Kelas Baru

56 2 0
                                    

Kinara berjalan gontai memasuki halaman sekolah yang sudah nampak ramai. Dipandanginya pemandangan aneh didepannya, dahinya berkerut, Kinara sedikit bingung mendapati sepagi ini SMA Alexandria yang biasanya sepi sudah seramai ini. Namun beberapa menit kemudian dia tersenyum, wajar saja ramai, hari ini kan hari pertama semua siswa termasuk dirinya kembali ke sekolah setelah libur semester selama 3 minggu. Dan hari ini semua kegiatan pembelajaran akan dimulai kembali.

Kinara menghembuskan nafasnya dengan berat. Dia menuju ruang guru untuk mencari tau kira-kira dia ditempatkan di kelas XI IPA berapa. Beberapa siswa yang keluar dari ruang guru menunjukkan berbagai macam ekspresi. Ada yang senang, sedih, ada yang melompat-lompat karena sekelas dengan sahabat-sahabatnya, ada juga yang muram karena tak satupun teman dekatnya yang sekelas dengannya. Kinara terus berdoa dalam hati semoga dia sekelas dengan ketiga teman dekatnya sewaktu kelas X dulu, atau paling nggak dengan sahabat terbaiknya.

Ya Tuhan semoga gue sekelas ama Reno, Marvin, dan Manda, atau paling nggak ama Arvi, batinnya.

Dengan bersemangat Kinara menuju meja Bu Riama, guru yang ditugaskan untuk mengatur pembagian kelas untuk kelas XI IPA.

"Maaf Bu, saya mau nanya kelas saya," ujar Kinara begitu dia berhadapan dengan Bu Riama.

"Nama kamu?" tanya Bu Riama sambil membolak-balikkan buku didepannya.

"Kinara Fransiska Bu," jawab Kinara.

Bu Riama segera mengecek nama Kinara di daftar yang ada dihadapannya.

"XI IPA-1," jawab Bu Riama.

Kinara lemas. Dia sadar dia kali ini terpisah dengan ketiga temannya-tadi Manda temannya sudah memberitahunya bahwa Manda, Marvin, dan Reno sekelas di XI IPA-2.

"Makasih Bu," kata Kinara.

Bu Riama hanya menganggukkan kepalanya. Kinara keluar ruangan dengan kecewa. Dalam pikirannya hanya satu-bagaimana dia akan melewati kelas XI ini tanpa teman-teman dekatnya?

¨

"Kinara!" terdengar seseorang berteriak dari arah belakang. Kinara berbalik, seorang cowok berlari-lari kecil menghampirinya. "Lo di kelas berapa Ra?" tanyanya sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan habis berlari.

"XI IPA-1," jawab Kinara lesu tanpa semangat.

Pikirannya masih diliputi kesedihan karena berpisah dengan ketiga temannya itu.

"Yah... beda kelas lagi dong kita," keluh cowok itu.

"Lo kelas berapa Ar?" Kinara balik bertanya.

Mereka berjalan bersama menuju bangunan yang ada di belakang. Disanalah semua kelas Ipa ditempatkan.

"IPA-3," jawabnya. "Bareng Ergi sama Radit. Kita bertiga sekelas loh," tambahnya sambil tersenyum.

"Lo senang punya teman, nah gue, nggak tau bareng siapa di kelas itu. Ah rese nih Bu Riama, masa iya gue dipisahin ama Reno, Manda, dan Marvin," umpatnya.

"Hmmm.... lo liat aja dulu. Siapa tau lo bakal suka kelas itu."

"Liat nanti deh Ar. Pastinya gue nggak semangat nih ke sekolah."

"Jangan gitu dong." Arvi mendorong pelan bahu Kinara, kemudian dirangkulnya pundak sahabat baiknya itu. "Gue janji, gue pasti bakal sering nyamperin lo ke kelas. Kita ke kantin bareng, pokoknya lo nggak bakal ngerasa sendirian, ngerti." Arvi mempererat rangkulannya.

OMOIDE (KENANGAN) ENDWhere stories live. Discover now