23

756 92 0
                                        

"Jadi Gre, disini gue mau lo bisa akting maksimal di film baru ini." Gracia mendesah pelan saat mendengar ucapan dari Yona, produsernya.

"Bintang filmnya masih tetap ya, Mbak Yona?" Tanya Gracia, yang diangguki oleh Yona.

"Memang gue ada rencana mau ngadain casting sih buat pemeran baru." Yona menjeda kalimatnya, "Tapi, untuk sementara gue bakal pake artis lama gue dulu deh."

Gracia kembali mendesah pelan, kemudian menatap skrip film yang akan kembali dibintanginya. Dia tersenyum tipis saat terdapat nama Viny disana. Viny dan dirinya ditetapkan Yona sebagai pemeran utama.

"Syutingnya bakal gue jalanin tiga bulan lagi kok." Ucap Yona kemudian.

Gracia mengangguk, kemudian beranjak dari kursi dan hendak berjalan keluar dari ruangan Yona. Tapi, sebuah seruan dari Yona membuat dia menghentikan langkahnya dan menoleh pada Yona, "Ada apa, Mbak?"

Yona berdiri dan berjalan menghampiri Gracia. Dia tersenyum lalu menepuk pelan pundak Gracia, "Gue tau apa yang terjadi sama lo dan Sisca."

Gracia menundukkan kepalanya. Masalahnya dengan Sisca sudah cukup membuatnya mumet seharian ini. Dan kini, Yona kembali mengungkit masalahnya dengan Sisca.

"Sisca tadi datang ke kantor dan melaporkan semuanya sama gue." Yona kembali menjeda kalimatnya, "Dia bilang sama gue kalo dia ngundurin diri jadi manajer lo."

Gracia menunjukkan senyumannya kemudian mengangkat kepalanya menatap Yona, "Ya, dia ngundurin diri jadi manajer gue karena dia suka sama gue."

Yona menggeleng tanpa melunturkan senyumannya, "Gue tau, cepet atau lambat, masalah ini pasti akan datang."

Gracia diam, dan lebih membiarkan Yona menyelesaikan kalimatnya.

"Lo tau ga sih, kalo nyari manajer buat lo itu susahnya minta ampun?"

Gracia mendelik ke arah Yona, "Ya udah, kalo gitu gue ga usah punya manajer aja."

Yona tersenyum miring, "Lo yakin bisa nanganin semua jadwal lo yang padet?"

Gracia mengangguk mantap, "Seberapa padet sih jadwal gue?"

Yona meraih tablet di meja dan membuka jadwal dari Gracia yang telah diterimanya dari Sisca. Setelah itu, Yona memperlihatkan jadwal itu kepada Gracia. Gracia menelan salivanya dengan susah payah saat melihat jadwalnya yang memang benar-benar padat itu.

"Gimana? Udah liat kan jadwal lo?" Tanya Yona.

"Se-sebanyak ini?"

Yona mengangguk, "Dan lo masih berani bilang kalo lo ga butuh manajer?"

Gracia menghela nafas kasarnya. Dia sudah benar-benar kehabisan kata-kata. Jadwal sebanyak itu, dia pasti tidak bisa menanganinya. Ya, memang benar dia membutuhkan sosok manajer. Dan itu mengingatkannya kembali pada Sisca yang telah mengundurkan diri menjadi manajernya.

Yona tersenyum tipis saat melihat ekspresi Gracia. Dia tahu bagaimana keras kepalanya seorang Shania Gracia. Yona menjauhkan tablet dari wajah Gracia dan meletakkannya kembali ke meja. Setelah itu, dia memberi sebuah kode pada seseorang untuk memperlihatkan dirinya.

"Jadi, kapan jadwal press conference diadakan Mbak?" Gracia tersentak atas suara tersebut. Suara yang sangat familiar di telinganya.

"Ya Sisca, jadi jadwal press conference akan diadakan nanti malem." Yona menjeda kalimatnya, "Persiapkan semuanya ya, Sis."

Sisca mengangguk, "Iya Mbak."

Perlahan, Gracia memutarkan kepalanya untuk menatap pemilik suara tersebut. Dirinya begitu senang saat dia mengetahui bahwa Sisca kembali menjadi manajernya. Sisca menatap datar pada Gracia sejenak, lalu berjalan melewatinya.

Flower of Love(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang