25(End)

1.8K 112 7
                                    

"Kamu...
Adalah hal sederhana yang mampu membuatku bahagia."

***

Natalia dan Shani baru saja menyelesaikan acara jalan-jalan mereka. Kini, mereka hanya menghabiskan waktu mereka di sebuah taman di pusat kota Singapura. Taman ini sangat indah, dan Shani sangat menyukai pemandangan malam dari taman ini. Shani tersenyum saat melihat orang yang sedang berpacaran di taman tersebut. Tampak mesra dan serasi.

"Gue ga nyangka Singapur bisa seindah ini, Nat." Ucap Shani tiba-tiba.

Natalia menatap Shani seraya tersenyum, "Lo nyesel ga gue bawa liburan ke Singapur?"

Shani membalas tatapan Natalia dan menggeleng, "Makasih, Nat."

"Makasih?" Natalia mengerutkan keningnya, "Buat apa?"

"Makasih karena lo udah membuat liburan gue jadi lebih berwarna." Jawab Shani tanpa melunturkan senyumannya.

Tangan kiri Natalia terangkat dan menepuk pelan pundak Shani, "Gue ikut seneng kalo lo seneng."

Shani hanya mengangguk, lalu kembali menikmati pemandangan malam dari taman ini.

***

Sementara itu...

Viny dan Acha baru saja menyelesaikan makan malam mereka di restoran hotel. Dan mereka berdua sekarang tengah berada di kamar hotel untuk sekedar menghabiskan waktu buat mengobrol. Tampak sedar tadi, Viny terus cekikikan karena dia berhasil menjahili Acha. Dan Acha terus merajuk agar Viny mau menjawab pertanyaannya.

"Vin, jawab ih!"

"Jawab apaan? Pertanyaan lo aja ga jelas."

Acha berdecak, kemudian berkata, "Lo sama Shani, gimana ketemunya?"

Viny kembali terkekeh, "Kok lo kepo banget sih?"

"Gue tydac kepo." Acha menggelengkan kepalanya, "Gue hanya mau tau aja."

"Ya, trus apa bedanya malih?"

"Beda dong!" Acha menggoyang-goyangkan tubuh Viny, "Ish Vin, kasih tau gue dong."

Viny kembali terkekeh, kemudian menghela nafasnya, "Gue hanya kebetulan ketemu dia pas gue nyari angin di taman hotel."

"Masa?" Acha memicingkan matanya, "Kok gue ga percaya sih?"

Viny memutar malas bola matanya, "Serah! Yang penting, gue udah jujur sama lo."

Acha tertawa, kemudian menepuk pundak Viny, "Jadi, kapan?"

Viny mengerutkan keningnya, "Kapan apanya?"

Acha memutar bola matanya, "Jangan pura-pura bodoh deh lo."

"Gue beneran ga tau maksud lo apaan."

Acha menghela nafasnya, "Kapan lo nembak doi?"

"Nembak?" Viny mengangkat sebelah alisnya, "Mati dong dia kalo gue tembak."

Acha mendengus mendengar ucapan Viny yang terdengar bercanda itu. Viny memang tidak pernah serius saat berbicara padanya. Hanya soal pekerjaan saja baru Viny bisa berbicara serius padanya.

"Bodo amatlah, Vin!" Acha membaringkan tubuhnya di ranjang, "Males gue bicara sama lo."

Viny tertawa terbahak sampai mengeluarkan air matanya. Menjahili Acha adalah sesuatu yang bisa membuatnya melupakan masalahnya. Tapi satu detik kemudian, Viny menghentikan tawanya saat mengingat kembali bagaimana cara Sinka menyakiti Shani tadi. Helaan nafasnya lolos begitu saja. Ini membuatnya tidak tenang kalau harus pulang ke Indonesia besok.

Flower of Love(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang