Hujan

22.5K 1.3K 127
                                    

"Tik tik tik. Bunyi hujan di atap mobil. Airnya turun bergrujuk-grujuk. Cobalah tengok macet dan padat. Klakson semua..."

Tiiinnnnnn

Aku terkejut saat sebelahku menekan klakson dengan kerasnya.

"Kaget tau kak, jangan klakson sembarangan." Geramku.

"Berisik." Jawabnya aku mendumel pelan.

"Hujannya deras banget ya kak? Tambah macet deh pastinya." Kataku lagi.

Sebelahku ini hanya berdehem tanda setuju.

"Padahal masih jam 3 sore, tapi kenapa kayak udah maghrib ya?" Lanjutku dan dia balas dengan deheman.

Tiiinnnnnnn

Aku terkejut lagi, seperti tadi alasannya. Ku tatap orang di sebelahku dengan tatapan emosi. Aku orangnya gampang kaget.

"Kakak kenapa sih? Klakson terus?"

Dia menggerakkan dagunya kedepan, dan otomatis langsung kuikuti.

Oh ternyata alasannya adalah mobil depan kami tidak kunjung bergerak, padahal lampu lalu lintas sudah berganti warna menjadi hijau.

Aku melipat kedua tanganku di depan perut, lalu bersandar di sandaran jok mobil.

"Tidur." Katanya, aku menatapnya sebentar.

"Nggak ngantuk." Jawabku.

Entahlah setelahnya apa aku tidak tahu, yang pasti saat aku membuka mata hujan sudah berhenti dan aku sudah sampai di depan rumah. Aku menengok sebentar, ku dapati dia yang sedang asyik bermain game di ponselnya.

"Udah sampe kak?"Tanyaku lalu meregangkan beberapa otot badanku.

Hanya anggukan sebagai balasan.

"Mau masuk dulu?" Tanyaku membuatnya menggeleng tetapi masih fokus pada game-nya.

"Yaudah." Kesalku, membuatnya mem pause gamenya lalu menarik tanganku saat akan keluar dari mobil.

"Makan, sholat, selesein tugas, terus tidur. Nggak usah begadang." Sarannya, aku mengangguk lalu tersenyum.

"Kakak juga ya. Hehe" jawabku lalu aku membuka pintu mobil dan keluar dari mobil.

"PAIPAI KAK DOYOUNG! HATI-HATI SARANGHAE!" Teriakku saat mobil kak Doyoung sudah berlalu dari hadapanku.

"BERISIK BEGO!" Suara aneh yang keluar dari jendela kamar atas. Aku mendongak lalu menjulurkan lidahku mengejeknya. Dan hal itu membuat dia melemparkan botol air mineral kosong kearahku, eh tapi tidak kena karena aku langsung berlari masuk kedalam rumah.

"MAMA,,, GADISNYA MAMA PULANG!!" Teriakku saat masuk kerumah sambil terus berjalan masuk.

"Gadis, jangan teriak. Udah malam." Ucap mama lalu mencubit pipiku.

Aku hanya terkikik.

"Mandi sana. Bau!" Aku mencoba memeluk dan mencium mama, tapi selalu di tangkis.

Aku lupa, mamaku dulu atlet karate jadi pandai kelahi.

Kemudian aku berlari menaiki tangga menuju kamarku.

Setelah semua kegiatanku selesai termasuk mengerjakan tugas aku keluar dari kamar dan berkumpul bersama mama serta kakakku tersangka pelempar botol air mineral dari lantai dua.

"Mamamamammamamam...." Kataku sambil memainkan lengan mamaku.

Aku sering seperti ini, merasa gemas pada mamaku sendiri.

Fierce Bunny (KIM DOYOUNG) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang