"Hey nona, sedang apa kau di sana?" Tanya Lucas sambil berjalan kearahku.
"Duduk." Jawabku singkat.
Lucas mengambil sisi kananku lalu duduk. ia juga memberikan sekotak susu dari kantong plastik yang ia tenteng tadi.
"Pulang sama gue aja, gue antar sampai masuk rumah." Katanya, aku menggeleng. Sebab kak Doyoung sudah janji menjemputku tadi.
Tak lama kemudian aku melihat mobil kak Doyoung yang berhenti di depan gerbang. Akupun berdiri, lalu melambaikan tanganku pada Lucas dan berlari menuju mobil kak Doyoung.
"Halo kakak." Sapaku saat sudah duduk di kursi penumpang.
Kak Doyoung melajukan mobil.
Di pertengahan jalan, hp kak Doyoung terus berdering. Saat aku mengintip sedikit tertera 'SEJEONG IS CALLING' aku menatap kak Doyoung harap-harap cemas.
Kak Doyoung berhenti di pinggir jalan untuk mengangkat panggilan dari kak Sejeong sebab ia menelpon lebih dari 5 kali.
"Hm?"
...
"Apa? Sekarang lo dimana?"
...
"Jangan gegabah. Gue kesana."
Kak Doyoung kelihatan sangat panik, dan setelah meletakkan ponselnya dia langsung memutar setir mobil dan balik arah kembali menuju kampus. Sesampainya di kampus, ia langsung keluar akupun mengikutinya. Dia berlari menuju gedung kuliah aku tidak bisa mengimbangi sehingga hanya bisa berjalan pelan.
Aku telah sampai di gedung kuliah, dan aku melihat kak Doyoung sedang memeluk kak Sejeong sambil mengelus pundaknya. Disana Kak Sejeong menangis tersedu-sedu.
"Kak-"
"Gue antar pulang sekarang. Lo harus kuat." Ucap kak Doyoung yang langsung memapah kak Sejeong berjalan menuju pintu, mereka berhenti sebentar di sampingku.
"Antar Sejeong dulu." Ucap kak Doyoung, aku mengikutinya di belakang.
Di samping mobil, kak Doyoung membuka pintu depan entah ia hanya menatapnya saja kemudian menutupnya kembali. Lalu membuka pintu belakang dan memberikan jalan pada kak Sejeong agar masuk ke mobil.
Aku masih berdiri agak sedikit jauh dari mobil. Rasanya aku tidak ingin pulang dengan mereka, aku cemburu aku ingin menangis. Apa alasan kak Sejeong menangis, dan kekhawatiran kak Doyoung pada kak Sejeong yang terlalu berlebihan.
"Lo mau balik nggak?" Teriak kak Doyoung membuatku sedikit terkejut. Aku mengangguk lalu dengan cepat berlari menuju mobil, belum samapi lima langkah tali sepatuku terjepit pada kaki sebelahku dan membuatku terjatuh. Kak Doyoung nggak tahu, dia sudah masuk ke mobil. Sehingga menahan rasa sakit, aku memaksa berlari.
Untung aku memakai rok di bawah lutut sehingga luka tadi bisa kusembunyikan.
"Kak-" belum sampai aku bertanya, kak Doyoung sudah memotongnya dengan, "Tanya nanti."
Oke, aku akan diam sambil mendengarkan kak Sejeong menangis. Dan kak Doyoung yang mengendarai mobilnya seperti kesurupan.
Sesampainya di depan rumah kak Sejeong, yang sudah banyak sekali orang-orang berkumpul juga ada banyak karangan bunga dengan tulisan bela sungkawa.
"MAMA PAPA!" Teriak kak Sejeong lalu keluar dari mobil.
Kak Doyoung juga ikut keluar dari mobil menyusul kak Sejeong. Aku hanya diam di dalam mobil lalu air mata menetes sangat deras.
Aku merasa bersalah, sempat cemburu pada kak Doyoung karena kak Sejeong. Itu hal wajar.
Pintu mobil terbuka menampakkan wajah kak Doyoung, aku menatapnya sambil mengucurkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fierce Bunny (KIM DOYOUNG) -END-
FanfictionKisah kebucinanku dengan kakak Tingkat jurusan Kimia yang galak, tapi lucu seperti kelinci.