🍀Baikan🍀

71.2K 3.5K 92
                                    

Comment for typo!!
Happy reading 💕


.
.
.

‍‍‍‍"Naswa, kamu jangan tutup mata dulu yha. Tatap aku..." titah Raffa yang berusaha mengajak naswa berbicara agar tidak sampai memejamkan matanya.

"Tt..ta..pi.. Ini sa..kiit m.mas.." rintih Naswa, namun tetap berusaha menatap Raffa. Raut wajah di depannya ini sangat terlihat sedang khawatir.

"Kamu tahan bentar yha, bentar lagi sampai..." Raffa mengucapkan seakan memberi ketenangan pada Naswa, padahal ia sendiri benar benar kalut melihat kondisi naswa.
Mendengar ucapan Raffa, naswa hanya mengedipkan matanya tanda ia mengangguk. Tangan kanannya terjulur mengelus pipi kiri Raffa.

"Ma..af yah, ud dah bikin mas khawatir.." ucap Naswa.

Sambil menggemgam tangan naswa yang berada di pipinya. Raffa membawa punggung tangan itu ke bibirnya, mengecupnya sebentar dan ganti menatap naswa.

"Kali ini, aku maafin. Tapi nanti nggak bakal aku maafin, jadi jangan bikin aku khawatir lagi yha.." ucapnya lembut, mendekatkan bibirnya ke bibir naswa. Mengecupnya lama, hingga suara sang sopir menginterupsi.

"Maaf tuan, kita sudah sampai." Ucap karyawan Raffa yang mendadak jadi sopir itu.

Tanpa membalas perkataan sang sopir, Raffa bergegas membawa Naswa keluar dari mobil. Sesampainya di loby rumah sakit, Raffa berteriak teriak tak karuan. Ia benar benar kalut level akut, kala melihat mata naswa yang mulai terpejam.

"Dokter!! Dokter!! Tangani kekasihku dulu, atau ku bakar rumah sakit ini?!!!!" Teriak Raffa tak karuan. Para perawat dan dokter segera mendekat dan membawa naswa kedalam UGD. Mereka harus bertindak cepat, agar Raffa. Putra pemilik rumah sakit, tempat mereka mencari penghasilan, tidak dibakar dengan kejam.

"Maaf tuan, anda tetap diluar. Biarkan kami yang mengatasi ini." Ucap seorang perawat saat melihat Raffa ingin ikut masuk, dengan segera ia mencegah.

"Apa apaan kau? Dia kekasihku. Jadi biarkan aku melihatnya!!" Ucap Raffa membentak.

"Tidak tuan. Biarkan kami mengobatinya." Ucap suster sambil bergerak menutup pintu, tapi Raffa menahannya.

"Biarkan aku masuk! aku tidak akan mengganggu kalian!!" Sentaknya lagi.

"Sekali lagi maaf tuan, anda tetap tidak bisa masuk. Permisi.."

Blam...

Pintu tertutup tanpa aba aba. Ingatkan Raffa untuk mendepak perawat itu dari rumah sakit ini, karena tak membiarkannya melihat naswa.

🍀🍀🍀

Sudah lama Raffa berdiri di depan pintu UGD, berjaga jaga bila dokter sudah selesai menangani naswa. Bodoh memang, padahal didekatnya ada kursi tunggu. Tapi sungguh, rasa khawatirnya ini membuatnya bodoh dan dungu secara mendadak.
Untung sebelum kejadian ini, ia sudah menghubungi bonita untuk menjemput twins pulang sekolah.
Ngomong ngomong tentang bonita, Raffa sama sekali belum mengabarinya, ahhh persetan.. Masalah kabar mengabari, bisa ia lakukan nanti. Yang terpenting Raffa bisa memastikan Naswa baik baik dulu.

Cklekk..

"Keluarga pasien?" Tanya dokter setelah pintu terbuka, diikuti beberapa suster yang juga ikut keluar. Bedanya jika sang dokter berhenti, suster suster tersebut pergi berlalu.

Because Yours Twins, Hot Daddy!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang