Pertemuan

2K 94 11
                                    

"Ya aku gak bakal ninggalin kamu lah sayang, karena kamu orang yang udah ngebantuin aku dan membuat aku jatuh cinta sama kamu" Ujar Aliya sambil menatap manik mata milik Andi dalam-dalam.

"Tapi kalau orangtua kamu gak bisa nerima kalau kita udah nikah gimana?" Tanya Andi dan dia pun membenarkan posisinya jadi duduk di soffa tersebut dan memegang kedua pipi istrinya ini.

"Mamah dan bapak pasti ngerti kok sayang, kamu gak usah khawatir" Aliya pun memegang tangan Andi yang sedang menangkup pipinya.

Andi pun mendekatkan dirinya di depan wajah Aliya dan Aliya pun menutup matanya, pada saat bibir mereka akan saling bertemu.

"Kak Aliya gaada makanan lagi?" Tanya Bobi dan dia membawa banyak snack dari dapur, mendengar suara dari Bobi Aliya langsung membuka matanya, Bobi pun melihat wajah Aliya yang sangat dekat dengan Andi sepertinya mereka akan berciuman.

Yaallah mati gue. Ah elah tuh orang berdua kenapa harus ciuman segala sih, untung Anya gaada kalau tau mati gue batin Bobi.

"Ehhh maaffin gue nih kak, gue gak liat kok!" ujar Bobi yang masih membelakangi Aliya dan Andi.

"Gapapa kok" ujar Aliya dan jarak diantara keduanya pun sudah tak sedekat tadi, mendengar ucapandari Aliya Bobi pun baru berani membalikkan badannya.

Ish. Sialan kenapa sih tuh cowok harus dateng disaat situasi yang gak tepat kayak gini batin Aliya.

"Ganggu aja sih lo!" Ujar Andi dengan mata yang menatap Bobi tajam dan disana Bobi merasa takut lalu dia keluar tanpa pamit, membuat kedua orang tadi tertawa melihat reaksi Bobi segitunya.

Sementara diluar mereka sedang berbincang-bincang.

"Eh kira-kira kak Aliya sama suaminya didalem lagi ngapain ya?" Tanya Roni teman Anya.

"Mungkin lagi gini" Ujar Dani sambil menempelkan semua jarinya dan kedua tangannya pun di tempelkan ke tangan satunya lagi yang juga menempelkan seluruh jarinya, Dani pun memutar-mutar tangannya dan mereka semua pun tertawa termasuk Anya.

Bobi pun datang dari dalam sambil membuka pintu membuat semua orang menatapnya.

"Lah lo kok ada di dalem?" Tanya Adit dan dia pun mengambil snack yang ada di tangan Bobi, mereka semua pun memakannya sambil mendengar cerita dari Bobi.

"Yeh lo pada gak bilang kalau tadi pada keluar, jadi gue dari tadi ada di dapur, eh waktu gue keluar dari dapur gue liat kakaknya Anya.." Ucapan Bobi pun terpotong.

"Liat apaan?" Tanya Anya yang sedang duduk dikursi yang berada disana sementara yang lainnya berdiri dan ada juga yang duduk di lantai.

"Itu loh lagii.." Ucapan Bobi lagi-lagi terhenti.

"Lagi apa?" Tanya Aliya yang tiba-tiba muncul di belakang Bobi.

Bobi pun pindah dari tempatnya dan berdiri di dekat Dani.

"Eehh eng....gak gak" Ujar Bobi gugup.

"Cieee yang terciduk sama si Bobi lagi ngapain lo?" Tanya Anya dan dia pun berdiri di depan Aliya.

"Gue sama Andi gak nga...pa nga...pain" Ujar Aliya yang gugup dan di wajahnya terlihat ada semburat merah.

"Alah suka pura-pura gitu, itu muka lo kek kepiting rebus" Ujar Anya dan dia pun mencolek pipi Aliya.

"Dihhh, apaan sih lo?" Ujar Aliya.

"Anyaa!" Panggil seseorang dari arah depan rumah Aliya.

Anya pun membalikkan badannya dan menatap seseorang yang memanggilnya ternyata itu ibunya.

"Mamah" Ujar Anya dan dia pun masih berdiri ditempatnya.

"Tadi kamu ngobrol sama siapa?" Tanya ibunya Anya yang sudah berada di depan Anya.

"Sama kak Aliya mah" Ujar Anya yang tidak berbohong, Aliya yang di belakang Anya hanya menunduk enggan melihat mamahnya, dia malu pernah hilang begitu saja.

"Apa apaan sih kamu? Suka aja ya bercanda" Ujar ibunya Anya.

"Dih Anya gak bercanda mah, ini serius!" Ujar Anya meyakinkan.

"Mana buktinya?" Tanya Ibunya Anya.

Anya pun menyingkir dari tempatnya supaya ibunya dapat melihat Aliya yang berada di belakangnya tadi.

Aliya yang sedang menunduk pun langsung mengangkat kepalanya menatap ibunya, Aliya pun menangis melihat wajah ibunya.

"Aaliya?" Tanya ibunya panik.

Sebelum Aliya ingin membalas perkataan ibunya, tiba-tiba ibunya Aliya pun pingsan dan jatuh ke lantai, Anya pun berjongkok disamping ibunya, sementara Aliya hanya bisa menunduk sambil menangis.

Ayah Anya pun keluar dari mobilnya dan berjongkok di samping ibunya Anya.

"Anya mamah kenapa?" Tanya Ayahnya Anya.

"Gak tau tiba-tiba pingsan pak!" Ujar Anya jujur.

"Yasudah kalau gitu ibu kamu kita bawa ke dalam, ini rumah siapa?" Tanya ayahnya Anya.

"Rumah kak Aliya pak" Ujar Anya tanpa menatap wajah ayahnya.

"Aliya? Dia udah meninggal Anya!" Ujar ayahnya Anya.

"Pak a...ku be...lum meninggal" Ujar Aliya yang masih terisak dan dia pun mengangkat wajahnya menatap ayahnya.

"Aliya? Ini bener kamu Aliya?" Tanya ayahnya dan dia pun langsung berjalan mendekati Aliya.

"Iya ini Aliya pak!" Ujar Aliya.

Dan Aliya pun memeluk ayahnya dan ayahnya pun mrmbalas pelukannya sambil menitikkan air mata.

Sementara Anya, dia berada di samping ibunya yang masih tergeletak di lantai.

"Gak di bawa ke dalem aja nyokap lo? Kasian masa tiduran disini" Ujar Adam yang ternyata berada di samping Anya.

"Bener juga lo, yang lainnya bawa emak gue masuk ke dalem!" Perintah Anya dan anak buah Anya pun mengangkat ibunya ke dalam rumah Aliya.

Di soffa masih ada Andi yang sedang duduk disana.

"Minggir lo!" Perintah Anya dan Andi pun langsung bangkit dari duduknya, lalu berdiri.

Ibunya Anya pun di tidurkan di soffa yang berada disana.

Aliya yang masih berpelukan dengan ayahnya di luar pun langsung melepaskan pelukannya.

"Masuk aja dulu yuk pak, kasian mamah pingsan di dalam" Ujar Aliya.

Dan mereka berdua pun berjalan ke dalam rumah tersebut, sampai di soffa Aliya langsung mengambil kursi plastik dan menyimpannya di samping soffa yang ditiduri ibunya, lalu dia pun duduk disana.

"Mah mah bangun! Mamah gak kangen apa sama Aliya?" Tanya Aliya kepada ibunya yang masih pingsan, tidak mendengar respons apapaun dari ibunya yang pingsan itu membuat Aliya menangis.

"Mahh.....?" Ujar Aliya sambil mengusap rambut ibunya dan dia masih menangis.

Anya pun berjalan mendekati kakaknya itu dan dia pun mengusap punggung kakaknya.

"Udah kak, nanti mamah juga bangun kok, mamah tadi kayaknya shock aja ngeliat lo" Ujar Anya berusaha menenangkan.

"Tapi.... Nya?" Ujar Aliya dan dia pun berbalik menatap Anya yang berada di belakangnya.

"Lo sabar aja!" Ujar Anya.

Oh iyaaa aku mau minta maaf, biasanya aku suka ngebalessin komen kalian eh sekarang jarang, soalnya aku lagi banyak tugas banget jadi gak bisa ngebales satu-satu, tapi komen kalian aku baca kok, terus aja komen ya, hehe.

Aku mau update sekarang aja ya....

Pokoknya yang paling terpenting votenya banyakkin ya:v

Luv you semuanyaaaaaaaa...

I Love You Ketua OSIS (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang