Stenografi

6.1K 702 29
                                    

Tau nggak, huruf garis tegak miring lurus, lengkung-lengkung yang membingungkan? Kata dosenku ialah huruf stenografi. Dan harus wajib ku pelajari di semester ini. Asing sekali aku mempelajari, lebih enak belajar aksara jawa atau huruf hangul.

Dan sekarang ibu dosen terhormatku sedang menulis garis-garis di papan tulis. Padahal aku ini duduk di bangku paling depan, tapi tetap aja. Aku belum juga paham. Sama sekali malah.

Aku membuka ponselku, menggeser lockscreenku. Tidak ada chat, kak Doyoung tidak membalas chat ku.

"Sekarang kalian coba tulis di kertas. Huruf t, dari atas ke bawah 2 ruang dengan sudut 60 derajat." Seru ibu dosen.

Aku mengikutinya.

Oke huruf T.

60 derajat seberapa ya?

"Buat persegi untuk membantu melihat sudutnya." Tambahnya kurasa ibu dosen ini bisa membaca fikiranku.

"Ini udah bagus, tapi kurang condong." Ucapnya padaku, beliau di depanku sekarang.

Dan 100 menitku ku berkutat dengan garis huruf stenografi.

"Aduh susah bener deh belajar steno." Keluhku kemudian menyeruput jus jambu yang kupesan. Sekarang sudah istirahat aku, Mark, dan Haechan sudah duduk di salah satu bangku kantin.

"Padahal mah gampang tau." Kata Haechan, dia enak dia gampang belajar.

"Yaudah ajarin sampe gue mahir." Tekanku di kata Mahir.

Haechan berdecak.

"Boleh asal gue jadi bapaknya Mark." Tambahnya.

Aku mengernyit.

PLAK

"Bego kan? Mau diamuk kak Doyoung?" Itu suara Mark dan juga tadi tamparan dari Mark.

Haechan hanya tersenyum. Kemudian mengacungkan kedua jarinya membentuk huruf 'v'.

"Lucas mau berangkat kapan?" Tanyaku.

"Katanya besok, kalo sekarang dia belum siap menerima pelajaran steno. Nanti malah yang ada otaknya kram." Jawab Haechan.

Ngawur memang Haechan ini.

Oh ya, kenapa aku berteman dengan 3 lelaki? Karena mereka memiliki sangkut paut dengan kakakku. Ada sih teman perempuan, tapi semuanya banyak gaya. Milih-milih pertemanan, padahal aku ikut sana-sini gak ada geng yang paten. Soalnya memang gak punya geng.

"Permisi!" Seru teman sekelasku kemudian duduk di kursi kosong depan Haechan.

"Hm?" Jawab Haechan, aku dan Mark hanya menatapnya sekilas lalu balik lagi fokus pada makanan kami.

"Lagi makan ya guys?" Tanyanya.

"Nggak. Lagi macul." Jawab Mark, aku sedikit terkekeh.

"Eh, kok ada Taeya ya? Kenapa nggak mau ikut temen-temen cewek? Malah ikutan cowok? Oh jangan-jangan kamu pengen hits ya?" Tanyanya sambil menatapku jijik. Ewh aku juga jijik.

"Kok diem? Wah berarti bener. Kamu diapain aja sama cowok-cowok?"

"GOBLOK! PERGI NGGAK LO?" Seru Mark sambil menatap cewek tadi dengan marah.

"Eh, singanya marah." Ucapnya lalu berdiri.

"Padahal Taeya mengakui. Aduh murah banget." Tambahanya.

Byur!

Haechan menyembur cewek tadi, dengan air yang ada dimulutnya ia semprotkan tepat dia wajahnya.

Aku terkekeh.

Dia itu memang begitu, suka adu domba buat masalah sana-sini. Bingung juga cara ngeladeninnya. Jadi ya diem aja terserah dia mau apa.

Fierce Bunny (KIM DOYOUNG) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang