Finally

6.2K 632 78
                                    

.
.

Kak Taeyong tau masalah putusnya aku dengan kak Doyoung, dia awalnya ingin memenggal kepala kak Doyoung namun aku mencegahnya memberikan pengertian pada kakakku itu.

"Heh bocah, keluar dari kamar lo! Makan dulu! Lo dari kemarin belum makan!" Suara kak Taeyong sambil mengetuk pintu kamarku. Ah benar aku lapar setelah kejadian kemarin aku putus, aku belum menyentuh makanan sama sekali.

Karena sangat lapar, akupun keluar dari kamar. Disana kak Taeyong yang menatap wajahku langsung merubah mimik wajahnya dari sok galak menjadi sedih seketika.

"Lo kenapa? Wajah lo sembab. Lo nangis? Siapa yang bikin lo nangis? Temen kelas lo?" Tanya kak Taeyong bertubi-tubi, aku gak bisa jawab. Yang bisa kulakukan langsung menubruk tubuhnya memeluk kak Taeyong dan menangis lagi.

Memang kak Taeyong ini kakak paling nyebelin, tapi juga paling aku butuhin saat seperti ini.

Kami sudah berkumpul di ruang makan, aku dan kak Taeyong saja. Mama pergi keluar.

"Sekarang lo makan, abis itu cerita!" Perintah kak Taeyong dan ku angguki.

Aku memakan beberapa suap nasi. Ah rasanya ingin disuapi kak Doyoung. Tapi udah putus sama dia.

Selesai makan, bukannya membersihkan piring. Kak Taeyong menyuruhku cerita terlebih dahulu.

"Kenapa?" Tanyanya.

Aku mengambil nafas, "Taeya putus sama kak Doyoung." Dan lagi aku menangis.

"Dasar Doyoung brengsek." Kak Taeyong yang sudah berdiri langsung ku peluk perutnya, seakan aku tak memperbolehkannya keluar dari rumah.

"Udah." Kak Taeyong juga mengelus rambutku agar aku tenang.

Lalu ku ceritakan kejadian kemarin dengan jelas dan lengkap. Hingga kak Taeyong mengerti dan memahami alasan kami selesai.

Apa aku harus membuat video klarifikasi, agar tidak ada yang bertanya?



Mama udah tahu aku putus dengan kak Doyoung. Awalnya mama nangis dengar kabar itu. Nggak mau, kalau aku putus sama kak Doyoung. Tapi setelah beberapa minggu mama ikhlas juga.

"Taeya. Kok pulang sama Lucas, Mark, Haechan? Nggak pernah sama Doyoung lagi?" Tanya mama. Aku mendengus.

"Taeya udah putus sama kak Doyoung." Jawabku.

Mama langsung mematung, dan dalam hitungan detik air mata mama sudah bercucuran.

"Mama, kenapa? Kok nangis?" Tanyaku khawatir.

"Hiks. Mama nggak nyangka kalian sampe putus. Padahal hiks Doyoung baik, dia juga mantu idaman mama."

Aku hanya mengelus pundak mama, agar tenang.

"Mama pengen banget punya mantu Doyoung, dari awal dia jadi teman kakakmu. Main ke sini. Hati mama serasa udah diambil sama Doyoung.
Mau mama ajak nikah tapi kasihan Doyoung, mama terlalu tua. Makanya dulu mama sering ngijinin kamu buat nemenin kakakmu main band, supaya kamu bisa deket sama Doyoung. Nggak mungkin juga mama nikahin Doyoung sama Taeyong kan nggak halal."

Mama menghela nafas sejenak.

"Mama seneng banget, kamu bisa dapetin Doyoung. Mama ngerasa ada jalan gitu biar keluarga kita tuh nggak gini banget. Kocak semua. Kalo ada Doyoung ada yang serius ada yang ngerem kekocakan kita."

Lagi air mata mama turun. Aku hanya senyum menyimak curhatan mama.

"Doyoung juga udah ngelengkapin kamu banget. Dia tegas buat kamu yang labil. Dia juga nggak cerewet buat kamu yang kelebihan tenaga buat bicara. Dia juga pandai buat kamu yang-"

Fierce Bunny (KIM DOYOUNG) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang