Gadis berambut panjang itu terlihat berjalan gontai saat keluar dari lift dengan masih mengenakan sepatu heels khas wanita pekerja kantor. Ia terlihat begitu lelah hari ini dengan segala pekerjaan dan kejadian yang tidak sedikitpun ia harapkan.
Tepat di seberang gadis itu berdiri, seorang pria duduk di deretan sofa lobby khusus pengunjung kantor. Pria itu masih berpenampilan rapi dengan kemeja hitam yang dipadukan dengan jas abu-abu senada. Masih terlihat tampan.
Langkah gadis itu terhenti tepat di samping sofa pria itu menunggu kehadirannya. Jinna masih sulit berpikir mengapa ia tak sanggup mengeluarkan kalimat penolakan dari pria itu.
"Maaf menunggu, aku baru saja menyelesaikan berkas lembur ku".
Kepala pria itu menoleh ketika mendengar suara lembut yang menyapa nya. "Kau ingin makan sesuatu ? Aku tau kau lelah hari ini"
"Aku lapar, tapi aku ingin segera pulang. Aku lelah sekali"
"Kau harus makan, setelah itu kita pulang". Pria itu meraih pergelangan tangan Jinna dan berjalan beriringan menuju pintu keluar gedung ini.
"Terima kasih". Jawab Jinna dengan senyum lembut saat pria itu membuka kan pintu mobil untuk nya.
***
Saat ini hanya rasa lelah yang sangat aku rasakan pada tubuh ku. Bahkan ketika aku masuk ke dalam mobil, tak sedikitpun aku memperdulikan orang di samping ku. Aku hanya memperhatikannya dari tempat duduk ku, ia masih fokus melihat jalan di depannya. Entahlah, aku merindukan Mark.
"Hendery, apa sebaik nya kita langsung pulang ? Aku akan memesan makanan nanti jika aku lapar, sungguh aku lelah sekali". Pria itu menoleh sebentar dan kemudia kembali terfokus pada kemudi nya sebelum melanjutkan kalimat nya.
"Tidurlah, akan ku bangunkan jika sudah tiba di apartment mu".
"Kau ... masih mengingat jalan menuju tempat tinggal ku ?".
"Diam dan tidur, nona". Tanpa menjawab kembali, aku memilih memejamkan mata. Aku tidak ingin tidur, aku hanya lelah. Tapi entah apa yang aku rasakan, Mark tidak menghubungi ku sama sekali hari ini.
Bahkan saat jam pulang kantor, Mark tidak menghubungi ku seperti biasa ketika ia pulang terlebih dahulu dan aku mengambil jadwal lembur. Apa aku membuat kesalahan pada nya ?
Mark Lee, I miss u.
I need u tonight.
Pls I need ur hug.**
"Jinna, bangunlah".
Ku rasakan tangan seseorang menyentuh pundak kanan ku. Perlahan mata ku terbuka dan segera mencari pemilik tangan itu. Hendery.
"sudah sampai ?". Tanya ku pada Hendery saat aku mencoba mengumpulkan nyawa ku.
"Hm"
Pria itu turun terlebih dahulu dan membuka pintu mobil untuk ku. Aku melangkahkan kaki ku keluar dan segera menuju pintu masuk apartment. Hingga aku sadar Hendery berada tepat di belakang ku.
"Ada apa ?". Tanya ku yang masih bertarung dengan rasa kantuk yang sulit menghilang.
"Masuklah, aku ingin memastikan kau aman"
Aneh. Bahkan dia buka Mark.
Hingga aku berdiri di depan pintu unit apartment ku, pria itu tetap ada di samping ku.
"Ya Tuhan". Aku tersadar akan sesuatu. Kemudian aku berbalik mengahadap pria itu dengan tatapan serius.
"Maaf tuan Wong Hendery, aku tidak memberi mu izin sedikitpun untuk masuk bahkan menginap di rumah ku. Terima kasih atas tumpangannya dan kau bisa pulang sekarang"