Liburan Terakhir Bersama XI IPA-1

9 0 0
                                    


Waktu berjalan begitu cepat. Begitulah yang dirasakan Kinara saat ini. Siapa sangka, baru sebentar rasanya Kinara menikmati kehidupan di kelas XI IPA-1 itu, namun sekarang dia harus kembali melepaskannya. Yah, ujian semester genap, atau sering disebut dengan ujian kenaikan kelas sudah didepan mata. Semua siswa sudah sangat baik membuat persiapan menyambut ujian itu.

Kinara dan anak-anak IPA-1 lainnya juga mempersiapkan diri mereka dengan baik. Seperti biasa, belajar kelompok di rumah Kinara adalah kegiatan rutin yang mereka lakukan setiap harinya. Sebisa mungkin Kinara menikmati semua kegiatannya bersama anak-anak IPA-1 karena sebentar lagi mereka akan berpisah. Sebentar lagi mereka akan duduk di kelas XII, Kinara dan yang lainnya sudah tau, di kelas XII nanti mereka akan di lebur, mereka nggak akan sekelas seperti sekarang. Itulah yang membuat Kinara sedih.

Apa yang dirasakan Kinara saat ini sama dengan apa yang dia rasakan dulu. Kesedihan saat dia harus merasakan kembali masa-masa dimana dia harus berpisah dengan teman-temannya seperti di kelas X dulu, dan perpisahan kali ini menurut Kinara adalah perpisahan paling berat yang harus dihadapinya. Dulu di kelas X dia hanya nggak rela berpisah dengan ketiga temannya, tapi sekarang, di kelas XI IPA ini, dia merasa nggak rela berpisah dengan semuanya. Kinara dan Renata bahkan sudah memohon pada Pak Edo untuk membuat mereka sekelas lagi. Tapi Pak Edo tak bisa membantu, karena itu sudah keputusan rapat, bahwa mereka semua harus dilebur lagi.

¨

"Kita nggak bakal sekelas ya," keluh Cacha pelan. Mereka mengangguk lesu.

Saat ini, anak-anak IPA-1 tengah berada di rumah Kinara. Ujian semester akhir sudah selesai sekitar seminggu yang lalu, bahkan mereka sudah selesai menerima rapot sabtu kemarin. Alhamdulillah semuanya naik ke kelas XII. Mereka ngumpul dirumah Kinara untuk membicarakan liburan mereka. Mungkin liburan ini akan menjadi kenangan terakhir mereka semua.

"Gue nggak mau pisah ama kalian." Alya buka suara.

"Gue juga. Gue udah nyaman dengan kelas ini," tambah Sisil.

"Iyaaaa..." timpal yang lainnya.

Kinara memandang teman-temannya satu persatu. Rasanya ingin menangis mengingat mereka nggak akan sama-sama lagi. Benar kata Sisil, Kinara sudah terlanjur nyaman dengan orang-orang dikelas ini.

"Guys, kita cuman kepisah kelas kok. Kita tetap satu sekolah." Array mencoba menghibur teman-temannya yang tak punya semangat sedikitpun.

"Iya, lagian kita bisa kok ngumpul saat istirahat." Aldo mendukung kata-kata Array.

Mereka kembali membisu, nggak ada yang buka suara. Semua masih sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Liburan kemana kita?" kata Renata. Semua sontak memandangnya. "Itu seharusnya yang kita pikirin, bukan masalah kelas XII nanti."

Falco menghembuskan nafasnya dengan berat. "Renata benar. Kita jalanin dulu yang ada didepan mata. Urusan pisah kelas, kita pikirin belakangan."

"Apapun yang terjadi, kita tetap teman," kata Yudha, lalu meletakkan tangannya diatas meja.

Rizky ikutan menaruh tangannya di atas tangan Yudha. "Teman selamanya."

"Persahabatan kita nggak akan berakhir hanya karena kita pisah kelas." Davin mengikuti Yudha dan Rizky.

Perlahan-lahan senyuman tersungging dari wajah mereka semua. Mereka lalu beranjak mendekati DRY, lalu satu persatu meletakkan tangan mereka diatas tangan teman yang lain. Kinara juga, meskipun dia masih sedih mengingat yang akan terjadi berikutnya.

OMOIDE (KENANGAN) ENDWhere stories live. Discover now