STRESSED 24

4K 151 2
                                    

Percuma menyesali hal yang sudah terjadi.













"Udah siap De? Barang kamu awas ada yang ketinggalan"

"Udah kak, berangkat nya jam duabelas kan?"

"Iya"

"Naya kerumah Glen sebenar boleh? Buat pamitan"

"Yaudah cepet ya, bentar lagi mobil datang jemput kita sambil bawa barang barang"

"Iya Kak sebentar"

Hari ini hari perpindahan Kanaya, tapi tidak ada seorang pun tau.
Kanaya akan menemui Glen terlebih dahulu, sekalian menitipkan surat untuk sahabat sahabatnya kepada Glen.

"Asalamualaikum"

Tidak ada sahutan.

"Glen" Kanaya kembali mememcet bel rumah Glen, namun yang keluar pembantu nya.

"Loh Neng, ada apa?"

"Glen ada?"

"Den Glen ke Yogya sama Nyonya, paling pulang besok"

"Oh gitu ya, yaudah Kanaya nitip ini boleh?"

Kanaya memberi paperbag "Oh siap Neng"

"Yaudah Bi, saya permisi"

Kanaya menatap sendu rumah Glen.
Nanti Kanaya akan merindukan semuanya.
Menjahili Glen.
Tiduran di kamar Glen.
Numpang makan di rumah Glen.
Semuanya, Kanaya pasti akan merindukan.

Setelah menahan tangisnya Kanaya melangkahkan kakinya dengan perasaan hampa.

Ini hari terakhir nya disini.

Untuk Glen, Kanaya berterimakasih banyak kepada laki laki itu.

Kanaya sangat menyayangi Glen, dan Kanaya sadar jika Glen sudah merebut hatinya.
Ya, Kanaya mencintai Glen. Terlambat bukan?

****

Empat gadis cantik sedang bercanda gurau di dalam kamar, ada yang sedang mengecet kuku. Ada yang sedang memainkan ponsel nya sambil tersenyum.
Suara dentuman musik sudah mereka acuhkan.

"Mil lo sakit?" Tanya Mey melihat Mila sadari tadi diam, padahal teman teman nya sudah sibuk sendiri bahkan Nisa sudah tidur nyenyak. Dasar kebo.

"Kemarin Dion nembak gue"

Merasa tertarik Melly, dan Mey mendekati Mila sedangan Nisa masih terlelap "Kok Bisa? Harusnya lo seneng dong"

"Iya, dia bilang kalo aja Kanaya nggak bilang kalo gue juga suka sama Dion mungkin Dion bakalan nyerah"

"Maksud lo gimana sih?"

"Jadi selama ini Dion nemuin Kanaya, dia minta bantuin Kanaya buat deketin gue. Dion sempet nyerah. Lo tau sendiri lah sikap gue, tapi waktu itu dia ketemu Kanaya lagi. Dia nyeritain semuanya dan Kanaya yang nyuruh Dion jangan nyerah"

"Dan Dion bilang, waktu itu Kanaya keliatan sedih banget."

"Mil..."

"Jadi kalian ngerasa jahat banget gak sih?"

"Eungh.... Ada apa? Kok muka kalian serius banget"

"Kanaya..."

"Kenapa si cabe itu?"

"Dan lo Nis, gue tau kalo lo suka sama Febrial. Kanaya juga tau sebelum dia mergokin lo waktu itu. Tapi dia diem, dan lo tau? Kanaya jauhin Febrial demi lo" Ucap Mila dengan nada bersalah nya membuat Melly dan Mey menatap Mila dan Nisa bergantian.

"Dan disini gue sama Melly juga keterlaluan"

Semuanya diam, memikirkan kejahatan yang mereka lakukan selama ini.

*****

Besoknya pagi pagi sekali Glen dan keluarga pulang, Setelah selesai mandi Glen langsung menghampiri Kanaya dirumahnya tak lupa oleh oleh di tangan kirinya yang Glen bawa untuk Kanaya.

"Kok dikunci sih?" Tanya Glen sendiri, tak biasanya gerbang Kanaya dikunci.

"Kanaya"

"Naya"

"Assalamualaikum Glen datang"

Tak ada sahutan.

"Glen"

"Eh lo Rob, kapan datang?" Tanya Glen pada Robi tetangga Kanaya sekaligus tetangganya

"Dari kemarin, kuliah lagi libur jadi gue balik"

"Oh gitu ya"

"Ngapain lo teriak teriak dirumah yang udah nggak ada penghuni nya?"

"Hah? Ada kali Rob"

"Nggak ada sejak kemarin"

"Maksud lo gimana? Ngaco!"

"Gue serius, kemarin Kanaya sama Kakaknya pindah. Orang dia kerumah gue pamitan. Gatau pindah kemana gue gak sempet nanya soalnya gue mau pergi kemarin buru buru"

"Jangan becanda deh Rob!" Elak Glen, jantung nya berdegup tak terima.

"Yeh, lo tanyain pembantu lo. Siapa tau dia kerumah lo kemarin"

Tanpa mengucapkan terimakasih, Glen berlari kerumah nya untuk mencari tau keberadaan Bibi.

"Mah Bibi dimana?"

"Lagi masak, ada apa?"

"Biiiii" Teriak Glen

"Iya Den, kenapa?"

"Kemarin Kanaya kesini?"

"Iya, tapi Den belum pulang. Terus Neng Kanaya nitipin sesuatu buat Den. Sebentar Bibi ambilkan"

Pandangan Glen kosong.

"Nih Den"

Paperbag berwarna merah muda polkadot sudah berada ditangan nya.

Glen membuka, ada 5 surat disana.
Dan figura yang berisi fotonya bersama Kanaya.

Nafas Glen tercekat, membuka satu surat yang tertulis namanya.

Untuk Glen.

Hai Glen, lo udah buka suratnya?  Pasti pas baca lo marah sama gue.
Maafin gue ya, karna gue nggak ngasih tau lo kalo gue mau pindah hehe kan suprise😋
Gue mau bilang makasih, karna lo udah ngajarin gue banyak hal.
Lo udah baik, lo mau dengerin curhatan gue dengan sukarelawan.
Gue nggak tau harus balas lo pake apa Glen.
Gue udah anggap lo itu kaya Kakak gue sendiri hehe, tapi setelah gue tau kalo lo punya perasaan lebih buat gue.
Gue syok, gue masih nggak nyangka sama isi hati lo. Dan harus lo tau, ternyata gue baru sadar kalo gue sayang sama lo. Gue Cinta sama lo. Hehe terlambat ya?
Semoga lo bisa nemuin yang terbaik dari gue, Sukses terus ya.
Jangan nakal, Seminggu lagi lo bakalan pergi jauh buat studi. Lo cari bule bule disana buat jodoh.

Udah dulu Glen, sampai bertemu dilain waktu❤

Gue sayang lo Glen

Kanaya cantik.


Mata Glen berair, untuk pertama kali dirinya menangis karena Kanaya.
Wanita yang membuat nya jatuh cinta sejak dulu.
Ada rasa senang kecewa marah.
Senang, akhirnya rasa cinta nya terbalaskan. Sedangakan marah dan kecewa karna Glen tidak bisa bertemu Kanaya untuk terakhir kalinya.

Glen menatap foto dirinya dan Kanaya, senyum miris nya mengembang. Sangat menyedihkan.

Dilirik nya empat surat tadi.
Dan ada satu stiknotes.

Empat surat ini gue titipin buat sahabat gue ya. Bilangin ke mereka kalo gue sayang mereka.























Surat apa ni yang mau Kanaya kasih buat sahabatnya?
Maaf aku lama up



Selasa  14 mei 19.

STRESSED (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang