Jam setengah tujuh pagi, Jin Ling sudah rapi dengan seragam SMA Jinlin Tai yang memiliki tema warna kuning. Kemeja putih lengan panjang, rompi kotak-kotak warna kuning dan celana panjang dengan motif yang sama dengan rompi, dan kaus kaki putih. Jin Ling kebetulan suka banget sama warna kuning, jadi otomatis ia juga suka seragamnya ini.
"Oh? Sudah rapi?" Om Wuxian tanpa mengetuk pintu, ngeloyor masuk kamar.
Jin Ling mengabaikan Om Wuxian. Ia menyambar tas ranselnya dan pergi ke ruang makan.
Om Wuxian cuman senyum dan ngikutin Jin Ling.
Di ruang makan sudah ada Om Wangji yang make celemek, lagi menata makanan dibantu Sizhui. Btw, Om Wangji pake celemek cute banget sumpah, motifnya kelinci sih.
"Selamat pagi, A-Ling," sapa SiZhui sambil tersenyum manis.
Ah--Jin Ling diabetes ditempat, tapi ditahan.
"Pagi," balasnya dengan gerakan tsundere.
"Ayo sini duduk. Mama juga," kata Sizhui selesai menata piring. Om Wangji juga melepas celemek dan duduk disalah satu sisi. Om Wuxian duduk disebelahnya. Sizhui ikut duduk di depan Om Wangji. Jin Ling akhirnya duduk terakhir disebelah gege-nya itu.
"Sebelum makan, ayo baca doa dulu," kata Om Wuxian sambil menunduk diikuti yang lain.
Setelah berdoa, mereka mulai makan dengan hikmat. Jin Ling nggak nyangka, ternyata meski Om Wangji pendiem, masakannya enak--dan nggak pedes kayak buatan Om Wuxian. Sayangnya dia agak keki soalnya Om Wuxian bawel banget pas makan. Apalagi Om Wangji dan Om Wuxian berlovey-dovey didepannya.
Ini jelas beda banget dengan keadaan dirumahnya, yang dimana Papa dan Mama-nya menjaga etika saat makan.
Hmz.
"Maaf ya, A-Ling. Papa sama Mama emang gitu. Nggak liat tempat," kata Sizhui mencoba membuat Jin Ling mengerti.
Jin Ling mengangguk, meski masih ilfil.
"Kamu makan yang banyak ya, A-Ling. Ini," Sizhui, sebagai kakak sepupu yang baik, menaruh beberapa daging di piring Jin Ling.
"Eh, Gege, ini kebanyakan!" Jin Ling buru-buru menghentikan Sizhui yang ingin menaruh beberapa daging lagi. Jin Ling bahkan tidak yakin akan menghabiskan makanan dipiringnya.
Sizhui mengerutkan alisnya. "Kamu harus makan lebih banyak!"
"Emoh!"
Dih, keluar 'kan bahasa Jawa-nya.
Sizhui mengalah.
Setelah makan, Sizhui yang sudah punya SIM mengantar Jin Ling ke stasiun naik mobil. Waktu pertama kali kesini, Jin Ling dan Om Wangji-Om Wuxian naik mobil mini-van, sekarang naik mobil pick-up, alias mobil bak terbuka. Kata Sizhui, sekalian mau ngambil makanan kelinci di kota. Jin Ling ngangguk aja.
Perjalanan dari rumah Om Wangji ke stasiun membutuhkan waktu sekitar 10 menit kalau lewat jalan pintas. Jalan pintasnya lewat jalan curam gitu, Jin Ling merinding dan teriak-teriak selama perjalanan.
Pas udah sampe di stasiun, Jin Ling masih pucat karena jalan pintas. Sizhui peka keadaan dan membukakan pintu mobil buat Jin Ling, lalu membantunya turun.
Berasa princess tau gak...
Princess Jin Ling--
Hmz, lumayan juga...
"Kamu nggak papa?" Sizhui dengan khawatir menepuk bahu Jin Ling.
Meski masih pucat, tapi sudah mendingan, jadi Jin Ling berkata, "Nggak papa. Aku langsung aja, Ge. Dadah," Jin Ling ngibrit masuk ke dalam stasiun. Malu, tadi mukanya Sizhui deket banget sama dia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupuan [ hiatus ]
FanfictionJin Ling dititipkan pada adik ibunya, Wei Wuxian dan sang suami, Lan Wangji, karena kedua orangtuanya ingin honeymoon. Awalnya sih, Jin Ling kesel banget tinggal bareng Om-nya yang heboh dan iseng itu. Tapi sejak kenal Lan Sizhui, kok rasanya setiap...