STRESSED 23

3.7K 140 0
                                    

Bersamau aku merasakan bahagia, tapi mengapa hatiku masih untuk dia?
-Kanaya






Terhitung lima hari lagi Kanaya disini.
Seharusnya hari ini Kanaya sekolah, walaupun sekolah masih mengadakan class meeting  tapi bukan alasan sekolah di liburkan, Kanaya izin dan lusa Desi kakanya akan pergi ke sekolah untuk memberikan surat pengunduran diri Kanaya.

"Gimana de mendingan?"

"Mendingan kak, kakak mau kemana?"

"Kakak mau ngurusin surat pindah kita, kamu gapapa sendiri? "

"Gapapa Kak, hati hati ya"

"Yaudah kalo gitu, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"
Setelah kepergian Desi,Kanaya menghembuskan nafasnya kasar, sungguh Kanaya sangat bosan dirumah sendiri, tapi di sekolah bahkan lebih membosankan.

Akhirnya setalah bergulat dengan pikiran nya, Kanaya memutuskan untuk jalan-jalan ke taman dekat komplek, sambil mengoes sepedahnya akan lebih menyenangkan.
Sepanjang perjalanan Kanaya menyumpal kupingnya menggunakan headset  sambil bersenandung kecil mengikuti alunan musik yang sedang Ia dengar.
Setelah sampai di taman, Kanaya menyimpan sepedanya di bawah pohon besar dan mencari tempat yang pas untuk dia bersantai.

Cuaca hari ini tidak cerah dan tidak mendung, membuat Kanaya bersyukur setidaknya Kanaya tidak akan kepanasan duduk di kursi taman ini sendirian.

Kanaya membuka tas nya sambil mengeluarkan buku dan juga bolpoin sebelum menuliskan sesuatu disana.

Setelah selesai, Kanaya menghapus air mata di pipinya yang entah sejak kapan turun sambil menatap tulisan di bukunya dengan pandangan nanar.
Kanaya akan memberikan surat ini nanti, untuk Glen dana Keempat sahabatnya.

Tidak terasa sudah hampir tiga jam dirinya disini, dengan bergegas kembali memasukan bukunya ke dalama tas, Kanaya memutuskan untuk pulang.

Di jalan, tiba tiba Kanaya menghentikan goesan  sepedanya karena melihat penjual cilok. Ah itu makanan kesukaan Kanaya.

"Mas, pengen ya lima ribu aja" Ucapnya kepada tukang cilok.

"Siap, sendiri aja neng?" Tanya tukang cilok.

"Hehe berdua mas, sama mas cilok" Canda Kanaya yang membuat tukang cilok itu tertawa.

"Nih neng ciloknya" Kanaya meraih cilok itu dan membayarnya.

Sementara itu dengan rasa tidak sabarnya untuk melahap makanan kesukaan nya, Kanaya kembali duduk di halte yang Ia lewati.

"Wah enak banget" Gumam nya sambil mengunyah cilok.

"Bagi dong" Tiba tiba suara yang Kanaya kenal mengejutkan Kanaya.

"Kok diem, dasar pelit!" Ledek nya membuat Kanaya tersenyum canggung.

"Emm, eh ini. Mau?" Tanya nya sambil menyodorkan.

"Ah keliatan kayaknya lo ga ikhlas deh"

OH MY GADDDD!! itu benar, Kanaya tidak rela berbagi makanan kesukaan nya pada laki laki di samping nya ini.

"Haha, lucu lo. Gue gasuka abisin aja" Ucap laki laki itu sambil terkekeh geli melihat wajah Kanaya.

"Ah syukurlah" Ucapnya sambil menghabiskan makananya, Kanaya ingin cepat cepat pergi dari hadapan laki laki di sampingnya.

Laki laki itu menatap Kanaya dengan tatapan sendu, ah rasanya sangat senang bisa melihat  mantan kekasihnya ini.
Ingin sekali Febrial memeluk Kanaya yang begitu mengemaskan di depanya.

Setelah menghabiskan makanan nya, Kanaya berdiri dari duduknya untuk pulang,  tapi tiba tiba langkanya terhenti mendengar ucapan laki laki di sebelahnya.

