Reuni Yang Membawa Kebahagiaan (END)

17 0 0
                                    

Setahun telah berlalu. Kinara tetap menutup rapat pintu hatinya untuk siapapun, meskipun tak sedikit yang menaruh perhatian padanya, tapi Kinara sudah berjanji akan menunggu Falco sampai kapanpun. Dia tak akan pernah mengganti Falco dengan siapapun, karna memang Falco tak tergantikan, bahkan oleh Ariel sekalipun.

"Dapet salam dari Def." Arvi muncul disamping Kinara.

Seperti biasa mereka duduk berdua di balkon kamar Kinara. Def adalah teman sekelas Arvi di kampus. Kinara dan Arvi beda kampus. Arvi di Universitas Bintang Indonesia, sedangkan Kinara lebih memilih Universitas Victory untuk tempatnya melanjutkan kuliahnya.

Kinara diam tak merespon. "Ra, udah puluhan kali dia nitip salam ke lo, kok lo nggak respon. Def kurang apa coba."

"Gue nggak pengen pacaran."

"Mau sampe kapan lo sendiri. Mau jadi perawan tua lo!"

"Gue nunggu Falco!" semua tentang Falco sudah diceritakan Kinara pada Arvi. Surat Falco juga sudah dibaca Arvi, tapi dia juga tak bisa berbuat apa-apa.

"Salah sendiri lo nggak bilang ke dia, akibatnya gini."

"Ikhhh apaan sih lo Ar. Masa cewek bilang lebih dulu. Gengsi dong!"

"Emansipasi wanita Ra, payah lo."

"Biarin!!"

"Oh ya." Arvi terlihat mengeluarkan senuah kertas dari sakunya. "Undangan reuni alumni Alexandria jurusan IPA."

"Serius lo!" Kinara merebut undangan itu dari tangan Arvi.

"Lo baca aja sendiri. Tadi dikasih Arista. Dia nanyain lo juga, gagasan Renata dan Damar."

"Kapan?"

"Besok!"

"Cepat amat," komentar Kinara. "Kenapa gue baru tau?"

"Ini idenya Renata dan Damar. Semua hal udah diurus keduanya. Yang perlu disiapin dari kita semua hanya kehadiran kita." sahut Arvi.

"Semua anak IPA Alexandria angkatan kita?"

"Iya. Lo bisa ketemu Falco disana. Ini kan masih libur kuliah, dia pasti datang."

"Akhirnya!!!!" teriak Kinara girang. Arvi hanya geleng-geleng kepala.

"Falco dan anak-anak IPA-1! Gue kangen kalian!!!"

¨

Gedung itu nampak megah dihiasi lampu-lampu yang sangat terang. Kinara melangkahkan kakinya masuk, malam ini adalah malam reuni yang digagas oleh Renata dan Damar yang pulang dari luar negeri. Keduanya sudah bersusah payah untuk menyelenggarakan acara ini. Semua dana acara ini disediakan keduanya, tanpa bantuan dari anak-anak lainnya. Untung saja acara malam ini mendapat respon yang sangat baik dari semua alumni Alexandria jurusan IPA, karena bertepatan dengan liburan kuliah sehingga kemungkinan besar semua bisa hadir.

"Kinara!!" teriak Renata. Kinara tersenyum menghampiri Renata. Mereka berpelukan, pelukan bahagia karena kembali bisa bertemu dengan teman lama.

Malam itu Kinara dan Renata saling mengagumi satu sama lain, ternyata setahun mampu merubah penampilan mereka. Kinara akui, Renata sudah sangat berubah. Dia nampak cantik dengan balutan dress biru bermotif bunga yang dipadukannya dengan sepatu high heels yang kira-kira tingginya sekitar 7 cm. Padahal dulu Renata paling nggak bisa pakai sepatu seperti itu.

"Bisa ya lo pakai high heels," goda Kinara sambil melepaskan pelukannya.

"Diajarin Damar." Renata terkekeh. "Lo juga, udah bisa nih pakai gaun," gantian Renata menggoda Kinara. Renata pun tau Kinara adalah orang yang paling anti dengan yang namanya gaun. Tapi malam ini Kinara nampak sangat anggun dengan gaun merah menyalanya itu, apalagi warna sepatunya juga senada dengan warna gaunnya.

OMOIDE (KENANGAN) ENDWhere stories live. Discover now