " Ucap Nisa terisak.

"Udah Nis, dia bukan sahabat kita!"

"Lo jahat Nay!"

Kanaya menatap sahabatanya tak percaya, mengapa disini Kanaya yang disalahkan?

"Hey, udah udah" Mila melerai.

Mata Kanaya sudah tidak bisa di bendung lagi, tanpa sepatah kata pun Kanaya pergi.
Persetan dengan bel masuk, Kanaya bingung. Mengapa semua orang menjauh.
Sudah cukup hidupnya hancur!

"Hiks..hiks" Kanaya menangis sejadi jadinya.

"Kenapa sih? Kenapa harus hidup gue? Kenapa semua orang pergi"

"Mamah Papah pergi, gue cuman punya mereka. Kenapa?!" Jeritnya.
Untung di rooftop cuman ada dirinya.
Sedangkan di dalam kelas Mila marah marah terhadap ketiga sahabatnya.

"Lo semua, gue nggak habis pikir!"

"Kanaya itu sahabat kita! Cuman masalah cowok kalian berantem?"

Yang lain menatap Mila acuh, sepertinya mereka sudah termakan omongan Nisa.

Mila meninggalkan ketiga sahabatnya untuk mencari Kanaya, sebelum pergi Mila mengerbak meja kesal membuat semua isi kelas ngeri menatapnya.

"Duh Nay, lo dimana sih" Gumam Mila sambil melangkah di sepanjang koridor.

"Mila! Kenapa kamu masih diluar? Ini pelajaran saya, cepat masuk!"

Sial, kenapa juga Mila harus bertemu Bu Desi.

"Mmmm anu bu, mmm.."

"Mmm anu mmm anu! Tidak ada alasan atau saya hukum!" Marah Bu Desi.

"Iya Bu Iya"

Akhirnya Mila mengurungkan niatnya untuk mencari Kanaya.












Halllooo, sudah lama tak update:(

Selasa, 16/4/19

STRESSED (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang