22: Sekian Kali

1.4K 126 7
                                    

Assalamualaikum..
Maaf ya baru bisa up hehe adakah yang nungguin? Gak ada keknya ya:D

Semoga gak kecewa ya sama up kali ini. Mungkin scene nya drama bangetsss hihi

🌹 🌹 🌹

Radinka bersama Raani dan Aleeta tengah duduk di atas rerumputan Taman Wisata Punti Kayu. Setelah mengelilingi beberapa tempat wisata yang menarik di Palembang, mereka berakhir berada di sini.

Meski dia terlihat menikmati perjalanannya namun hatinya terasa ada sesuatu yang mengganjal. Tadi saat mereka berkeliling di Benteng Kuto Besak, Radinka sengaja mengajak Didit berbicara disaat sepupu-sepupu dan ketiga keponakannya itu tengah asyik berfoto bersama.

Dia menanyakan persoalan Arya yang menyusul dirinya tempo hari dan Didit membenarkan semuanya namun dia berkata;

"Soal dia atau siapa yang bawa lo ke rumah sakit, gue nggak tau, Di."

Radinka paham, mungkin Didit memang tidak tahu. Seorang Arya mana mungkin berkata jujur bahwa dirinya yang menolong. Kalau tidak ada Akina, mungkin saja semua itu tidak akan ada yang mengetahui.

"Menurut kamu, Arya berubah nggak sih, A'?"

"Menurut lo? lo ngerasa dia berubah?" Didit malah balik bertanya setelah hening beberapa saat.

"Sedikit, dia menjadi sosok yang dingin dan ketus sejak kita kuliah. Dia juga ... A' Didit marah nggak jika aku mengungkapkan suatu hal buruk tentangnya?" Sebelum mengungkapkan semuanya, dia memilih bertanya terlebih dahulu agar tidak terjadi permusuhan diantara Didit dan Arya.

Didit menggeleng, tentu saja dia tidak akan marah.

"Dia sudah terlalu banyak berbohong A'. Terutama pada diriku." Dan mengalirlah cerita tentang kenyataan yang dia dapatkan secara berturut-turut. Dan ya ... tak lupa pula tentang Arya yang berbohong manggung di pernikahan saudara Dhelia padahal tidak.

Dan apa reaksi Didit? Radinka berpikir lelaki itu akan sedikit kecewa atau tak menyangka setelah mendengar ceritanya tapi, semuanya salah! bukan reaksi seperti itu yang dia dapatkan melainkan, "Apa lo punya rasa sama dia, Di?"

Terdiam dan bergeming. Itulah yang Radinka lakukan. Kenapa? kenapa Didit menanyakan hal itu. Apakah terlihat bahwa dirinya memiliki rasa pada Arya?

"Inka, ayo foto bareng kita, Dek!" Beruntung, Raani meneriaki namanya dan mengajaknya berfoto, jadi ada alasan buat dirinya tidak menjawab pertanyaan sahabatnya itu.

🌹


"Alhamdulillah akhirnya sampai juga!" seru Raani melebarkan senyumnya begitupula Aleeta dan disusul Radinka. Mereka kini sudah sampai di rumah setelah seharian penuh berkeliling Kota.

"Ndaaaa, gendoooong!" rengek putri Aleeta dan Faisal itu seraya merentangkan tangannya di hadapan sang Ibu namun yang menyambutnya bukan Ibunya melainkan sang Ayah.

"Sama Abi aja ya, Bunda capek," ujar suami Aleeta itu sembari mengusap peluh di dahi istrinya. Radinka yang menyaksikan semuanya hanya mampu tersenyum dan membatin semoga kelak dia bisa memiliki keluarga kecil nan harmonis seperti kedua sepupu Didit.

"Ayah, Shasa di gendong sama Abinya. Ami juga mauuuuuuu." Mereka tertawa melihat tingkah putri sulung Raani dan Zakki.

"Nggak ah Ayah mau gendong Ummi aja!"

Raani segera menepuk bahu suaminya dan memelotot membuat mereka terkikik geli.

"Duh apa kabar yang singlelillah ini mah," celetuk Didit. Dia melirik ke arah Radinka yang terkekeh. "sabar ya, Di. Lulus kuliah plus dapet kerja, tunggu Aa' di rumahmu."

Luka dalam Prasangka ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang