Setiap rasa yang ada, baik bahagia atau menyedihkan. Hanya satu, aku tahu bahagia itu saat kamu tersenyum. Dan menyedihkan itu juga saat kamu tersenyum tapi bukan karenaku.
By. Author
Sedih gitu setiap ke fakultas MIPA, setiap menatap kak Doyoung yang baru saja keluar dari kelasnya. Disana selali saja kak Sejeong dan beberapa teman perempuannya terus saja berkumpul di sekitar kak Doyoung. Aku tidak tahu jenis candaan apa yang terlontar, yang ku tahu kak Doyoung tertawa bersama kak Sejeong dan teman perempuannya yang ku hitung ada 5 orang.
Awalnya aku akan berlari menujunya, aku urungkan. Lebih baik aku duduk di gazebo ini. Menatap pandangan yang tidak mengenakkan. Tanpa dia tahu aki disini.
Hingga mata kami bertemu, dan saat itupun tawa kak Doyoung berhenti senyumnyapun luntur. Aku menatapnya biasa saja, hanya beberapa detik lalu kualihkan pandanganku.
Dalam hati aku berhitung, tepat hitunganku yang ke 200 kak Doyoung datang menghampiriku. Butuh waktu berjalan selama 200 detik untuk dia dalam jarak kurang dari 10 meter.
Hmm.
Aku menatapnya dengan senyum, seperti biasa. Dia tidak akan peka, apakah senyumku tulus atau ku paksa. Setidak pekaan itu memang.
"Ngapain kesini?" Tanyanya sambil duduk di depanku.
"Nemuin kakak." Jawabku.
"Mau apa?"
"Nggak tahu, hari ini dosennya nggak bisa masuk. Jadi pas banget kakak selesai kuliah aku datang deh."
"Gue gak bisa pulang."
"Nggak papa, aku juga nggak pengen pulang sekarang."
"Lo udah nggak ada kuliah. Pulang sama Mark atau Haechan." Ucapnya membuatku mengernyit.
"Kenapa? Kakak sibuk?"
"Iya, ada rapat BEM. Nggak tahu selesai kapan."
"Oh yaudah. Taeya balik dulu. Daaa kak." Pamitku lalu aku berdiri.
Ku kira kak Doyoung akan mencegahku atau setidaknya mengantarku sampai Fakultasku. Tapi....
"Ya hati-hati." Dia berdiri dan berjalan berbalik dari arahku. Dia kembali ke area ruangan BEM.
Aku menghela nafas, lalu berjalan menuju fakultasku yang lumayan jauh kalau jalan kaki.
Kak Doyoung itu moodnya aneh, kada seminggu dia baik kadang tiga hari dia jadi cuek dan nggak peduli. Ingin aku bertanya tapi yang ada malah nanti kami perang. Berperang terhadap segala masalah yang terjadi bahkan setahun lalupun akan diungkit kembali.
Aku berhenti sebentar, aku lupa Mark Haechan dan Lucas sudah balik ke kontrakan mereka. Malas juga mau ketemu mereka lagi. Mending aku order ojek online aja.
Aku membuka ponselku mengutak atik aplikasi ojek online, hingga kegiatanku terhenti.
"Atas nama mbak Taeya?" Aku mengangkat kepalaku, lalu tersenyum.
"Iya benar, mas Jaehyun ya?" Jawabku lalu kami tertawa.
Dan entahlah, saat itu saat dimana mood kak Doyoung lagi cuek pasti kak Jaehyun datang seperti superman.
Aku naik di motornya, sudah memakai helm.
"Ke cafe depan taman kota mbak?" Tanyanya, aku mengernyit.
"Hahaha, makan dulu deh. Laper." Tambahnya ku acungkan jempolku padanya. Lalu setelahnya kami melanjutkan perjalanan kami.
Diperjalanan tidak sepi, kak Jaehyun terus mengajakku bicara. Ya walaupun balasanku sedikit cuek karena aku lagi badmood.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fierce Bunny (KIM DOYOUNG) -END-
FanfictionKisah kebucinanku dengan kakak Tingkat jurusan Kimia yang galak, tapi lucu seperti kelinci.