Jika disampingmu, gelisah ku bilang. Terimakasih :) .
Kelas Kanaya sangat ramai, mereka sedang membagi tugas untuk siapa yang akan mengikuti lomba antar kelas nanti.
Kanaya hanya mendengarkan ketua kelas, sambil menompang dagunya diatas meja.
Tadi pagi Desi menyuruh Kanaya beristirahat saja, karena badan Kanaya masih sedikit hangat.
Tapi Kanaya menolak, alasanya Kanaya ingin menghabiskan waktu seminggu nya di sekolah.
Akhirnya Desi mengizinkan Kanaya untuk pergi ke sekolah diantar oleh Glen.
Kanaya tadinya menolak, bisa bisa laki laki itu protes kepada Kanaya.
Dan yap benar saja, Glen menyuruh Kanaya untuk tidak sekolah.
Kanaya memasang wajah nya yang pura pura ingin menangis, akhirnya Glen menuruti perintah Kanaya walaupun wajah nya ditekuk kesal.Tapi sampai di sekolah, keempat sahabat Kanaya tidak ada yang menegur nya atau sekedar basa basi saja. Malah yang ada mereka melirik sinis Kanaya, Kanaya hanya bisa tersenyum.
"KANAYA" Teriak Andre ketua kelas.
Kanaya mengerjap kan matanya kaget "Eh apa?" Tanya nya kikuk, Sejak tadi Kanaya memang melamun tidak mendengar kan omongan Andre di depan.
"Lo mikirin apa sih?"
"Gapapa" Ucap nya.
"Lo ikutan basket Putri ya"
"Loh, kok gue sih?"
"Gak ada lagi, semua udah kebagian. Tinggal lo sama si Santi"
"Yaudah Santi aja lah!"
"Santi lagi gaenak badan, jadi lo aja ya" Wajah Andre memelas menunggu jawaban Kanaya.
Apa Andre gila? Kanaya juga sedang tidak enak badan. Tapi karena tatapan penuh harap dari teman teman sekelasnya akhirnya Kanaya mengangguk setuju.
"Nah gitu dong! Oke, sekarang kalian semua siap siap, bentar lagi basket Putri di mulai. Buat yang kebagian jadi peserta lomba lain, cepet ke lapangan. Kalian yang belum dapet giliran sekarang jadi supporter dulu ya" Ucap Andre yang di beri anggukan oleh teman teman sekelasnya.
Terik matahari membuat wajah Kanaya di banjiri oleh keringat.
Sambil berlari di lapangan Kanaya mengelap keringat yang sadari tadi mengucur di pelipisnya.
Sekarang giliran kelas Kanaya untuk lomba basket putri.
Di sana Kanaya satu tim dengan Nisa.
Sejak tadi Kanaya mencoba meng-dribel bolanya, tapi direbut oleh Nisa. Padahal kan Kanaya dan Nisa satu tim. Lagi lagi Kanaya hanya bisa tersenyum.Matanya mengerjap, pandangan nya tiba tiba menjadi buram.
Dugh.
Kanaya tersungkar "Akh" Ringisnya, sebelum benar benar memejamkan matanya lemah.
Kanaya melihat bayangan Nisa di depanya, sambil tersenyum licik sebelum semua menjadi hitam.****
"Kalian keterlaluan tau gak!" Bentak laki laki itu.
"Apanya yang keterlaluan sih?" Tanya nya cuek.
"Lo Gila! Kenapa lo nyerang tim lo sendiri. Lo bener bener Gila, gue liat sendiri kalo lo sengaja ngelakuin itu"
"Ah dianya aja yang gak becus main basket, lo sih segala nyuruh dia"
"Gue nggak abis pikir Nis, lo sahabat Kanaya. Kenapa tega." Andre pergi meninggalkan Nisa dengan raut tidak merasa bersalahnya.
"Eh tapi kita jahat gak sih?" Tanya Melly
"Kan Nisa gak sengaja Mel"
"Tapi kita tadi gak ada yang bantuin dia, terus keliatanya Kanaya tadi emang lagi gak enak badan deh"
"Udah deh biarin, mending ke kantin yuk" Ajak Mila yang di setujui ketiga sahabatnya.
"Syukurlah lo udah sadar" Ucap Glen lega.
Saat ini Kanaya sedang berbaring dikamar nya, tadi Glen sempat menghubungi Kanaya tapi ponsel nya diangkat oleh teman sekelas Kanaya.
Temen sekelas Kanaya mengatakan jika Kanaya pingsan dan sedang di bawa ke UKS. Tanpa berfikir lama akhirnya Glen menyusul Kanaya dan membawa gadis nya untuk istirahat dirumah saja."Kok gue bisa di kamar?" Tanya nya heran sambil mengingat kejadian tadi.
"Dibilangin ngeyel, gue kan bilang lo itu sakit! Malah ikutan basket, kena bola terus pingsan! Gue gak habis fikir kenapa sahabat lo gak ngeliatin Batang hidung nya ya. Waktu gue nyamperin lo di UKS gak ada siapa siapa disana, mangkanya gue bawa lo pulang aja" Ucapnya sambil menahan emosi.
Kanaya mencerna ucapan Glen, yap benar. Mereka tidak ada yang peduli kepada Kanaya.
"Iya iya maaf" Senyum nya, lagi lagi Kanaya tersenyum.
"Bandel, jangan lagi ya" Ucap Glen lembut sambil mengelus elus pipi Kanaya.
"Iya Glen bawel!"
"Rese lo!"
"Eh Nay, lo makan apaan sih? Badan lo gila, berat banget. Rasanya tadi gue habis gendong karung beras deh!" Ledek nya, sambil memasang wajah lemas.
"Enak aja, gue ideal kali! Lo aja yang kerempeng" Ucap Kanaya, bibir nya mengerucut kesal.
"Serius Nay berat, lo harus diet deh! Pantes gak laku, badan lo aja kayak karung beras"
"Gue bukan gak laku, sialan lo!"
"Terus apa dong?"
"Ya..ya.. Gue kan-"
"Hahaha! Muka lo Nay, yaelah pake acara gugup. Udah kalo gak laku ya akui aja!" Tawa Glen meledak, apalagi melihat raut kesal Kanaya
"Puas lo?!" Tanya Kanaya janggah.
"Belum ah, lo sih puas gak? Kalo belum sini gue puasin"
"Najis dasar omes!"
"Gue normal berarti"
"Udah ah sana sana, mending lo balik. Ganggu tau gak"
"Lo seneng banget ya ngusir gue!"
"Emang! Sana"
"Yaudah deh gue pulang, cepet sembuh sayang" Senyumnya tulus sambil mengelus elus Puncak kepala Kanaya.
Pipi Kanaya bersemu merah, dasar Glen sialan!
"Sayang sayang, enak aja lo!" Sebisa mungkin Kanaya menahan senyum nya.
"Hehe, kan emang gue sayang sama lo"
"GLEN PERGI!!" Teriak Kanaya.
Glen terkekeh geli melihat tingkah Kanaya, apalagi pipinya yang mendadak merah bak-tomat.Selasa, 23/4/19
Double up nih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
STRESSED (Completed)
Fiksi RemajaBeberapa orang begitu hebat menguatkan orang lain, menyabari hati yang rapuh, dan menenangkan resah dari dada yang sesak. Lantas saat sendirinya terluka dan rapuh, Ia terlalu lemah untuk menguatkan dirinya sendiri. Kehilangan hangatnya keluarga, I...