Senyum Shani terus mengembang saat dia melihat foto-fotonya bersama Viny di ponselnya. Rasanya senang sekali ketika dirinya bisa berfoto begitu dekat dengan sang idola. Bahkan, Natalia yang sedang berada di hadapannya juga dicuekin olehnya.
"Shan?" Panggil Natalia.
"Hmm?"
"Shan?"
"Hmm?"
Karena kesal, Natalia merebut paksa ponsel Shani dari tangannya. Shani tentu saja kaget karena diperlakukan begitu oleh Natalia. Dia langsung menatap kesal pada Natalia.
"Balikin ponsel gue!" Ucap Shani.
"Ngga mau!" Tolak Natalia.
"Ish Nat! Lo ngeselin! Siniin ga ponsel gue?" Sekali lagi, Shani mencoba meminta ponselnya dari Natalia.
Natalia menggeleng, "Lagian gue dari tadi lagi ngoceh dan lo nyuekin gue." Natalia menatap ponsel Shani, "Emang ada apaan sih?"
Shani mendengus lalu berusaha merebut ponselnya dari tangan Natalia. Sempat terjadi rebutan ponsel antara Shani dan Natalia. Mereka berdua sudah layaknya anak kecil yang berebut coklat.
"Jadi, lo dari tadi senyum-senyum ga jelas dan nyuekin gue tuh karena ini?" Natalia menunjukkan foto Shani bersama Viny.
Shani langsung merebut ponselnya dari tangan Natalia, "Kepo deh lo."
"Gue ga habis pikir ya sama lo?" Natalia menjeda kalimatnya, "Lo itu udah terlalu fanatik tau ga?"
Shani memutar malas bola matanya, "Macem lo ga fanatik aja, Nat."
"Gue itu fanatik, tapi ga sefanatik lo." Balas Natalia.
"Eh ngomong-ngomong, Viny mau ngadain meet and greet besok lho." Shani mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Eh serius lo, Shan?!" Natalia menatap ponsel Shani, "Wah, iya bener! Kita pergi sama-sama ya, Shan?"
Shani hanya mengangguk menanggapi ajakan Natalia. Ternyata Natalia juga sama fanatik seperti dirinya. Dan dia merasa puas karena berhasil mengetahui itu.
***
"Ini, lo langsung mau ke lokasi syuting atau makan siang dulu?" Tanya Acha yang berjalan ke arah parkiran diikuti oleh Viny disampingnya.
"Makan siang dulu kali ya?" Jeda Viny, "Gue laper."
Acha mengangguk dan langsung membuka pintu mobil Viny begitu sampai. Setelah memastikan Viny masuk duduk dengan nyaman, Acha pun masuk ke bagian kemudi. Dia menghidupkan mobil Viny dan menjalankannya ke sebuah kafe.
***
Sepanjang perjalanan menuju kafe, Viny sibuk memainkan ponselnya sementara Acha sibuk menyetir. Tidak ada perbincangan seperti biasanya. Keduanya hanya terdiam. Sampai mobil Viny berhenti pada sebuah kafe yang telah menjadi langganan Viny.
"Vin, tuh masker pake dulu gih." Acha menyerahkan selembar masker pada Viny.
Viny menggeleng, "Ga usah. Biar gini aja."
Acha mendelik, "Entar ada yang ngenalin lo, gue yang repot."
Viny tertawa pelan. Dia selalu tahu bahwa sahabat sekaligus asistennya sangat mengkhawatirkannya. Dia mengambil masker tersebut dari tangan Acha kemudian memakainya. Setelah itu, mereka keluar dari mobil dan masuk ke dalam kafe tersebut.