Hidup ini adil kok, yang kadang bikin kamu merasa tidak adil itu adalah pikiranmu sendiri, jangan menakar kehidupan kamu dengan kehidupan orang lain.
Minggu pagi, bagi sebagain orang hari yang sangat menyenangkan untuk menghabiskan waktu berlibur bersama orang tersayang, hari yang sangat ditunggu tunggu untuk berlibur dengan keluarga.
Beda halnya dengan Kanaya, jika sebagain orang menyukai berlibur di akhir pekan Ia lebih memilih untuk hanya sekedar berbaring di kasur kecil miliknya.Tok. Tok tok
"Kanaya bangun de, udah siang" Teriak Desi dari dapur.
Tak ada sahutan dari adiknya, akhirnya Desi membangunkan Kanaya di kamarnya.
Cahaya matahari menusuk wajah manis Kanaya.
"Bangun Naya" Desi menatap Kanaya dan mengelus elus kepalanya.
"Hmmm" Kanaya memejamkan matanya kembali.
"Kakak udah siapin kamu sarapan ya de, kakak lembur lagi mungkin pulang lebih cepat kamu langsung mandi sarapan jangan lupa, kalo mau keluar jangan lupa kabarin kakak. Maaf kakak ninggalin kamu lagi" Desi menatap Kanaya dengan sendu.
Tak mau air mata nya menetes di depan adiknya, Desi melangkahkan kakinya keluar.
Kanaya yang sadar kakakanya, telah pergi akhrinya membukakan mata dan meneteskan cairan bening dengan bebas yang sadari tadi ditahan untuk meluncur dari wajah cantik nya.
"Maafin Kanaya kak, Kanaya nyusahin kakak terus" Ucap Kanaya pada dirinya.
****
Setelah membersihkan rumahnya, Hari ini Kanaya berniat akan menyantai di rumahnya.
Tak lama ponsel Kanaya berdering.
Febrial
Nay lo dimana?
Rmh
Gue jemput
Gbsa
Kenapa? Plis nay:))
Lain kali ya.
Lo sehat kan? Lo gaada masalah? Kenapa lo jauhin gue sih nay!
Kanaya
Kanaya
NayRead.
Kanaya hanya membaca pesan dari Febrial, tanpa berniat membalasnya.
Sebenernya dada Kanaya sesak. Bertingkah seperti tidak membutuhkan kehadira Febrial di hidupnya.****
16.30
Kanaya bosan merasa cacing di perut nya menyerang, akhirnya pergi mencari makan karena Desi belum pulang kerja sehingga tak ada apapun dirumah nya.
Kanaya melangkahkan kakinya ke supermarket.
"Kanaya!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STRESSED (Completed)
Teen FictionBeberapa orang begitu hebat menguatkan orang lain, menyabari hati yang rapuh, dan menenangkan resah dari dada yang sesak. Lantas saat sendirinya terluka dan rapuh, Ia terlalu lemah untuk menguatkan dirinya sendiri. Kehilangan hangatnya keluarga, I...