Lucas sudah pulang ke kontrakannya, jadilah aku di kontrakan tiga kunyuk ini. Mereka mengajakku ke sini.
Aku duduk di ruang tamu yang beralaskan tikar, mereka tidak mau membeli sofa karena terlalu memakan tempat.
Aku sudah menghubungi kak Doyoung jadi tenang. Aman, aku tidak akan kena omelannya.
"Hoi, Taeya. Ngapain bengong mulu." Kejut Haechan sambil memberikan aku segelas jus jambu.
"LUCAS!" Teriakku si empunya menjawab iya dengan teriakan pula.
Lucas keluar dari guanya alias kamar indahnya, katanya. Dengan sedikit susah berjalan karena harus menggunakan kruk sebagai penyangganya.
Dibantu Haechan, Lucas duduk di kursi yang sengaja di beli Mark sepulangnya Lucas dari Rumah sakit. Karena Lucas sulit duduk lesehan.
"Udah ngomong ke bunda lo?" Tanyaku, pasalnya Lucas benar-benar merahasiakannya dari ibunya.
Lucas menggeleng, kemudian malah tersenyum lebar.
"Tenang aja, bunda gue juga paling sibuk. Nggak papa. Ntar malah bunda khawatir lagi." Jawabnya, aku melihat sorot mata sedih yang terpancar. Lucas liburan semester kemarin tidak pulang, karena ia mengikuti ukm pecinta alam dan mendaki gunung selama seminggu.
"Lo nggak kangen apa sama bunda lo?" Tanya Haechan ikut nimbrung.
Lucas tertawa kecil.
"Ya jelas kangen lah, mana ada sih anak perantauan yang nggak kangen orang tuanya?"
Aku mengangguk setuju, sering saja saat acara menginap aku masih rindu mama.
"Cas!" Panggil Mark yang baru masuk dari pintu.
"Nih, ada paket." Tambahnya lalu memberikan bungkusan berwarna coklat.
"Gue belum ulang tahun udah dapet kado aja nih." Candanya lalu membuka bungkus tersebut.
Sebuah selimut, juga jaket berwarna senada yaitu biru dongker.
Lucas tersenyum lalu membelai selimut itu.
Aku, Mark dan Haechan hanya diam melihat pergerakan Lucas.
Dia mengangkat jaket dengan bordiran asli di bagian dada. Bertuliskan 'Lucasku.'
Awalnya ku fikir dari pacarnya, tapi setelah ada surat jatuh ternyata dari bunda Lucas.
"Bacain dong Chan." Kata Lucas memberikan surat yang ia pegang.
"Lah kok gue?"
"Lagi males buat baca, nih Taeya bacain."
Aku mengangguk dan menerima surat itu. Kubuka pelan, lucu ada gambar kartun dan tulisan grafiti kalau tidak salah tulisannya 'kalukas' kutebak ini dari adeknya Lucas.
Untuk Lucasku
Anak gantengnya bunda.Lucas, bagaimana kabarnya nak? Nggak pernah nelfon bunda sekarang? Lucas sehat kan? Nggak kelaperan kan? Bunda keinget Lucas terus setiap bunda masak. Bunda selalu mikir setiap kita makan Lucas makan apa? Lucas makan nggak? Lucas tambah gemuk atau kurus?
Lucas, anak bunda. Bunda kangen sama Lucas, dedek juga kangen abangnya. Lucas pasti sibuk banget ya? Jangan terlalu sibuk, istirahat juga perlu ya nak.
Ini bunda beri jaket, sengaja beli kemarin yang pilihin dedek loh. Itu bunda bordir juga, takutnya nanti di kampus Lucas ada yang sama. Biar nggak ketuker.
Oh ya, selimut itu bunda jahit sendiri. Sebelumnya bunda minta maaf ya, itu bekas kain perca sisa seragam buat anak TK. Tapi bunda cari yang warna biru. Lucas sukanya warna biru kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fierce Bunny (KIM DOYOUNG) -END-
Fiksi PenggemarKisah kebucinanku dengan kakak Tingkat jurusan Kimia yang galak, tapi lucu seperti kelinci.