14

921 100 2
                                        

Shani POV

"Shan, aku menyukaimu." Kalimat itu tidak pernah hilang dari indera pendengaranku.

Senang, jujur aku senang saat kak Viny menyatakan perasaannya padaku. Itu artinya, cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi, aku tidak bisa begitu saja menerima cinta kak Viny. Banyak hal yang aku pikirkan tentang ini. Tentang resiko jika aku memacari seorang artis nantinya.

Beruntung, kak Viny mengerti dan membiarkanku memikirkan jawaban yang tepat untuk menjawab ucapannya. Dia tidak mau memaksaku untuk menjawabnya sekarang. Biarlah mengalir seperti ini dulu.

"Makasih kak buat malam ini." Ucapku saat mobil kak Viny telah sampai di depan kosku.

Kak Viny mengangguk dan memberikan senyuman manisnya. Tangan kirinya terangkat untuk mengusap puncak kepalaku. Sesaat kemudian, dia menarik kepalaku mendekat dan mencium puncak kepalaku. Aku memejamkan mataku, menikmati kecupan kak Viny di puncak kepalaku.

Aku membuka kembali mataku saat kak Viny menyudahi kecupan di kepalaku. Senyuman manis kembali kutunjukkan pada kak Viny. Canggung rasanya berada di suasana seperti ini.

"Masuklah. Besok kamu ada jadwal kuliah lagi kan?" Ucap kak Viny.

Aku mengangguk, "Iya kak Viny. Ya udah, aku masuk dulu ya."

Sekali lagi, kak Viny mengusap puncak kepalaku sebelum aku turun dari mobilnya.

"Good night, Indira."

Wajahku memerah saat kak Viny memanggilku dengan nama Indira. Entah kenapa, aku senang saat kak Viny memanggilku dengan nama itu. Kemudian, aku turun dari mobil kak Viny lalu masuk ke dalam kosku.

***

Author POV

Shani sedikit tersentak saat melihat Natalia yang sedang menunggunya di ruang tamu kos. Natalia sedang menikmati tontonan malamnya. Shani mendesah pelan, kemudian membuka langkahnya menuju Natalia. Natalia menoleh sejenak ke arah Shani yang menjatuhkan duduk di sampingnya.

"Lo belom tidur?" Tanya Shani.

Natalia menggeleng, "Gue belum ngantuk."

Shani mengangguk, lalu menyenderkan kepalanya di pundak Natalia. Natalia merasa aneh melihat Shani yang tidak biasanya bermanja-manja padanya.

"Ada apa sih? Tumben lo manja sama gue." Ucap Natalia.

Shani tersenyum, "Entah. Gue lagi seneng aja."

Natalia menatap Shani, "Kenapa? Kak Viny nembak lo?"

Shani menengadahkan wajahnya menatap Natalia, "Kok lo bisa tau?"

"Nebak aja." Natalia tersenyum dan mengalihkan kembali pandangannya pada TV, "Taunya tebakan gue bener."

Shani tersenyum dan mengangguk, "Iya, kak Viny nembak gue di pasar malam tadi."

"Oh." Natalia kembali menatap Shani, "Lo keluar sama kak Viny ternyata."

"Kok nada lo sinis gitu, Nat?" Tanya Shani yang menjauhkan dirinya dari Natalia.

Natalia tersenyum hambar, lalu menganti tatapannya pada Shani menjadi tatapan sinis, "Gue udah pernah peringatin lo soal ini, Shan. Lo jangan sampe nyesel nantinya."

"Nat," Shani berdiri dari sofa, "Lo ga perlu ikut campur dalam urusan asmara gue. Gue udah pernah bilang sama lo kalo gue itu masih tau diri."

Natalia menghela nafas seraya menutup matanya saat Shani berjalan melewatinya begitu saja. Jujur, jauh di dalam lubuk hatinya, dia ingin Shani bahagia. Dan dia juga tahu, Shani mencintai Viny melebihi statusnya sebagai fans.

Flower of Love(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang