Kelas XII Yang Tak Diinginkan

5 0 0
                                    


Kinara memandang keramaian didepannya dengan malas, bahkan disaat ramai seperti ini dia masih merasa sepi. Pikirannya masih diliputi dengan masalah pembagian kelas di kelas XII besok, sebuah tepukan di bahunya menyadarkan Kinara dari lamunannya. Kinara mendongak, Falco sudah berdiri disampingnya.

"Kita mau senang-senang disini Ra."

Kinara menghembuskan nafasnya dengan berat. "Gue tau, maaf ya."

Falco merangkul bahunya. "Lo nggak usah khawatir dengan pembagian kelas nanti, kita tetap teman Ra."

"Gue tau."

"Jalan yuk."

"Ayo."

Setelah liburan kelas mereka berakhir beberapa hari yang lalu, Kinara kembali murung. Falco yang menyadari gelagatnya itu akhirnya mengambil inisiatif mengajaknya jalan setiap malam. Semua itu untuk sekedar menghibur cewek yang menurutnya penting itu.

Kinara sangat menghargai usaha Falco untuknya, makanya dia bertekad untuk tak lagi menunjukkan wajah sedihnya didepan Falco. Kinara bersyukur Falco selalu ada didekatnya. Falco ternyata mampu menggantikan peran Arvi, meskipun Kinara tau sebenarnya Arvi nggak akan pernah tergantikan oleh siapapun juga.

"Fal," panggil Kinara. Saat ini keduanya menghabiskan waktu berdua di taman.

"Kenapa Ra."

"Mau nggak janji ama gue?"

"Janji apa?"

"Jangan berubah kalo udah kelas XII nanti ya. Jangan berubah meskipun kita udah pisah kelas."

"Ra—"

"Salah satu teman yang nggak ingin gue liat berubah ke gue itu lo, Fal."

"Apa gue penting buat lo Ra?"

"Sangat penting."

Falco tersenyum. Dia kemudian menggenggam tangan Kinara dan berkata. "Gue janji, gue nggak akan pernah berubah."

"Makasih Fal."

¨

"Kelas berapa Ra?"

Renata menghampiri Kinara yang bersandar di pohon besar didekat ruang kesenian itu. Dari raut wajah Kinara, Renata tau Kinara sangat terpukul, sama halnya dengan dirinya.

"IPA-2," kata Kinara lesu. "Lo?"

"IPA-3." Renata juga terlihat lesu. "Arista IPA-1."

Mereka kembali menunduk. Ketiganya kini terpisah saat kelas XII, ini hal yang selalu dikhawatirkan Kinara. Anak-anak IPA-1 lainnya berjalan menghampiri mereka, tak ada rasa senang di hati mereka semua. Mereka semua terlihat sedih mendapati mereka melebur dengan anak-anak dari kelas Ipa lainnya.

Kinara, Cacha, Mita, Yudha, Rizky, dan Davin sekelas di XII IPA-2. Renata, Dewi, Dinda, Rasti, Aldo, Falco, dan Rama di IPA-3. Arista, Viona, Sisil, Alya, Fina, Samy, Array, di IPA-1.

"DRY, nggak kepisah nih," ujar Renata. "Selamat ya."

Davin, Rizky, dan Yudha hanya mengangguk kecil. Mereka bertiga memang tak terpisah, tapi buat apa kalo di dalam kelas itu, nggak ada teman-teman mereka yang lain. Itu sih sama saja bohong, pikir mereka.

"Janji ya, harus ada waktu untuk kita ngumpul sama-sama." Cacha memperingatkan teman-temannya.

"Itu pasti," seru Aldo.

OMOIDE (KENANGAN) ENDWhere stories live. Discover now