"Bentaaaaar, jangan ditutup dulu."Sebuah suara dari luar lift membuat orang yang ada di dalam lift memencet tombol agar lift kembali terbuka, membiarkan orang yang ada di depan tadi masuk.
"Fiuh." Krystal bernapas lega saat ia berhasil masuk ke dalam lift. Ia merapikan rambutnya sedikit dan berniat berbalik badan namun dari arah belakang seseorang mendorongnya karena sepertinya ia juga tergesa memasuki lift sebelum lift tertutup.
"Aduh." Badan Krystal terdorong maju, wajahnya menabrak seseorang.
Wait, kayak ada sesuatu yang lain.
Oke, ulangi.
Wajahnya menabrak dada seseorang, dan tangannya juga ada di dadanya.
Bukannya langsung bangun tapi tangan Krystal dengan tidak sopannya malah sedikit meraba dada orang yang ditabraknya tersebut.
Hmm, bidang.
"Nyaman, mbak?"
Sebuah suara berat menyadarkan Krystal, membuatnya menjauhkan wajah dan tangannya dari seseorang yang ketika ia lihat memakai pakaian hitam putih.
Intern?
"Maaf, mas." Krystal mengangguk sedikit kemudian melihat ke arah orang yang ditabraknya tersebut.
Cowok tadi hanya mengangguk menjawab permintaan maaf Krystal. Krystal lalu berbalik karena terlanjur malu karena kejadian barusan.
Bisa-bisanya ia malah meraba-raba dada cowok tadi.
Ting!
Lift terbuka dan Krystal segera berjalan cepat menuju meja kerjanya.
"La, hari ini intern mulai masuk ya?" Tanya Krystal saat ia sampai di mejanya dan mendapati Lala sedang sibuk dengan laptopnya.
"Iya. Tadi gue liat sih beberapa wajah-wajah baru pake item putih." Kata Lala sambil mendongak menatap Krystal.
Agenda tahunan perusahaan mereka, perekrutan karyawan baru yang diawali dengan kegiatan magang dulu selama tiga bulan sebelum menjadi karyawan tetap.
"Semoga ada yang masuk divisi kita ya. Semoga lagi dia cowok terus cakep lagi." Kata Lala lagi sambil tertawa genit.
Krystal memutar bola matanya mendengar ucapan temannya tersebut. "Urusan cowok aja lo cepet. Kalo gue sih lebih kepo sama muka anak-anak baru yang masih semangat sebelum nantinya jadi kerupuk yang melempem."
"Lo gitu amat dah kalau sama anak baru?"
"Enggak, gue suka aja liatin wajah-wajah semangat mereka. Ngingetin gue pas taun lalu gue sama kayak mereka. Semangat di awal terus lesu di minggu ke dua." Krystal tertawa mengingat dirinya sendiri saat pertama kali ia memasuki kantor ini.
Saat itu dirinya fresh graduate, dengan kobaran api semangat berangkat ke kantor ini sebagai intern, semangat yang ternyata hanya ada di minggu-minggu awal karena setelahnya ia lebih banyak mengeluh.
Dunia kerja tak seindah bayangannya.
"Tapi iya juga sih, gue juga dulu gitu."
Krystal adalah salah satu staff HRD di perusahaan tempat ia bekerja. Sekitar satu setengah tahun lalu ia masuk ke tempat ini dan bergabung di tim HRD.
"Pagi semua." Mbak Luna memasuki ruangan dengan diikuti dua orang berpakaian hitam putih. "Kita ada intern nih."
Mendengar ucapan mbak Luna, Krystal mendongak untuk melihat siapa anak baru yang ditempatkan di divisinya.