⚠️ Budayakan Vote
sebelum membaca ⚠️🙏
"AYAHHHHH !!! DI MANA KAU !!!"
suara teriakan seorang gadis terdengar jelas dan mengejutkan orang-orang yang tinggal di rumah megah ini. Gadis itu terlihat dikuasai amarah nya hingga wajah nya berubah merah padam.
"Jinna ! Apa yang kau lakukan ?!"
"KATAKAN !!! APA YANG KALIAN INGIN KAN ?!! BELUM CUKUP KALIAN PISAHKAN AKU DENGAN MARK DULU DAN SEKARANG KALIAN LAKUKAN HAL BODOH ITU LAGI ??!!!"
Amarah gadis itu semakin tak terbendung, tubuh nya sedikit bergetar karena emosi nya yang begitu meluap. Sedangkan kedua orangtua nya berusaha menenangkan Jinna. Namun setan semakin menguasai gadis itu. Ia tak sedikitpun mengindahkan orangtua nya.
"Jinna tenanglah, biar ayah mu jelaskan semua. Kemarilah". Bujuk wanita paruh baya itu.
"CUKUP ! BAHKAN SELAMA INI AKU SELALU PERCAYA PADA IBU. TAPI AKU SALAH, KALIAN SAMA ! KALIAN HANYA PEDULI DENGAN HIDUP KALIAN SENDIRI !!"
Jinna semakin berteriak dan air mata nya jatuh semakin deras. Ia tak mengerti mengapa semua nya terjadi secara tiba-tiba. Tanpa Jinna ketahui penyebabnya. Hanya diri nya sendiri yang merasa tidak mengerti satupun apa yang sebenarnya terjadi.
Suara isak tangis gadis itu mulai menghilang. Kini tubuh nya terduduk pada salah satu sofa di samping nya. Ia berusaha menghentikan tangis nya. Segera pergi dari sini. Itu lah yang ia pikirkan saat ini. Jinna muak melihat kedua orang di hadapannya yang sedang memainkan perannya.
"Ayah melakukan ini untuk masa depan mu. Kau harus tau siapa sesungguhnya keluarga kekasih mu yang selalu kau banggakan itu. Saat kau mengerti semua nya, ayah yakin kau akan menyesal telah mencintai nya"
"Untuk masa depan ku ? Tau apa kalian tentang masa depan ku ?! Bukankah sejak dulu kalian selalu berusaha menjodohkan aku dengan semua anak laki-laki rekan bisnis mu ?!"
"Lihat, bahkan kau telah lupa tentang sopan santun pada orangtua mu sendiri. Lakukan apapun yang kau mau. Suatu saat kau akan tau bahwa ayah tidak bersalah"
"Siapa Hendery sebenarnya ?!"
Pria dan wanita di hadapannya kini terdiam mendapat pertanyaan dari gadis itu. Sedangkan Jinna semakin yakin bahwa ini semua ulah orangtua nya.
"Ayah, ibu. Berhentilah mengusik kehidupan ku. Aku tau apa yang harus aku lakukan. Jangan ganggu hidup Mark, hentikan permainan bodoh kalian dengan Hendery"
"Kau masih mengingat Hendery dengan baik bukan ?".
Jinna membuang pandangannya ke arah lain. Tanpa menjawab pertanyaan ayah nya, ia beranjak keluar dari rumah ini. Ia benar-benar lelah setelah meluapkan seluruh emosi nya pagi ini.
Saat gadis itu keluar dari pintu rumah, pergelangan tangannya ditarik paksa oleh seseorang yang sejak tadi telah berdiri di ambang pintu dan mendengarkan semua pertikaian yang terjadi beberapa saat lalu.
"Lepaskan brengsek !!"
"Hendery lepaskan aku !". Jinna berhasil menarik tangannya dari cengkraman pria itu. Kini manik mereka bertemu. Saling memberikan tatapan tajam dengan nafas yang terengah.