🍀CEO BRENGSEK!! 🍀

104K 5.5K 80
                                    

Happy reading💕

🌷🌷🌷

Author POV

"Kalau nggak ada apa apa, kenapa kamu menunduk?" tanya raffa tersenyum smirk, membuat naswa langsung mendongak. Akan tetapi kepalanya dipalingkan, agar tak dapat melihat mata bossnya itu.

"Apa sopan mengabaikan atasan yang berada dalam satu ruang?" sindir raffa yang merasa diacuhkan, dan satu lagi fakta tentang raffa. Anti untuk diacuhkan,

"Ma.. Maaf tuan, saya tidak bermaksud." ujar naswa yang merasa disindir, mata coklatnya kemudian menatap mata biru raffa. Membuat jantung keduanya bertalu begitu hebat, seakan dua hati yang memang telah dipasangkan, mampu mendeteksi belahannya. Kedua jantung mereka seakan memancarkan radar neptunus😌

"Lalu kenapa kau mengacuhkanku? Kau tau kan siapa aku?" tanya raffa begitu mampu menguasai dirinya,

"Tau tuan, tapi saya tidak bermaksud..." belum selesai naswa mengucapkan pembelaannya, raffa telah menarik tangannya, merengkuhnya dari belakang. Dengan sedikit membungkuk, raffa meletakkan dagunya diatas bahu naswa.

"Tuan.. Apa yang tuan lakukan?" tanya naswa, bulunya berdiri seketika. Saat merasakan dinginnya nafas raffa yang berada dilehernya, badannya bergetar seolah ikut tak mampu menahan debaran jantungnya yang begitu kuat.

"Kau tau? Aku tak suka diacuhkan." ujar raffa berbisik,

"Saya tau tuan, lepaskan pelukan ini. Saya mohon!!!" pinta naswa,

"Jika aku tak mau?" tanya raffa masih dengan berbisik, bukannya melepas pelukan, raffa malah mengeratkan pelukannya.

"Tuan harus mau! Anda tau tuan? Ini lift ada cctvnya!" ujar naswa,

"Dan kita ini hanya sebatas atasan dan bawahan,tidak lebih. Jadi, anda tidak boleh memeluk saya." ucap naswa lagi,

"Satu lagi, sebentar lagi saya akan ada rapat. Jadi saya mohon, lepaskan. Jika tidak..." ucapan naswa terpotong begitu saja, saat raffa memutar balik tubuhnya. hingga kini mereka berhadap hadapan, dengan raffa yang masih memeluk pinggang naswa.

"Tuan? Apa yang tuan lakukan?!" tanya naswa dengan membentak, sekarang ia merasa benar benar dilecehkan oleh atasannya sendiri.

"Apa? Memangnya apa yang aku lakukan?" tanya raffa seolah tak mengerti,

"Lepaskan tuan!! Atau aku akan men....." bentakkan naswa terhenti saat merasakan bibir raffa di mulutnya. Seakan ingin segera memakan naswa, raffa melumat bibir naswa penuh nafsu.
naswa memberontak, tentu saja dirinya memberontak. Sebagai seorang wanita, ia merasa direndahkan, bukan hanya itu ia merasa dilecehkan Oleh atasannya sendiri.

Atasan? Apa masih pantas dipanggil atasan? Bahkan kelakuannya tak lebih dari seekor anjing.
Hingga akhirnya naswa mendorong raffa dengan sekuat tenaga yang dimiliki, membuat lumayan itu terlepas, meninggalkan keduanya dengan nafas yang terengah engah.

Plak....

Naswa menampar keras pipi pria dihadapannya, Raffa terkejut dan memegang bekas tamparan tersebut. Matanya menatap dalam mata naswa yang kini telah berlinangan air mata.

"Apa yang kau lakukan brengsek?!!" umpat naswa dengan teriakannya, yang dibentak hanya diam tak mampu berkata. Raffa cukup terkejut dengan ini semua, tak seperti wanita yang umumnya akan berusaha mendekatinya, gadis imut didepannya ini telah menamparnya. Apa ketampanannya telah berkurang sekarang?

"kau kira aku jalangmu, ha?!! Apa pantas perilaku seorang atasan kepada bawahannya?!!!" teriak naswa lagi, kini tangannya bergerak memukul dada bidang raffa yang masih terdiam.

"Apa pantas kau dipanggil tuan, dimuliakan? Bahkan kelakuanmu tak lebih dari seekor anjing!!!" bentak naswa, tangannya berhenti memukul dada raffa. Tapi setelah itu badannya beringsut kebelakang hingga menempel pada dinding lift, merosot kebawah dengan bahu yang bergetar. Menangis....

"Ak.. Hikss.. Aku b..bukan jalang, j.. jika kau tau...hiks..." ujar naswa dengan tangisnya, kedua telapak tangannya menutup wajah basahnya, berusaha menyembunyikannya.
Raffa yang mendengar isakan dari naswa pun tersadar, matanya menangkap sosok yang tengah beringsut di dinding lift tersebut. Raffa melangkah mendekati naswa dan berjongkok didepannya, tangannya memegang kedua bahu naswa.

"Heyyy... Aku tak menganggapmu jalang..." ucapnya lembut, tangannya bergerak ingin mengelus rambut naswa. Tapi dengan kasar, naswa menepisnya.

"Jangan pernah sentuh aku brengsek!!!" umpat naswa dengan bengisnya, Naswa berdiri dan mendorong raffa hingga tersungkur. Naswa tak peduli dengan jabatan raffa sekarang, yang ia yakini raffa hanya seorang brengsek yang beruntung menjadi seorang CEO.
Raffa terkejut lagi begitu ia merasa badannya terjengkang pada lantai lift, ia jadi makin penasaran dengan gadis bar bar didepannya ini, tak ada anggun anggunnya sama sekali.

Raffa berdiri dan menatap naswa dengan pandangan bersalah, bahkan untuk mengucapkan maaf pun dia tak bisa. entah kenapa dadanya terasa sesak ketika melihat gadis didepannya ini menangis, apalagi karenanya.

"M.. Maaf.." ucapan itu yang mampu keluar dari mulut raffa, itupun tersirat kegugupan didalamnya.

"Aku tau kau menyuruh pegawai untuk menghentikan lift ini, dan sekarang aku minta. Jalankan liftnya lagi." ujar naswa dingin, membuat raffa tanpa kata langsung mengirim pesan pada operatornya.

🌷🌷🌷

Double up nih, soalnya bakal lama vacum.
So, jangan lupa vomment! Please....

Because Yours Twins, Hot Daddy!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang