Flashback

2.1K 95 8
                                    

Anya sedang berjalan sendiri dalam kegelapan karena sekarang sudah malam, saat dia ingin meneruskan langkahnya ada tiga orang lelaki yang menghampirinya sepertinya mereka preman dan bisa Anya liat dua lelaki diantaranya sedang mabok.

"Neng perginya sendirian aja, sini abang temennin" Ujar salah satu preman tersebut, Anya pun ketakutan setengah mati, dia takut jika mereka melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya.

Lelaki tersebut mencolek pipi Anya dan  Anya pun menepis tangan lelaki itu secara kasar.

"ANYA!" Teriak Aliya yang sudah tidak jauh dari posisi Anya sekarang.

Aliya pun memeluk Anya, Aliya pun mulai menghadapi lelaki tersebut.

"Mau apa lo hah? Jangan ganggu adek gue!" Ujar Aliya sambil memegang tangan Anya.

"Aduh ini eneng cakep cakep galak amat dah!" Ujar preman tersebut yang mencoba nendekatkan dirinya kepada Aliya tapi Aliya berusaha menghindarinya.

Aliya pun mendorong dua lelaki tersebut dan mereka pun sempoyongan lalu jatuh ke tanah, Aliya dan Anya pun berlari mencari tempat perlindungan.

Mereka pun tidak sadar jika mereka berada di hutan yang sangat sepi, ini membuat jantung keduanya memompa sangat cepat.

"Dimana ini kak? Hiks..." Ujar Anya yang sudah menangis sesegukan, dia sangat takut berada di tempat ini, apalagi dia tidak tau ini ada dimana? Apakah ini masih di Jakarta? Atau mereka sudah pergi dari Jakarta.

"Udah jangan nangis, kakak yakin kita masih ada di Jakarta kok!" Ujar Aliya menenangkan Anya yang sudah berada di pelukannya.

"Hah kalian ketangkep juga" Ujar satu preman yang berambut gondrong dan wajah yang nampak sangat seram.

"ANYA LARI!" Ujar Aliya kepada Anya dan Anya pun berlari entah kemana, dia meninggalkan Aliya bersama ketiga preman itu.

Anya pun berlari saat dia berbalik ke belakang untunglah tidak ada satu preman pun yang mengikutinya, dia pun keluar dari hutan dan bertemu dengan warga yang ada disana.

"Pak bu tolong saya hiks... hiks.." Ujar Anya kepada warga itu.

"Kenapa nak?" Tanya ibu-ibu itu khawatir melihat anak yang usianya sekitar 14 tahun menangis dan dia barusaja keluar dari hutan sendirian.

"Kakak saya ada di hutan sama preman! Hiks... Hiks.." Ujar Anya dan mereka pun sangat kaget mendengar apa yang dibicarakan Anya.

Sementara Aliya sedang bertatap tatappan dengan kedua preman tersebut, tapi tidak dengan satu preman lagi, dia hanya diam menatap Aliya tanpa rasa ingin membantu.

"Lo mau apa? Duit atau apa?" Tanya Aliya yang sudah di kepung oleh kedua orang itu.

"Abang maunya eneng!" Ujar satu lelaki bertubuh gendut yang sedang sempoyongan sekarang.

"Gue gak mau!!" Ujar Aliya sambil berteriak.

"Berisik bangsat!" Ujar lelaki gondrong itu dan mereka pun memukul Aliya sampai pingsan.

"Lo apaan sih? Kenapa lo mukul dia?" Tanya seorang cowok yang tadi diam saja.

"Dia itu berisik Andi, jadi mumpung dia pingsan gimana kalau kita..." Sebelum melanjutkan bicaranya lelaki itu pun sudah dipukul oleh Andi lelaki yang diam saja.

"Lo berani ya nonjok gue!" Ujar lelaki tersebut sambil menunjuk Andi dengan sempoyongan.

Andi tidak merespons ucapan lelaki tersebut, dia malah mengangkat Aliya dan berlari membawanya.

I Love You Ketua OSIS (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang