Menginap

9 0 0
                                    

Suasana pagi ini di Alexandria nampak hening. Semua siswa sibuk berjuang melawan soal-soal yang super duper sulit, termasuk anak-anak IPA-1, yang nampaknya sedikit bisa bernapas lega karena soal yang diberikan sedikit mirip dengan soal yang diajarkan Renata semalam, syukurlah. Mereka berharap semester kali ini bisa mereka lewati dengan mudah.

Fisika dan Matematika adalah mata pelajaran yang mengawali ujian semester pagi ini. Kedua pelajaran ini benar-benar membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Sehingga anak-anak IPA berjuang keras menaklukan kedua pelajaran itu.

Pada ujian semester kali ini, nggak semua anak-anak IPA-1 sebilik. Mereka terpisah-pisah, karena dalam satu ruangan itu ada juga anak-anak kelas X, sehingga sebagian mereka terpencar ke bilik lain. Hal ini dilakukan oleh para guru, tujuannya adalah untuk menghindarkan siswanya dari budaya diskusi dalam ujian.

Tapi ternyata itu bukan salah satu cara yang manjur, buktinya, para siswa masih bisa saling bekerja sama, dengan menggunakan hp. Memang sih, hp mereka di kumpul, tapi ada-ada saja cara yang mereka temukan untuk membuat hp itu lepas dari sitaan para pengawas.. ckckckck.

¨

"Aw..." teriak Kinara ketika merasakan ada rasa dingin di pipinya. Kinara menoleh, Falco berdiri disampingnya, sambil menempelkan botol air mineral yang dingin ke pipinya, lalu Falco menyodorkan botol itu kearahnya. Ujian kali ini mereka berdua tak sebilik, namun tetap saja, pas istirahat Falco berusaha mencari Kinara. Rasanya sehari tak melihat cewek itu membuat hati Falco tak tenang.

"Buat lo," ujarnya.

Kinara menerimanya dengan tersenyum. "Thanks," ujarnya, lalu meneguk sedikit air itu, dia memang haus. Terasa segar kerongkongannya setelah meneguk air itu.

"Gimana tadi? Bisa jawab?" tanya Falco.

"Lumayan, semoga Matematika nanti, gue juga bisa," jawab Kinara. Falco mengangguk.

"Kinara!" terdengar teriakan Arvi. Arvi berlari menghampirinya. "Bagi dong," ujar Arvi langsung merebut botol ditangan Kinara lalu meneguknya tanpa sisa.

Falco mengerutkan keningnya. Arvi tanpa ragu sedikitpun langsung meneguk minuman Kinara. Benar-benar udah sepaket mereka berdua ini, pikir Falco.

"Abis marathon ya lo, haus banget kayaknya," komentar Kinara.

"Hahaha.. marathon ama soal Fisika," jawab Arvi. "Hai Fal." Falco hanya tersenyum membalas sapaan Arvi.

Tiba-tiba bel berbunyi, tanda ujian mata pelajaran kedua akan dimulai. Falco dan Arvi sama-sama pamit menuju bilik masing-masing. Saatnya berjuangganbatte !!

¨

"Arvi nggak ada?" tanya Renata, ketika tak melihat Arvi di rumah Kinara. Malam ini mereka kembali belajar kelompok bersama-sama.

"Belajar dirumah Ariel, katanya nggak enak gabung ama kita," jawab Kinara. Renata hanya mengangguk. Tiba-tiba hp Kinara berbunyi, sebuah pesan masuk dari Arvi.

Ra, buku gue ketinggalan di ruang tamu lo, antarin dong, penting soalnya.

Kinara membalasnya.

Hah! yang benar aja, ke rumah Ariel?

Balasan masuk dari Arvi.

Ya iyalah, pleaseeeee 

Emotion sedih yang di sms Arvi membuat Kinara akhirnya menyerah.

Oke deh, ntar gue antarin.

OMOIDE (KENANGAN) ENDWhere stories live. Discover now