Gombal, bukan lap

2.3K 337 75
                                    

Jin Ling:

"Kamu tau nggak apa bedanya kamu sama teddy bear?" tanya Jin Ling dengan wajah malu.

Sizhui tersenyum sambil menggeleng. "Nggak."

"Nggak ada bedanya, pengennya meluk aja!" Jin Ling nyelosor meluk Sizhui. Wajahnya tapi udah merah semerah bungkus samyang nuclear.

Ini masih di bumi kan? Sizhui tidak percaya dengan ke-UwU-an yang terjadi didepan mata.

.

.

.

Lan Sizhui:

"Eh apa nih!?" seru Sizhui tiba-tiba menggaplok sisi kanan Jin Ling.

"Hah apaan!?" Jin Ling kaget langsung meringkuk.

"Iya ini apaan?" Sizhui menunjuk Jin Ling.

"Eh? Hah? A-aku Jin Ling?" jawab Jin Ling nggak yakin.

"Bukan," kata Sizhui. "Ini sih jodohku."

Tewaskan Jin Ling saja, ya Author.

.

.

.

Lan Jingyi:

"Hey guys! Aku muncul lagi, ehehehee," Jingyi nyengir kuda.

Baik Sizhui dan Jin Ling diem aja.

"Eh, eh, eh, apaan nih... kok diem semua? Nggak ada sambutan paket cofetti, cracker, atau apa gitu kek."

Sizhui dan Jin Ling diem aja.

Jingyi mendadak malu sendiri. "Eh, guys, jangan kacang begitu dong. Malu nih, gue."

Masih nggak ada respon.

"Guys, plis deh."

Jingyi akhirnya ikut diem bersama Sizhui dan Jin Ling. Tapi dia misuh-misuh sendiri, "Mentang-mentang aku nggak ada pasangannya jadi trisum sama Sizhui-JinLing. Nggak ada gombalnya sama sekali lagi."

Yauda nanti kamu jadi yutuber aja Jingyi, biar banyak yang mau sama kamu :D

.

.

.

Wei Wuxian:

Jadi satu hari penuh cuman buat ngajak Wangji jalan-jalan di taman hiburan. Disitu pokoknya Wuxian gombalin Wangji sampe telinga Wangji merah. Nggak tau gimana caranya, aduh jangan minta di tampilin, nanti lewat rated lagi...

.

.

.

Lan Wangji:

Wangji menatap Wuxian.

Wuxian menatap balik Wangji.

Tatap.

Tatap.

Tatap.

Tatap.

Pipi Wuxian mulai memerah, dan Wuxian meluk Wangji dengan erat. Oke sip.

.

.

.

Lan Xichen:

Lagi konferensi meja bundar, eh konferensi mafia-mafiaan gitu. Semua ketua mafia duduk dikursi masing-masing didepannya meja yang budar. Ya sama aja sih konferensi meja bundar.

"Jadi mau gimana? Kalo toko itu dihancurin, ekonomi kita juga ikut ngaruh," ujar Jiang Cheng serius. Tangannya memainkan sebuah pulpen besi.

"Eh, tapi nggak bakalan ngaruh sama kondisi ekonomi rumah tangga kita 'kan?" Xichen bertanya dengan nada sok polos.

Jiang Cheng tersenyum lebar dengan telinga merah. Liat aja ntar lo, BAMBANK! Pulpen di tangannya hancur berkeping-keping.

XIchen: Oh, kita lihat saja nanti A-Cheng *smirk*

.

.

.

Jiang Cheng:

"GAMAO, MASIH KESEL DIGOMBALIN DI DEPAN SEMUA KETUA MAFIA!!!"

.

.

.

Jin Zixuan:

Zixuan tuh kalo pake dasi sukanya dipakein sama istrinya. Biar mesra--kata dia dalem hati.

"Mamah!" Zixuan berjalan menuju dapur dimana Yanli biasanya mangkal. "Dasi nih!"

Yanli dengan sigap mematikan kompor, lalu berdiri dihadapan suaminya dan memakaikan dasi dengan rapi.

"Mm... Mah, nanti habis Papah pulang, Mamah dirumah kan?" tanya Zixuan gugup.

"Eh? Iya dirumah, nggak kemana-mana," jawab Yanli bingung.

"Karena A-Ling masih di rumah Lan, nanti kita nonton Gundala yuk?"

Eh, Bapak Zixuan, kalo mau romantisan dikit nonton yang genrenya romance napa.

Pipi Yanli memerah. Dia connect. Yanli mengangguk malu. "Boleh."

Pasangan ini jadi awkward.

Jin Ling: Iya, aku suka jadi nyamuk kalo Papa sama Mama lagi mesra. Kadang-kadang suka ditelantarkan kalo udah ngedate.

.

.

.

Jiang YanLi:

Zixuan capek. Rapatnya tadi rada rumit dan sempet riwuh. Untung aja sekarang lagi istirahat makan siang. Untung aja dibawain bekel sama istri tercinta.

Zixuan mengeluarkan bekalnya dan membuka isi tupperwarenya.

Dan Ulala!

Bekal buatan istrinya UwU sekali! Dihias dengan sedemikian rupa sampai-sampai ada tulisan besar di tengahnya. [ I L Y ] alias I Love You.

Zixuan segera memotretnya dan makan dengan penuh nikmat.

.

.

MET MALMING GUYS!!

Sepupuan [ hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang