🍀HUSBAND?🍀

100K 5.4K 76
                                    







Happy reading💕

Saya ingatkan sekali lagi, budayakan vote sebelum baca. Dan comment sesudahnya.

🌿🌿🌿

"Kenapa aku?" tanya raffa polos, pertanyaan yang tentu saja tak digubris naswa. Dia masih mencari berkas yang hilang entah kemana, yang sulit ditemukan hingga beberapa menit telah berlalu.
Naswa keluar ruangan, bermaksud mencarinya di tempat kejadian perkara. Dimana si biawak mesum tadi memeluknya, tapi nihil!!!.

Ohh... Lihat mata naswa telah berkaca kaca....

"Ketemu?" tanya raffa yang telah berada di sampingnya,

"Belum." naswa menggeleng dan menatap mata raffa dengan mata berkaca kaca,

"Jangan menangis!" ucap raffa sembari membawa naswa ke dalam dekapannya,

"Hiks.. Hiks... Nia bilang berkas itu penting, dan aku menghilangkannya. Aku lalai menjalankan tugasku Hiks... Hiks..." isak naswa begitu berada dipelukkan raffa, beginilah dia yang akan menangis apabila berusaha menahannya. Cengeng, status mungkin saja sudah melekat pada dirinya sejak lahir.

"Shhtt.. Tenang honey, kamu nggak lalai.." ucap raffa lembut, tangannya bergerak membelai kepala belakang naswa. Mencoba menyalurkan ketenangan, tapi tetap saja naswa terisak.

"Tenanglah sayang... Berkas itu untukku bukan? Anggap saja itu tidak penting." ucap raffa mencoba mengalihkan kesedihan naswa,

"Itu hiks.. Sama saja aku lalai!!!" ucap naswa sambil menatap raffa dengan wajah basahnya,

"Kamu tidak lalai sayang,"

"Bagaimana jika nia tau, kemudian dia menganggap ku teman yang tidak dapat dipercaya?"

"Nia tidak akan seperti itu!!"

"Setidaknya carikan berkas itu sampai ketemu!!" rengek naswa sambil menggoyangkan lengan kanan raffa, membuat raffa menahan tawa melihat naswa beserta puppy eyesnya.

"Aku mohon..." pinta naswa penuh harap,

"Baiklah sayang, kita keruanganku dulu." ajak raffa sambil menuntut naswa ke dalam ruangannya. Sesampainya di dalam, raffa mendudukan naswa di sofa. Tangannya beralih merogoh sakunya, mengambil smartphone dengan logo buah apel berwarna merah. Tangannya bergerak menekan nekan layar, kemudian menempelkannya di telinga.

"Halo, ke ruanganku sekarang." titah raffa kemudian memasukkan kembali hapenya ke dalam saku.

"Tunggu sebentar ya, kita akan menemukannya." Ujar raffa sambil duduk disamping naswa, pernyataan yang membuat naswa mengangguk dengan antusias.
Dengan sigap pula, raffa menyingkirkan helaian rambut naswa yang jatuh menutupi wajah, karena tingkah antusias naswa tadi.

Deg... Deg... Deg...
Kalian nggak tau, hal sederhana ini cukup membuat keadaan kedua jantung mereka menjadi buruk. Berdetak begitu cepat...

Tok.. Tok.. Tok...

Ketukkan dari pintu membuat raffa menjauhkan tangannya dari naswa, tapi tatapannya belum terawih sedikitpun dari naswa.

"Masuk!" ucapnya dingin, membuat pintu yang terketuk tadi terbuka. Menampilkan sosok pria paru baya dengan seragam ob-nya.

"Ada.. Ap-apa tuan?" tanya ob bertag name dandi tersebut.

"Kau membersihkan koridor lantai ini?" tanya raffa, Membuat dandi mengangguk meng iyakan.

"Iya tuan."

"Kau menemukan berkas laporan?"

"Iyha tuan, saya masih menyimpannya." ucap dandi,

"Baguslah, letakkan itu dimejaku sebelum kau pulang! Kau boleh keluar," titah raffa membuat dandi terbirit birit keluar,

"Sudah tenang sayang.." tanya raffa menatap mata naswa,

"Makasih..." ucap naswa sembari mengangguk,

"baiklah kurasa aku harus segera kemb..." ucapan naswa terpotong saat ia melihat jarum jam ditangannya,

"Kenapa?" tanya raffa sambil menaikkan sebelah alisnya,

"kenapa sudah jam segini? Kurasa aku harus segera pulang." rutuk tata,

"Biar ku antar," tawar raffa,

"Tidak usah, aku naik taksi saja. Permisi..." ucap naswa sambil berlalu,

"Heyy.. Tunggu!!!" teriak raffa pada naswa yang sudah berada di ujung lorong, dengan tergesa raffa berlari ke arah naswa.

"Biar aku yang mengantarmu." ujar raffa lagi, membuat naswa memandangnya dari atas hingga ke bawah seakan memikirkan jawaban yang pas. Raffa mengernyit heran ketika naswa terkekeh bahkan terlihat menahan tawa yang akan meledak.

"Pakai dulu sepatumu." ucap naswa tanpa menghentikan kekehannya,

"shitt!! Aku sampai lupa memakainya." rutuk raffa sembari melihat ke arah kakinya dan kembali melihat naswa yang kini telah berlalu.

"Naswa tunggu aku diparkiran!!" teriak raffa yang entah didengar oleh naswa atau tidak, raffa tak peduli. ia segera kembali keruangannya dan memakai sepatunya, kemudian berlari keluar gedung. Berharap naswa masih menunggunya diparkiran atau dipelataran. Setelah sampai diparkiran, raffa mengelilingkan pandangam mencari sosok naswa, tapi nihil!! Tak ada seorang pun disana kecuali dirinya. Bahkan parkiran pun nampak sepi, tak ada motor atau mobil yang lainnya.

Mungkin ia berada diluar, terka batin raffa.
Setelahnya ia masuk ke dalam mobil dan melajukannya ke luar, matanya tetap teliti melihat keadaan sekitar. Siapa tau saja naswa masih berada di sekitar sini kan?
Yah... Itu mungkin.

Raffa mulai gelisah ketika ia tak kunjung menemukan sosok gadisnya, ini sudah lebih dari jam 10 malam. Ia tak yakin jika naswa tak diganggu orang lain, apalagi pria mabuk. Ahhh... Pikiran itu membuat raffa kalut sendiri.
Tapi kenapa raffa memikirkannya? Bahkan memikirkan seorang wanita kecuali momnya saja belum pernah.
Kegelisahannya menjadi sebuah kelegaan ketika mendapati sosok gadis yang menjadi imajinasinya tengah berada di halte,menunggu angkutan mungkin.

Dasar gadis bodoh!! Mana ada angkutan jam segini?!!, batin raffa.

Matanya memicing begitu melihat seorang pria dengan jaket hitam, tengah berbicara dengan naswa. Seolah... Ehmmm menawarkan sesuatu dan naswa seperti menjawab semua perkataan pria tersebut dengan pandangan kesal.

Dengan sigap, raffa menepikan mobilnya dan berjalan ke arah naswa.
Sayup sayup ia mendengar percakapan keduanya.

"Ayolah nona! Jangan jual mahal! Kau mau berapa aku membayarmu ha?!"

"Sudah berapa kali aku bilang!! Aku bukan jalang!! jika kau perlu kenapa kau tak mencarinya di klub malam!!"

"Ayolah.. Tak ada yang menarik disana. Bodymu lebih sexy nona..." ucap pria tersebut dengan tangan mencoba meraih pinggang naswa yang langsung menolak.

Raffa kesal, sungguh.
Ia segera mempercepat langkahnya hingga mencapai keduanya.

"Lepaskan dia!!" geramnya membuat keduanya menoleh.
Melihat sosok raffa, naswa menghembuskan nafasnya lega.

"Lepaskan? Kau kira siapa kau??" ucap pria tersebut dengan nada mengejek.

"Aku suaminya....

🌺🌺🌺

Suaminya?
Raffa main ngaku ngaku aja yha..
Dasar duda kurang belaian!!!

Votenya dong!!
Comment sekalian!!
Follow kalau mau!!

Because Yours Twins, Hot Daddy!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang