"Kai."Sebuah panggilan membuat Kai menoleh ke belakang, Mas Abi melambaikan tangan sambil berjalan mendekati arahnya yang akan memasuki kantor. "Iya, Mas?"
"Pagi bener?" Mas Abi mensejajari langkah Kai, heran melihat intern itu datang pagi banget.
"Iya mas, kemarin gue disuruh screening CV sama mbak Janitra. Belum kelar, masih ada dua kardus lagi." Kai menjelaskan alasannya datang lebih pagi, karena tugasnya belum selesai.
"Wkwk udah mulai tuh si Krystal." Mas Abi tertawa mendengar tugas yang Krystal berikan pada Kai. "Ati-ati dia galak loh."
"Kebetulan gue suka tuh yang galak-galak." Kai malah cengengesan mendengar nasehat mas Abi tentang Krystal.
"Wkwk mantap ya." Mas Abi mengacungkan jempolnya.
"Iya, Mas. Galak gemes." Kai menimpali lagi membuat Mas Abi tertawa.
"Beneran galak sih kalo dia, tapi bagus dia calon-calon cepet naik jabatan. Kerjanya emang oke banget." Mas Abi mengomentari Krystal lagi, kali ini memujinya.
"Iya ya Mas?"
"Dia sama Mbak Fara tuh yang paling dihindari sama anak-anak kalau misalnya ada masalah." Mas Abi bercerita pada Kai tentang Krystal. "Susah urusannya kalo sama mereka berdua. Bisa panjang, soalnya emang disiplin banget."
"Bukannya bagus, Mas?"
"Iya, tapi lo tau sendiri kan orang yang kerjanya bagus belum tentu disukai karena lebih banyak yang kerjanya nggak bagus?" Mas Abi bertanya dan Kai mengangguk tanda setuju. "Ada aja yang bilang caper lah, sok disiplin lah, muka dua, atau hal-hal jelek lainnya. Padahal ya faktanya emang bagus aja."
Kai kembali manggut-manggut, ya emang bener sih. Orang yang kerjanya bagus malah kadang ada beberapa temen kerjanya yang nggak suka karena dianggap terlalu disiplin, terlalu cari muka. Karena biasanya yang nggak suka sama orang yang kerjanya bagus adalah orang-orang yang kerjanya nggak bagus.
"Mas, gue mau nanya deh." Kai dan Mas Abi memasuki lift untuk menuju ke ruang kerja mereka.
"Tanya apa?"
"Kalo misal ntar udag lamaan kerja bisa pindah divisi nggak?"
"Bisa, emang lo aslinya pengennya masuk mana?" Mas Abi memencet tombol lift untuk menuju ke ruangan mereka.
"Sama kayak mas, IT. Sesuai jurusan gue, mas." Kai menjelaskan bahwa dirinya adalah lulusan Teknik Informatika, namun saat ada lowongan kemarin ketentuan HR staff-nya memperbolehkan untuk semua jurusan jadilah ia apply ke HR staff, dan ternyata dapet panggilan untuk magang.
Ya udah ia jalani dulu aja, karena ia nggak ada pekerjaan lain. Dari pada nunggu yang sesuai jurusannya malah nggak dapet-dapet, ya udah yang ada di depan mata aja diambil.
Rejeki kan nggak mesti. Kali aja dia emang rejekinya di HRD.
"IT dah penuh."
"Iya maksudnya nanti kalau misalnya udah lama berkarir gitu, Mas. Bukan langsung pindah sekarang juga sih." Terlalu cepet sih Kai nanya-nya, magang aja baru dua hari. Tapi ia pengen tau aja karena Mas Abi ini enak diajak ngobrol.
Kai baru ketemu kemarin sama Mas Abi pas ia dipanggil kemarin, tapi ternyata orangnya selow walaupun lebih tua dan lebih senior di kantor. Jadi dia nyaman-nyaman aja nanya sama Mas Abi.
"Ooh, bisa sih kalau emang kerjaan lo bagus dan ternyata mendukung di IT. Ntar deh gue liat kerja lo dulu, kalo bagus gue bisa pertimbangin masuk divisi gue." Mas Abi menjelaskan pada Kai.