Sepanjang jalan pulang dari warung sate Krystal nggak bisa menenangkan jantungnya. Jantungnya masih berdetak kencang dari saat Kai mengusap bibirnya tadi.Sepanjang perjalanan diboncengin sama Kai juga ia jadi nggak konsen karena hidungnya jadi terlalu sensitif, parfum Kai kerasa banget aromanya. Menusuk masuk ke indra penciumannya tersebut.
Krystal menghirup dalam-dalam aroma parfum Kai yang sudah bercampur dengan feromon dari tubuh Kai.
Kenapa aromanya jadi adiktif begini?
Krystal tersadar saat Kai menghentikan motornya di depan rumah Krystal, ia pun turun dari motor sambil melepas helmnya. Pikirannya udah makin nggak konsen, sentuhan tangan Kai di bibirnya dan aroma tubuh Kai begitu mengganggu konsentrasi Krystal.
Hal sederhana dari Kai yang bisa membuat jantungnya seakan melompat-lompat ingin keluar.
Entah apakah ini karena ia yang udah terlalu lama nggak pacaran jadi ia lupa rasanya jatuh cinta, tapi sejak pacaran sama Kai perasaannya selalu kayak gini.
Udah kayak orang yang pertama kali jatuh cinta.
Krystal memegang helm yang sudah ia lepas, berniat untuk mengembalikan pada Kai. Sambil menyerahkan helm ia menatap Kai lekat-lekat. Ia meyakinkan dirinya sendiri lalu dengan memejamkan matanya sekilas dan dengan gerakan yang sangat cepat, ia mendaratkan bibirnya di pipi Kai.
CUP
"Makasih, Mas."
Krystal berkata singkat dan setelahnya ia langsung berlari masuk ke dalam halaman rumahnya sebelum Kai sempat berbicara padanya.
Ia berlari sambil memegang jantungnya yang semakin terasa nyut-nyutan.
Sementara Kai langsung membeku di tempatnya sesaat setelah Krystal mencium pipinya. Ia kaget dan nggak menyangka hal tersebut, perlahan tangannya bergerak untuk memegang pipinya dan mengelusnya pelan.
Masha Allah.
Hampir aja jantungnya melorot ke bawah saking kagetnya. Nggak menyangka kalau Krystal akan menciumnya. Sampai beberapa saat ia masih saja bengong, masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Kai lalu kembali tersenyum sambil memegang pipinya lagi.
Hehe.
Barusan Krystal nyium dia.
Perlahan ia merogoh saku untuk mengambil hape dan mengetikkan sebuah chat untuk Krystal.
Kai : sama-sama, dek
***
"Pagi, Mbak Ay~"
"Ya." Krystal hanya menjawab singkat sapaan yang Kai lontarkan padanya. Ia menghindari untuk menatap Kai, masih malu dengan kejadian semalam.
Ada yang nggak beres sama otaknya semalam. Kenapa bisa tiba-tiba ia nyium pipi Kai?
"Masih pagi dah ayang-ayangan aja." Lala yang mendengar sapaan Kai ikut berkomentar sambil tertawa.
"Ayu Mbak, bukan ayang." Kai meralat ucapan Lala sambil balas tertawa. Sedikit ia melirik Krystal yang masih terlihat berpura-pura nggak mendengarnya.
Gemes banget sih, dek.
"Awalnya Ayu ntar lama-lama jadi ayang bisalah, ya nggak Tal?" Lala masih saja tertawa dan kali ini ia menggoda Krystal.
"Gimana nih Mbak Ay kata Mbak Lala barusan?" Kai juga ikut bertanya dan ikut menggoda Krystal.
"Berisik deh lo berdua." Krystal berdecak dan kemudian mengibaskan tangannya pada Kai dan Lala. "Sana pada kerja ah."