XI IPA-1

23 0 0
                                    


"Kinara!" Kinara tersenyum melihat cewek yang baru saja memanggilnya. "Lo duduk ama gue," sambungnya sambil menunjuk bangku kosong disebelahnya. Kinara mengangguk tersenyum, kemudian menghampiri cewek itu.

"Lo di kelas ini Re?" tanya Kinara sambil duduk disebelah Renata, cewek yang memanggilnya.

"Yupz, dan bukan cuma gue. Ada Arista dan Array juga," jawab Renata sambil memainkan bolpoint di tangannya.

"Serius lo?" Renata mengangguk. "Huff, syukur deh. Seenggaknya gue punya teman di kelas ini," sambung Kinara sedikit lega. "Sekarang mana mereka?"

"Masih diluar kayaknya," jawab Renata.

Kinara mengangguk. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan kelas, masih beberapa orang saja yang hadir. Kinara menantikan teman-teman barunya itu, siapa tau ada yang dikenalnya selain Renata, Arista, dan Array.

"Eh Ra, lo tau, kelas kita nih yang paling sedikit siswa cowoknya loh, cuman 8 orang saja," kata Renata sambil terkikik pelan mengingat siswa cowok dikelasnya lebih sedikit dari siswa ceweknya yang berjumlah 12 orang.

"Emang kelas IPA lain ada berapa sih siswa cowoknya?"

"Kalo nggak salah 10, sama ama jumlah ceweknya. Kelas kita aja yang kebanyakan cewek."

"Cuman beda dikit kok Re."

Renata mengangguk mengiyakan. Tapi entah kenapa dia merasa geli melihat mereka yang hanya berjumlah 8 orang itu.

"Wali kelasnya siapa Re?" tanya Kinara. Saking kesalnya tadi, Kinara tak sempat menanyakan ke Bu Riama nama wali kelasnya.

"Pak Edo."

"Hah!?" Kinara sedikit terkejut. "Pak Edo guru Fisika?"

"Yupz."

Kinara mendengus. Huh, guru yang pernah ngebentak gue itu jadi wali kelas gue. Menyebalkan.

Dulu sewaktu kelas X, Pak Edo pernah membentak Kinara didepan semua teman-temannya. Waktu itu Kinara memang melakukan kesalahan, dia bercerita disaat Pak kepsek sedang memberikan pengarahan. Pak Edo yang saat itu menjabat sebagai wakasek kesiswaan naik pitam, dia membentak Kinara setelah Pak kepsek selesai memberikan pengarahan. Sejak saat itu Kinara membenci guru yang satu itu. Lalu sekarang, guru itu menjadi wali kelasnya. Ah apa yang harus dia lakukan? Sepertinya satu-satunya cara adalah melupakan kebencian pada Pak Edo, dan mulai melihat sisi baiknya.

Satu persatu penghuni kelas XI IPA-1 mulai berdatangan. Kinara memperhatikan mereka, benar kata Renata, cuman 8 orang siswa cowoknya, dan parahnya hanya Array yang dikenalnya, selebihnya nggak. Ternyata harapannya agar ada yang dikenalnya tak terwujud.

Kinara juga dikenal paling malas bergaul selain teman-teman terdekatnya. Alhasil nggak ada satupun yang dikenalnya. Mereka juga bukan cowok-cowok yang biasa curhat dan meminta solusi akan masalah yang mereka hadapi. Kalo cewek-ceweknya bisa dipastikan hanya Renata dan Arista yang dikenalnya, selebihnya sama, wajah-wajah baru yang sama sekali belum dikenalnya. Melihat mungkin pernah, tapi kalau kenal dekat kayaknya nggak.

Tak lama Pak Edo pun masuk. Kegiatannya sama seperti saat kelas X lalu, perkenalan diri dan pemilihan pengurus kelas. Yang terpilih sebagai ketua kelas adalah Array, wakilnya Aldo, sekretarisnya Renata, dan Arista bendaharanya. Sedangkan untuk pembagian seksi kelas mulai dari seksi kebersihan, keamanan, ketertiban, keindahan, kesehatan, kekeluargaan, dan keagamaan, Pak Edo menyerahkan semua keputusan ditangan ketua kelas, nantinya Array yang akan membaginya. Kinara mengikuti semua kegiatan itu dengan lesu. Meskipun di kelas ini ada yang dikenalnya, tapi tetap saja dia ingin bersama teman-teman terdekatnya dulu.

OMOIDE (KENANGAN) ENDWhere stories live. Discover now