Minta Maaf

8 0 0
                                    

Hari ini kegiatan belajar mengajar di Alexandria sudah dimulai kembali. Dua minggu liburan sudah selesai, kini kegiatan belajar-mengajar semester genap di mulai kembali. Suasana sekolah mulai ramai, kegiatan awal seperti biasa, bersih-bersih kelas, meskipun selama liburan ada cleaning service yang membersihkan kelas mereka, tapi tetap saja, nggak akan bersih semuanya. Jadi setiap wali kelas menginstrusikan anak-anaknya untuk membersihkan kelas masing-masing, dan setelah itu, langsung dilanjutkan dengan mata pelajaran pertama hari itu, nggak ada waktu bersantai ternyata. Guru-gurunya pun sangat semangat memulai kegiatan mengajar hari itu.

"Kenapa lo?" suara Falco terdengar disampingnya. Kinara menoleh. Falco dengan santai duduk di bangku Renata yang sedang kosong karena ditinggal Renata yang lagi makan. Sekarang jam istirahat, tadi pagi setelah bersih-bersih mereka langsung sarapan dengan rumus-rumus Kimia yang super duper membosankan.

"Nggak ada apa-apa," jawab Kinara sedikit lesu. Falco memandangi cewek disampingnya ini. Falco tau, Kinara pasti masih sedih, meskipun beberapa hari yang lalu dia sudah cukup berhasil mengembalikan senyuman Kinara, tapi tetap saja itu belum sepenuhnya. Rasanya yang bisa mengembalikan semua senyuman Kinara hanya Arvi saja.

"Gue keluar bentar ya Ra," pamit Falco.

Kinara hanya mengangguk. Dia memandangi punggung Falco, ada rasa bersalah dalam hatinya karena mengacuhkan cowok itu, tapi saat ini entah kenapa dia lagi tak ingin berbicara dengan siapapun. Rasanya kembali bersekolah membuat rasa sedih dan kehilangan akan sosok Arvi kembali muncul ke permukaan lagi, dan Kinara akui itu cukup membuatnya kembali murung.

Falco bergabung dengan anak-anak cowok IPA-1 lainnya yang lagi nongkrong di bawah pohon sambil ngemil.

"Kinara gimana?" Samy menyambut kedatangan Falco dengan pertanyaan, yang lain mengangguk setuju dengan pertanyaan Samy.

"Masih sama, kayaknya dia masih sedih. Meskipun udah liburan seminggu lebih di Singapura, trus ditambah seru-seruan bareng kita, tapi kayaknya belum cukup deh ngembaliin Kinara yang dulu." Falco meneguk minuman yang diberikan Davin.

"Apa sebaiknya kita baikan aja ama IPA-3 ya, biar Kinara nggak sedih gitu," ungkap Rizky.

"Gue nggak stuju!" sergah Yudha. "Mereka itu udah nginjak-nginjak harga diri kita."

"Tapi kasian Kinara." Davin buka suara.

"Gue juga nggak tega," kata Samy lagi.

"Gue sih mau-mau aja, tapi gimana anak-anak lain?" kata Array serius. Biar gimanapun juga, semua anak-anak IPA adalah temannya, rasanya nggak enak musuhan sesama anak IPA.

"Bukan hanya itu, kalo kita udah niat baikan ama mereka, tapi mereka nggak mau, sama aja bohong," kata Aldo, yang lain mengangguk setuju dengan perkataan Aldo.

"Trus gimana?" tanya Rama yang dari tadi hanya menjadi pendengar setia perdebatan teman-temannya.

"Gak tau," jawab mereka kompak.

"Fal," panggil Samy. "Ada ide?"

"Lagi nggak punya," mereka kembali diam.

¨

"Ar," panggil Ariel, lalu duduk disamping Arvi.

"Kenapa Riel?"

"Lo udah baikan ama Kinara?"

"Belum, dia liburan di Singapura kemarin kayaknya."

"Siapa yang ke Singapura?" Ergi muncul tiba-tiba, disusul Radit. Mereka duduk di atas meja Arvi.

OMOIDE (KENANGAN) ENDWhere stories live. Discover now