"Nay, gue kangen. Bahkan lo gak peduli gue ada disini." Ucapnya lirih, membuat darah Kanaya berdesir merasakan sesak yang Febrial rasakan.

"Nay, liat gue" Ucapnya sambil meraih bahu Kanaya agar menatapnya lekat.

Tubuh Kanaya menegang, karena tiba tiba Febrial memeluknya erat mengatakan jika dirinya benar benar rapuh. Hampir saja Kanaya membalas pelukan Febrial, untung pikiran normal nya datang. Kanaya tidak mau menyakiti hati Nisa apa lagi sampai hati Kanaya kembali luluh, dengan sekuat tenaga Kanaya mendorong tubuh Febrial agar menjauh.

Kanaya menahan tangis nya sambil menatap Febrial seakan akan Kanaya membencinya "Mending lo pergi gak usah datang di kehidupan gue!"

"Nay, please..."

"Oh ya, inget kita udah selesai Feb" Ucap Kanaya sambil membalikan tubuhnya

"GUE TAU LO GINI GARA GARA SAHABAT BERENGSEK LO KAN? LO BODOH! KENAPA MASIH MIKIRIN PERASAAN SAHABAT LO. PADAHAL MEREKA NGGAK PERNAH MIKIRIN PERASAAN LO NAY!" Teriak Febrial yang membuat Kanaya tiba tiba menghampiri Febrial.

Plak!

Tamparan itu terasa panas di pipi Febrial, tapi tidak terasa menyakitkan dibandingkan perasaan nya saat ini "Lo gak tau apa apa tentang gue! Dan lo gak berhak buat jelek jelekin sahabat gue! Gue benci lo FEBRIAL!" Kanaya kali ini benar benar pergi meninggalkan Febrial yang memandang nya dengan tatapan sendu. Sungguh sangat menyedihkan!

Ya, Kanaya tau jika dirinya sangat bodah. Kanaya menahan rasa sakit di hatinya untuk kebahagiaan sahabatnya. Bahkan mereka tidak tau masalah apa yang sedang Kanaya hadapi. Memikirkan nya saja Kanaya tersenyum miris menertawakan dirinya sendiri.

Ah masa bodo, Kanaya ingin cepat cepat sampai rumah saat ini.
Tapi ketika sampai, Kanaya melihat Glen sedang duduk di kursi depan rumah Kanaya sambil memainkan ponsel nya
Sepertinya Glen tidak sadar dengan kehadiran Kanaya, benar saja. Laki laki itu sedang fokus dengan game di ponsel nya uh menyebalkan! 

Dengan tatapan jahilnya Kanaya diam diam mendekati Glen.

DOOR!!

"Ah brengsek!" Umpat Glen kaget.

Kanaya tertawa terbahak-bahak apalagi melihat ponsel Glen tergeletak tak berdaya di lantai

"Gila lo ngagetin gue!  Ah Kanaya hp gue!" Geram nya membuat Kanaya kembali tertawa.

"Puas lo?" Tanya Glen kesal.

"Belum belum, hp lo belum pecah soalnya" Ledek nya sambil menjulurkan lidah.

"Awas lo ya!" Ucap Glen sambil menatap Kanaya seakan akan Kanaya santapan nya.

Kanaya yang tau akan situasi, dengan cepat lari keluar halaman rumahnya.

Tiba tiba hujuan turun, membuat Kanaya lebih leluasa menggoda Glen yang sedang mengejar nya.

"Rasain lo!  Dasar cemen, ngejar gue aja gak bisa" Ledek Kanaya

"Kanaya hujan, ayo pulang!" Teriak Glen yang mencoba kembali mengejar Kanaya.

"Gamau" Ledeknya lagi, mau tidak mau Glen kembali mengejar Kanaya di bawah guyuran hujan.

Hujan menjadi saksi bisu kebahagiaan keduanya,rasanya Glen sangat bahagia melihat Kanaya bisa tertawa seperti sekarang. Begitupun dengan Kanaya, setidaknya kehadiran Glen sekarang bisa membuat nya melupakan masalah yang sedang Ia hadapi sekarang.

Bersama Glen, Kanaya selalu bahagia.










Ah mungkin gaje:(
Maaf yaaa hehe:)

Jangan lupa vote dan comment.




Sabtu, 27/8/19.

STRESSED (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang