1

840 166 20
                                    

Sinar matahari pagi ini terasa cukup berbeda dari hari sebelumnya. Bukan hanya suasana pagi ini yang ia rasa sangat berbeda, karena ketika ia membuka mata pagi ini maka semua jalan cerita hidup nya telah berubah. Setelah dihadapkan dengan berbagai macam pilihan dari orangtua nya, ia memutuskan untuk menyetujui perjodohan yang mereka ciptakan. Entahlah, Jinna hanya tidak ingin terjadi keributan dalam keluarga nya dengan menerima permintaan mereka. Orangtua nya meyakinkan bahwa perjodohan ini memang mereka rencanakan sejak Jinna masih kecil. Jinna hanya menggelengkan kepala karena enggan mengingat kembali situasi semalam.

"ahh hari minggu", kata nya yang kemudian bangun dari tempat tidur.

Jika orang-orang di luar sana sangat menyukai akhir pekan, maka berbeda dengan Huang Jinna yang tidak begitu menyukai hari minggu. Jinna memilih berdiam diri di dalam kamar. Tapi mungkin tidak dengan hari ini, ketika ia menyadari ayah dan ibu meminta nya berkunjung ke rumah. Sungguh, Jinna tidak ingin sedikit pun bertanya untuk apa mereka meminta hal itu. Jinna memilih bergegas mempersiapkan diri.

JINNA POV

Entah apa yang ku pikirkan ketika melihat sebuah mobil yang ku rasa pernah melihat nya kemarin malam. Keluarga mereka berkunjung lagi dan aku hanya bisa membuang nafas malas ketika mengingat kejadian semalam.

"selamat pagi nona Jinna, Tuan dan Nyonya sudah menunggu di dalam", sapa salah satu penjaga di rumah orangtua ku.

"biarkan mobil ku di luar". Hanya itu balasan ku dengan sedikit tersenyum. Dengan langkah kaki cepat namun tenang, aku mengetuk pintu berwarna putih itu. Beberapa detik kemudian muncul seorang wanita yang aku perkirakan usia nya sama dengan ibu ku.

"selamat pagi Jinna, ayo masuk".

"Selamat pagi tante, Ibu dimana ?". Wanita itu merupakan ibu dari pria yang dipilih ayah ku untuk menjadi pasangan hidup ku. Entahlah, aku belum tertarik dengan permainan mereka. Aku menuju dapur untuk mencari seorang wanita yang aku rindukan ketika aku berjauhan dengannya.

"Ibu, I'm here". Aku sedikit berlari dan kemudian memeluk nya yang dibalas ciuman di dahi ku oleh ibu. Aku sedikit berbincang dengan ibu ku di dapur. Walaupun sebenarnya aku mengetahui keberadaan beberapa orang yang sedang berkumpul di ruang keluarga bersama ayah ku.

"Temani mereka, nak. Ibu akan siapkan hidangan untuk kita makan pagi bersama"

"Baiklah, aku permisi bu". Ku peluk sebentar ibu sebelum aku menuju ruang keluarga untuk bergabung bersama mereka. Kedatangan ku menghentikan kegiatan tertawa mereka dan semua pandangan mereka tertuju pada ku yang saat ini memberi salam pada kedua orangtua pria itu. Tentu saja pria itu hanya diam di samping ibu nya tanpa sedikit pun menggerakkan bola mata nya pada ku.

"Jinna, hari ini temani Hendery jalan-jalan ya? bantu dia menghafal tempat-tempat di kota ini".

"H-hari ini yah ? Jinna ada jan-"

"Hendery, kalian bisa berangkat sekarang". Sela ayah yang akhir nya membuat ku menutup mulut rapat-rapat. Pria yang ayah sebutkan hanya membalas nya dengan senyuman dan menarik tangan ku untuk meninggalkan mereka semua. Aku hanya diam ketika ia meraih tangan ku hingga kami sampai di depan sebuah mobil sport mewah berwarna hitam.

"kau yang mengemudi, aku belum mengerti jalanan di sini".

"aku ? maaf, aku bukan supir pribadimu. Seharusnya kau bersyukur aku tidak menolak permintaan ayah ku untuk menemani mu hari ini". Jawab ku dengan nada sedikit meninggi.

Sungguh jika aku bukan perempuan baik-baik, aku memilih berkata kasar pada pria dingin ini. Bahkan ketika ia meminta ku untuk mengemudi, bola mata nya tidak sedikit pun mengarah pada ku. "Baiklah jika kau hanya diam, aku permisi".

Aku berniat meninggalkan nya, namun pria itu menahan tangan ku,

"oke, aku yang mengemudi. Beri tau aku tempat tinggal mu saat ini"

Butuh beberapa detik aku mencerna kalimat dari nya dan saat aku menyadari maksud pria ini, dia sudah mendorong ku masuk ke dalam mobil nya.

"untuk apa aku memberi tau tempat tinggal ku ? kita baru saja saling mengenal beberapa jam yang lalu, Tuan Wong"

"aku akan berkunjung ke tempat mu jika aku bosan", balasnya dengan senyuman yang sama ketika pertama kali kami bertemu. Sejenis smirk ?

-TBC-

Votmment please ⚠️💕

Lanjut jangan ? Q butuh dukungan moral untuk meneruskan ini 😭

The Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang