Aku dan kak Doyoung resmi baikan, hehhe seneng deh.
Seperti sekarang, aku lagi manja banget sama kak Doyoung. Ya gimana ya, hari ini kami lagi jalan-jalan. Biasa hari minggu, dan kak Doyoung itu wangi banget. Ya walaupun aku tadi yang semprot minyak wangi rasa vanila ke tubuhnya. Biar wanginya sama.
Kayaknya aku terlalu banyak menyemprot dibagian lengan kanannya jadi wanginya numpuk disitu, dan dari keluar mobil aku memeluk lengan kanannya. Sesekali mengendusnya, kan wangi.
"Hih udah." Kata kak Doyoung sambil menggoyangkan lengannya. Aku menggeleng dan tetap memeluknya erat. Sama seperti 15 menit yang lalu mungkin.
Kak Doyoung berhenti, aku mendongak menatapnya. Pandangannya lurus kedepan, melihat kumpulan ibu-ibu yang entahlah apa yanh mereka lakukan.
"Kenapa kak?" Tanyaku sambil mendongak lagi.
"Itu, ibu-ibu ngapain?"
"Nggak tau, cari tau?"
"Nggak usah. Makan aja."
Aku mengangguk semangat dan kami berdua berjalan menuju sebuah tempat makan kecil di dekat taman.
"Sana duduk." Suruh kak Doyoung, aku mengangguk lalu mencari tempat duduk yang paling romantis. Di pojokan.
Setelah menunggu beberapa menit kak Doyoung datang membawa buku pesanan.
"Mau apa?" Tanyanya sambil duduk di kursi depanku.
"Apa aja, sama kaya kakak." Jawabku lalu tersenyum. Aku suka apapun asal bukan udang soalnya aku alergi udang.
Kak Doyoung mengangguk lalu mengangkat tangan. Seorang pelayan datang membawa note lalu menuliskan pesanan yang diucapkan oleh kak Doyoung.
"Eh lihat deh itu cowok depan, ganteng banget." Aku mendengar bisikan-bisikan dari belakangku.
"Udah ada ceweknya." Tambah bisikan itu.
"Bukan, dia adeknya. Kecil gitu. Masih smp paling." Aku nggak tau yang mereka bicarakan apa dan siapa tapi bisikan mereka mengganggu.
Aku tidak menghiraukan bisikan itu lagi, dan fokus pada kak Doyoung. Ganteng banget hari ini, bener juga kata temanku sekelas kak Doyoung itu ganteng kalo nggak galak. Eh kalo galak tetap ganteng kok.
Aku masih tersenyum menatap pahatan wajah kak Doyoung, sedangkan dia asyik main game.
Nggak papa, yang penting dia tampan.
"Ehem permisi." Aku menoleh saat dua perempuan berdiri diantara kami.
"Iya?" Jawabku. Si perempuan rambut pendek tersenyum.
"Em mas, permisi." Kata perempuan berambut panjang sambik mencolek bahu kak Doyoung.
Aku mendengus pelan.
Kak Doyounf sadar dan sedikit terkejut, lalu dia menatap si mbak rambut panjang.
"Mas, boleh pinjam hpnya? Hp saya jatuh soalnya." Kata si mbak aku menghela nafas.
Modus. Kata hatiku.
Kak Doyoung mengambil ponsel lalu memberikannya pada si mbak tadi.
Si mbaknya tertawa malu, lalu memencet nomornya dan mulai menghubungi ponselnya.
Aku nggak liat aku malas, aku lebih memilih menyandarkan kepalaku di meja. Memalingkan kepalaku dari mereka.
Aku sudah tidak mendengar percakapan mereka lagi saatnya mengangkat kepala karena tepat makanan kami datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fierce Bunny (KIM DOYOUNG) -END-
FanficKisah kebucinanku dengan kakak Tingkat jurusan Kimia yang galak, tapi lucu seperti kelinci.