STRESSED 10

3.7K 145 0
                                    

Semua luka akan sembuh, ini hanya persoalan waktu yang beriringan dengan proses.
Tetap sabar, tenang dan nikmati.

Langit yang cerah dengan cepat nya berubah menjadi gelap, sama persis perihal hati.

Rasanya sangat bahagia, namun hanya beberapa waktu kesedihan itu datang dengan sendirinya.

Kanaya dan Glen memutuskan untuk pulang ke rumah, karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 dan langit yang mendung, menandakan hujan akan turun.

"Sampe Nay, untung belum hujan ya. Jadi gue nggak bawa lo hujan hujanan" Leganya.

"Hm, makasih ya"

"Yaudah lo masuk," Sambil mengelus elus rambut Kanaya.

"Iya"

****

Kanaya masuk ke dalam rumah nya, belum sempat Kanaya mengucapkan salam kepada Desi, namun tubuh nya tiba tiba lemas. Dadanya sangat sesak melihat sosok laki laki di hadapannya, yang sedang berbicara lembut dengan Desi. Dan di balas senyuman hangat oleh Desi

"Loh Nay, udah pulang? Bukannya ucapin salam" Ucap Desi.

"Kenapa orang itu disini? " Cukup, Kanaya saat ini tidak bisa menahan air matanya.

"Jaga omongan kamu Kanaya! Dia papah kamu, orang tua kita!" Bentak Desi.

Hah orang tua? apa Kanaya tidak salah dengar. Sejak perceraian itu dia bukan orang tua Kanaya.

"Nay, maafin papah. Papah bisa jelasin semuanya, kamu salah paham. Setelah papah jelasin semuanya, Kanaya boleh hukum papah" Lirih Mahendra.

"Nggak ada yang harus di jelasin! Anda bukan orang tua saya!" Sentak Kanaya.

Desi yang melihat tingkah adiknya, langsung hilang kendali.

PLAK!!!

Pipi Kanaya memanas karena mendapat tamparan dari Desi.

Tangis Kanaya semakin pecah.

"Kamu yang sopan Kanaya! Dengerin dulu penjelasan papah, kamu cuman salah paham. Nggak seharusnya kamu bilang kaya gitu ke papah"

"Apa? Kakak nggak suka? Kanaya emang bener, dia bukan orang tua kita! "

Hampir saja Desi menampar Kanaya untuk ke dua kalinya, tapi Mahendra menahan nya.

"Kanaya pergi" Ucap Kanaya terisak, sambil berlari meninggalkan rumah.

"KANAYA!!" teriak Desi.

"Sudah, biarkan dia pergi. Dia butuh waktu" Mahendra menenangkan Desi padahal hatinya sangat rapuh mendengar ucapan Kanaya kepadanya.

****

Glen berniat untuk melajukan motor nya, namun dari luar Ia mendengar isakan tangis Kanaya.
Rasanya Glen ingin masuk untuk memastikan, namun Ia lebih memilih menunggu diluar sampai keadaan rumah Kanaya tenang.

Tak lama, Desi meneriaki nama Kanaya, bersamaan dengan datang nya Kanaya.

Glen turun dari motornya untuk menghampiri Kanaya.
Namun Kanaya tidak memperdulikan Glen, Ia terus berlari sambil menangis.

STRESSED (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang