"Dek?""Iya?"
"Soal Anya, maaf ya---" Kai yang sejak tadi merangkul lengan Krystal sedikit melonggarkan rangkulannya, memberi ruang untuk mereka ngobrol.
"Maaf---kenapa?" Tanya Krystal tidak mengerti.
"Aku keliatan nggak tegas sama Anya. Aku udah bilang sama dia kalau aku punya pacar dan bahkan dia sekarang udah tau kalau kamu pacarku, tapi dia masih sering main ke rumah dan bahkan mungkin ngomong hal yang nggak baik ya sama kamu?" Kai menggenggam tangan Krystal sambil mengelusnya pelan. Merasa nggak enak karena ia mengajak Krystal ke rumah dan ada Anya yang tiba-tiba datang.
"Iya, nggak papa."
"Aku bingung harus gimana karena menurut aku dengan aku bilang aku punya pacar, itu udah tegas karena ya harusnya dia tau dan paham. Misal aku mau ngebilangin dia aku takut kalau hubungan pertemanan aku sama dia jadi rusak karena dia nggak pernah ngomong suka atau apa, jadi aku kayak aneh aja kalau tiba-tiba bilang jangan terlalu sering main ke rumah lagi. Kesannya gimana gitu, aku bingung dek." Kai kembali menjelaskan, membuat Krystal tersenyum dan membalas genggaman tangan Kai.
"Iya, aku ngerti kok, aku paham posisi kamu. Kalian dulunya temenan dan nggak ada apa-apa, kalau kamu tiba-tiba bilang gitu malah nanti hubungan kalian jadi rusak. Ya walaupun aku suka sebel kalau dia ngomong tapi ya udah lah biarin aja dia mau ngomong apa, yang penting kitanya kan?" Krystal berusaha memahami bahwa hal itu memang bukan salah Kai, Anya sudah lebih dulu hadir di hidup Kai sebelum Krystal. Mereka sudah berteman, walaupun Krystal tau kalau Anya suka sama Kai tapi ia juga nggak mau kalau hubungan pertemanan Kai dan Anya rusak.
Selama ini Kai tau bagaimana harus bersikap dan Krystal juga tau bagaimana Kai kepada Anya, jadi sejauh ini Krystal tidak begitu mempermasalahkannya. Ya walaupun kenyataannya memang sebel kalau berhadapan langsung sama Anya.
"Duh, kamu tuh pengertian banget emang." Kai mencubit ujung hidung Krystal pelan membuat Krystal meringis kecil. "Insya Allah sebentar lagi dia nggak lagi sering-sering main ke rumah."
"Sebentar lagi? Ada apa emangnya?"
"Adaaa deeeeh."
"Ish, nyebelin." Krystal mengerucutkan bibirnya sebal saat Kai nggak menjawab malah menggodanya.
"Hahaha. Sini peluk dulu ah." Kai merentangkan tangannya berniat merengkuh Krystal ke pelukannya tapi oleh Krystal tangan Kai ditahan agar tidak sampai menjangkaunya.
"Ish, malu ah ada Ibu."
"Ya udah ke kamar aja yuk biar nggak malu?" Kai menaik-naikkan alisnya menggoda Krystal.
"Kaiiii!"
"HAHAHA."
"Aduh-aduh seneng banget ketawanya, Mas?" Suara Ibu terdengar memasuki ruangan di mana Kai dan Krystal duduk berdua.
"Loh, Ibu udah selesai arisannya?" Kai sedikit melongok keluar, dan emang udah sepi. Dia sampe nggak nyadar saking asiknya ngobrol sama Krystal.
"Udah, barusan aja."
"Ih yang lama aja, Kai masih pacaran nih---adaw!" Kai mengaduh karena pingganggnya didorong menggunakan telunjuk Krystal membuatnya kaget sekaligus geli. Kai hanya meringis menatap Krystal yang udah melebarkan matanya.
"Udah selesai Mas, sekarang Ibu minta tolong kamu bagiin makanan dulu ke tetangga ya?" Ibu menepuk bahu Kai, menyuruhnya segera bangun dan membagikan makanan.
"Yah Ibu, nggak tau lagi asik aja nih." Kai pun berdiri sambil pura-pura menggerutu. Ia lalu menatap Krystal yang ketawa-ketawa aja dari tadi dengerin obrolannya sama Ibu. "Dek, aku ngerjain tugas negara dulu ya?"