3.

573 133 14
                                    

Bukan tanpa alasan Jinna hidup terpisah dari orangtua nya sejak lulus sekolah. Meskipun Jinna memiliki pendirian yang terbilang cukup keras, ia tetap berusaha menuruti semua yang dikatakan orangtua nya, terlebih dari sang ayah. Jinna bukan penurut, ia hanya malas membuang waktu untuk sekedar debat dengan ayah dan ibu nya.

Seperti malam ini setelah pulang dari kantor ia memilih untuk pulang ke rumah orangtua nya selain karena permintaan sang ibu, Jinna juga tidak ingin pulang ke apartment nya. Ah, jangan lupakan Jinna tidak pulang seorang diri malam ini.

"Pulang lah, besok pagi kita bertemu di cafe kantor. Terima kasih telah mengantarku".

"Jinna, aku merindukan mu". Jinna merasakan pergelangan tangan kanan nya ditarik dan memaksa nya untuk mengarahkan pandangannya pada pria itu.

Pria itu tidak memberikan kesempatan pada Jinna untuk menjawab rasa rindu nya melalui kalimat. Jinna merasakan bibir kekasihnya mendarat lembut pada bibir mungil miliknya. Tidak ada yang bisa Jinna lakukan selain diam membeku dan meremas ujung lengan kemeja yang Mark kenakan.

"Mark". Panggil Jinna lirih setelah mendorong lembut tubuh pria yang ia cintai. Jinna memeluk erat tubuh kekasih nya, menyalurkan rasa rindu yang semakin sulit ia tahan. Pria itu membisikkan sesuatu tepat di depan telinga Jinna.

"Remember, you're mine. My Jinna". Jinna tersenyum mendengar kalimat itu dan melepaskan pelukan kemudian menatap lekat wajah kekasih nya.

"Mark, jelaskan padaku. Apa yang membuat ku malu mengakui bahwa aku kekasih mu ?"

"Kau bertanya pada ku ? Bahkan semua jawaban itu ada dalam dirimu, sayang". Jawab Mark yang kemudian menggenggam tangan gadisnya untuk menyalurkan ketenangan.

"Entahlah, seharusnya dengan mudah aku mengakui menjalin hubungan dengan mu sejak dulu"

"Kau hanya takut pada pikiran mu sendiri. Apa salah nya jika seorang atasan menjalin hubungan dengan karyawannya ?"

"Tapi anda bukan atasan saya bahkan anda tidak bekerja di perusahaan saya, tuan Lee yang terhormat". Jinna mendengus kesal ketika mendengar kalimat kekasih nya itu.

"Tetap saja, aku akan kembali setiap dua kali dalam sebulan ke kantor mu. Jangan lupakan siapa investor tampan dari Canada yang selalu menjadi pusat perhatian karena ketampanannya".

"Terserah kau saja. Lebih baik kau pulang sekarang atau kau ikut turun dan bertemu ayah ku ?". Ajak Jinna pada kekasihnya mengingat dulu Mark hampir setiap hari ke rumah nya setelah pulang sekolah.

"Tidak sayang, mungkin lain kali aku akan menemui orangtua mu. Ini sudah terlalu malam, sebaiknya aku pulang dan kau harus beristirahat"

"Baiklah, sampai bertemu besok pagi tuan Lee. Hati-hati di jalan". Sebelum Jinna keluar dari mobil, ia mengecup sekilas bibir pria itu sedangkan sang pemilik nya hanya tersenyum melihat tingkah gadis nya.

****

JINNA POV

Aku merasa wajah ku memerah setelah memberikan kecupan singkat pada bibir Mark. Entahlah, meskipun ia kekasih ku dan itu bukan ciuman pertama tapi tetap saja aku merasa malu karena hari ini pertemuan pertama kami setelah hampir 7 bulan kami tidak bertemu. Perbedaan tempat lah yang membuat ku dan Mark sulit bertemu. Setelah lulus universitas, Mark memilih melanjutkan perusahaan ayah nya di Canada dan aku memilih untuk mencari kehidupan ku sendiri meskipun ayah ku telah memberikan jaminan terbaik untuk hidup ku. Jika aku mau, aku dan Mark akan memiliki status yang sama sebagai penerus perusahaan orangtua kami.

"Ayah, ibu sudah tidur ?". Sapa ku pada ayah ketika aku tidak menemukan ibu di ruang tengah.

"Ibu di dapur nak, sebaiknya kau mandi dan kita makan malam bersama".

The Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang