Rasa Yang Terlambat Disadari

8 0 0
                                    

Berita tentang Ariel dan Kinara yang memutuskan untuk berpacaran akhirnya menyebar juga di seluruh siswa Alexandria. Meskipun beberapa minggu ini mereka menyembunyikannya, namun tetap saja berita itu tersebar juga. Cukup banyak cewek-cewek Alexandria yang merasa iri pada Kinara, tapi banyak juga yang memberi selamat untuk mereka berdua, terutama teman-teman sekelas, teman-teman Kinara sewaktu IPA-1 dulu, dan Arvi.

Kinara hanya menghadapi reaksi anak-anak Alexandria dengan pasrah. Resiko berhubungan dengan idola sekolah ya seperti ini, tapi baik Kinara maupun Ariel sama-sama bersyukur karena dengan tersebarnya berita itu sampai sekarang, nggak ada hal-hal ekstrim yang terjadi yang awalnya sempat membuat keduanya khawatir.

Orang yang paling lega dengan berita itu adalah Arvi, dia juga senang bisa melihat Kinara kembali tersenyum seperti itu. Seenggaknya kini ada orang yang bisa membantu sahabatnya itu melupakan Falco dari hidupnya karena hal itu tidak bisa Arvi lakukan selama ini. Mungkin dengan adanya Ariel, Falco bisa hilang dari hati Kinara, meskipun sejujurnya Arvi tak yakin karena terlalu banyak hal dan kenangan tentang Falco yang Arvi yakin nggak bisa begitu saja Kinara lupakan.

"Anak-anakku semuanya, sebelum kalian masuk kelas, Bapak ingin menyampaikan sesuatu," kata Pak kepsek pagi itu saat apel pagi. "Terutama untuk kelas XII, ujian nasional tidak lama lagi. Bapak harap kalian semua bisa mempersiapkannya dengan baik. Ingat kali ini tak ada lagi main-main untuk kalian, mengerti!"

"Mengerti Pak!" seru mereka semua.

"Baiklah, kalian boleh masuk."

Semuanya bubar begitu Pak kepsek selesai memberikan pengarahan. Pengarahan yang sama setiap harinya apalagi untuk kelas XII. Ujian memang sudah dekat, tapi kan nggak perlu diperingatin setiap harinya, bikin mereka tambah takut saja menghadapi ujian itu.

Pagi itu Alexandria hening, semua siswa fokus dengan pelajaran jam pertama, tak ada satupun kelas yang nggak ada guru. Pagi itu semua beraktifitas seperti biasa, apalagi kelas XII. Pak kepsek sudah mewanti-wanti semua guru yang mengajar di kelas XII untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang tersisa. Mereka harus benar-benar bisa memanfaatkan waktu yang cukup singkat ini, agar nantinya semua bisa berjalan sesuai dengan harapan.

¨

"Ke kantin Ra," ajak Ariel. Kinara mengangguk sambil tersenyum, mereka berdua menunju kantin.

"Kantin mana Riel?"

"Kantin atas aja ya."

Kinara menggeleng. "Kantin belakang ya, aku kangen makanan disana." Kinara pasang tampang memelas.

Ariel tergelak melihatnya, dia mengelus kepala Kinara dengan lembut. "Oke, kantin belakang."

"Yes," sorak Kinara.

Sambil bergandengan tangan mereka menuju kantin belakang, diiringi tatapan semua siswa yang tak bisa Kinara artikan, hanya saja tatapan itu seolah-olah ingin memangsa dirinya. Kinara sempat ciut melihatnya, namun genggaman tangan Ariel ditangannya terasa sangat kuat. Kinara menatap Ariel, Ariel tersenyum seolah mengatakan semua akan baik-baik saja, hati Kinara terasa sedikit lebih tenang.

Suasana kantin belakang cukup ramai. Kinara dan Ariel bahkan nggak dapat tempat. Kinara heran, kenapa bisa kantin belakang seramai ini?

"Penuh Ra, gimana?" kata Ariel yang sudah mengecek tempat didalam namun sudah terisi semuanya. "Kantin depan aja."

"Boleh deh." Kinara mengangguk pasrah. Mereka menuju kantin depan, lumayan lah dari pada kantin atas.

Mata Kinara serasa mau melonjak keluar melihat siapa yang sedang asyik makan disana. Renata dan Damar, Arista dan Viel, Alya dan Radit, Sisil dan Ergi, juga Arvi dan Melodi, semuanya lengkap, dan jugaFalco dan Nadia. Pasangan yang satu itu hanya dilirik Kinara dengan ekor matanya saja. Teman-teman Kinara yang melihatnya langsung berseru terutama Renata dan Arista yang duduk semeja.

OMOIDE (KENANGAN) ENDWhere stories live. Discover now