Di Kantin Bareng Ariel

14 0 0
                                    


Begitulah-tidak terasa kebersamaan mereka di IPA-1 semakin hari semakin akrab. Kinara mulai membiasakan diri bersama teman-teman barunya. Waktu istirahatnya sering dihabiskannya di kelas bersama mereka, Arvi juga tak keberatan, kadang-kadang Arvi mengunjunginya, kadang-kadang juga Arvi bernyanyi bersama mereka.

Perlahan-lahan rasa suka Kinara pada Samy mulai pudar seiring waktu. Lagipula akhir-akhir ini Samy sering terlihat bersama Fina, hubungan mereka cukup dekat. Anehnya tak ada rasa cemburu yang dirasakan Kinara, mungkin rasanya pada Samy hanyalah perasaan sesaat yang gampang hilang kapanpun dia mau, tapi pada Ariel, entah kenapa rasa itu masih ada. Kinara masih saja suka gugup atau deg-deg-an jika bertatap muka dengannya. Meskipun Ariel sekali-kali menegurnya, namun tetap saja Kinara tak pernah bisa bersikap biasa-biasa didepan Ariel.

Ada satu hal lagi yang membuat Kinara bingung-Falco. Akhir-akhir ini kepalanya terisi dengan cowok satu itu. Cowok pendiam yang cukup misterius itu perlahan-lahan menjadi penghuni tetap pikiran dan hatinya. Sejak kejadian lalu, hubungannya dengan Falco terlihat dekat. Perlahan-lahan Falco mulai menunjukkan sisi lainnya, dia tak lagi terlalu pendiam seperti kesan pertama anak-anak IPA-1. Kini Falco lebih terbuka, bercanda, bernyanyi, bertegur sapa, sikap pendiamnya perlahan-lahan hilang. Ternyata setelah lama bergaul, semua anak-anak IPA-1 mulai menunjukkan sifat asli mereka, dan itu membuat mereka semakin akrab satu sama lain.

Seperti pagi ini, Kinara berangkat ke sekolah agak telat. Akhir-akhir ini memang Arvi tak lagi menjemputnya. Kinara sebenarnya tau alasannya, sejak seminggu yang lalu, Arvi punya kegiatan baru, yaitu menjemput Melodi, mereka resmi pacaran seminggu yang lalu. Kinara cukup tau diri, Arvi sekarang sudah punya orang lain, itu berarti dia harus mengurangi kedekatannya dengan Arvi. Meskipun Arvi tak pernah berniat menjauhinya, tapi Kinara sadar, biar gimanapun juga Melodi pasti cemburu jika melihat dia terlalu dekat dengan Arvi, dan dia tau cemburu itu tidak mengenakkan rasanya.

"Nggak bareng Arvi?" Falco tiba-tiba muncul disampingnya. Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, untunglah Pak satpam masih memberinya izin untuk masuk. Kalo nggak, bisa-bisa 2 jam pelajaran pertama dihabiskannya di ruang BP.

"Lo baru datang juga?"

Kinara malah balik bertanya. Falco tersenyum tipis. Tapi setipis apapun senyuman Falco sekarang, tetap saja bisa membuat darah Kinara berdesir.

"Lo tuh ya, ditanya malah balik nanya," sahut Falco. Mereka berjalan bersamaan menuju kelas.

"Sorry, gue nggak bareng dia. Dia bareng Melodi, pacarnya." Kinara akhirnya menjawab pertanyaan Falco.

"Lo bareng gue aja ya," kata Falco tiba-tiba.

"Hah!" Kinara menoleh kaget. "Maksud lo?"

"Nggak. Lupain aja." Falco menggeleng cepat. "Buruan, ntar Pak Tono nggak ngasih kita izin masuk kelas." Falco refleks menarik tangan Kinara.

Mereka berdua berlari-lari kecil menuju kelas. Kinara hanya tersenyum malu melihat tangannya di tarik Falco seperti itu, dan tak dapat dipungkiri hatinya diliputi rasa senang.

Falco yang sedang menarik tangan Kinara pun mengalami gempa kecil dihatinya. Falco belum pernah merasakan hal ini sebelumnya. Tadi dia refleks menarik tangan Kinara. Falco berpikir Kinara akan mencoba melepaskannnya, namun ternyata tidak. Kinara justru membiarkan tangannya ditarik Falco. Keduanya tak ada yang mencoba untuk melepaskan.

Seorang cowok melihat Kinara dan Falco yang lumayan akrab dengan tatapan sendu. Sedari tadi dia memperhatikan Kinara dan Falco yang berada lumayan jauh dari pandangannya.

OMOIDE (KENANGAN) ENDWhere stories live. Discover now