10.

401 94 27
                                    

⚠️Budayakan vote sebelum membaca⚠️

🙏🙏🙏

Sebuah kenyataan terpahit pagi ini selama hidup ku. Aku terbangun dari tidur ku semalaman dengan rasa aneh pada bagian atas tubuh ku. Entah bagian bawah tubuh tak merasakan keanehan apapun.

Aku sadar ini bukan selimut kamar ku dan ini tentu bukan kamar tidur ku. Interior ruang ini bukan milik seorang perempuan melainkan desain khas milik seorang pria. Warna dinding abu-abu muda dan selimut yang memiliki warna senada dengan ruangan ini.

Ku alihkan pandangan ku pada keadaan tubuh ku yang kini masih terbalut selimut hitam tebal. Topless.

Aku terdiam saat kejadian malam sebelum nya menghampiri pikiran ku pagi ini. Sungguh ini diluar dugaan ku saat aku menyadari sebuah lengan tiba-tiba bergerak melingkari pinggang ku tepat dari arah punggung.

Perasaan sedikit lega muncul ketika kaki ku masih dapat merasakan celana jeans yang ku kenakan tak terlepas. Tapi tubuh atas ku yang tak menggunakan sehelai kain pun cukup membuat ku gelisah.

Ku beranikan diri untuk memindahkan lengan besar yang sedang memeluk pinggang ku. Namun seperti nya pemilik lengan ini sadar akan pergerakan ku karena saat itu juga ia menarik tubuh ku agar berhadapan dengannya.

Tubuh ku kaku melihat keadaanya yang sama dengan ku. Bagian atas pria ini tak menggunakan apapun. Kami berdua bangun dengan keadaan yang sama.

"Kau malu ?". Tanya pria ini ketika aku berusaha menarik selimut untuk menutupi hingga pundak ku. Mungkin saat ini wajah ku berubah seperti tomat.

"Hm". Hanya jawaban itu yang mampu ku berikan.

"Tapi aku sudah melihat semua bagian atas mu".

Aku hanya menundukkan kepala ku dan membenamkan pada dada pria ini. Sedetik itu pula rasa bersalah mulai menghampiri ku. Entah hati ku terasa nyeri melihat keadaan ku pagi ini.

"Ada panggilan di ponsel mu sejak malam tadi. Kau pasti tau siapa yang menghubungi mu". Lanjutnya di tengah mata nya yang masih terpejam. Ia menarik tangannya dari tubuh ku setelah mengatakan hal itu.

Aku berpikir ia memberikan akses untuk aku beranjak dari tidur, aku segera meraih ponsel ku di atas nakas samping tempat tidur. Hati ku semakin nyeri melihat layar ponsel ku.

"Markli (23) 📞"

"Markli sent you a massage (16)"

Aku menarik selimut saat merubah posisi ku agar terduduk. Semua pesan dari Mark yang hampir semalam ku abaikan, pagi ini satu per satu ku buka. Aku tidak menangis. Tapi aku membenci diri ku.

Ku letakkan kembali ponsel itu di atas nakas dan mencoba untuk berdiri dengan menarik selimut agar tubuh polos atas ku tak terekspos. Namun tangan pria itu tak menyerah sedikit pun.

Ia kembali memeluk pinggang ku dari belakang. Sekarang ku rasakan ia duduk tepat di belakang ku sambil tetap memeluk pinggang ku. Tubuh atas kami yang polos saling bersentuhan. Dada nya yang bidang begitu terasa di kulit punggung ku.

"Seharus nya aku bekerja hari ini". Kalimat itu lolos dari mulut ku.

"Hm, aku tau. Aku sudah menghubungi bos mu untuk memberi mu libur hari ini hingga lusa. Jangan coba untuk kabur"

The Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang