07

3.5K 808 498
                                    


"Gue juga pengen ada di sisi lo, dek Janitra."

"Apaan dah lo? Kesambet?" Krystal menyalak pada Kai karena kaget mendengar ucapan Kai barusan.

Ini si bacot ngomong apaan sih?

Makin hari makin nggak jelas aja apa yang dia omongin. Bikin Krystal kesel terus-terusan.

"Ciyee, salting ya?" Sedetik Kai kembali cengengesan menggoda Krystal, karena dilihatnya Krystal langsung mencak-mencak karena ucapannya barusan.

"Ciyee, salting ya?" Sedetik Kai kembali cengengesan menggoda Krystal, karena dilihatnya Krystal langsung mencak-mencak karena ucapannya barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seneng banget dia kalo liat Krystal mencak-mencak. Lucu soalnya, karena  bibir Krystal bakalan mengerucut-mengerucut kesal.

Gemes.

"Bacot!"

Kai masih cengengesan tapi detik berikutnya ia kembali memasang wajah serius. "Tapi gue serius, mbak."

"Apaan?" Krystal menoleh lagi pada Kai dengan wajah malas, udah capek ngurusin keanehan intern bacot ini.

"Banyak orang yang nggak suka sama lo. Dan kalau gue disuruh milih gue bakalan milih ada di pihak lo, Mbak."

"Nggak ada yang nyuruh lo milih, kan?" Krystal mengangkat bahunya. Heran kenapa Kai tiba-tiba ngomong kayak gitu sama dia.

"Iya juga sih, ya udah gue memutuskan sendiri aja."

"Serah lo deh." Krystal berkata singkat sambil menyesap kembali tehnya. Sedangkan Kai hanya tersenyum simpul.

"Lo kenapa tiba-tiba ngomong gitu?" Krystal bertanya lagi karena penasaran juga. Kenapa nggak ada angin nggak ada hujan Kai tiba-tiba bilang kayak gitu? Rasanya dirinya nggak ada masalah apapun di kantor.

"Nggak mbak, Nia kayaknya beneran nggak suka sama mbak."

"Iya, udah tau. Kan udah jelas?" Krystal balik bertanya, udah keliatan jelas kalau Nia memang nggak menyukainya. Gara-gara masalah Arga, yang menurut Krystal harusnya Nia nggak perlu khawatir karena Arga juga sudah memilihnya, kan?

Kenapa Nia masih saja mengganggunya?

"Iya, tapi kayaknya dia makin nggak suka sama Mbak."

"Ya udah lah biarin aja." Krystal berkata cuek. Ia nggak mau menanggapi Nia kalaupun apa yang dikatakan Kai benar. Dia selama ini dan mungkin ke depannya juga tidak akan mencari masalah dengan Nia, jadi ia nggak peduli juga kalaupun Nia nggak suka pada dirinya.

Dia nggak melakukan apapun pada Nia, jadi bukan urusannya kalau Nia nggak menyukainya.

"Iya, Mbak."

Krystal dan Kai kembali terdiam sambil menyesap minumannya masing-masing. Mereka menatap ke arah jendela, dengan latar gedung-gedung tinggi di depan mereka.

"Balik ah gue, banyak kerjaan." Kata Krystal berniat akan berdiri dari duduknya. Ia lalu menuju ke wastafel untuk mencuci cangkir tehnya. Setelahnya ia berjalan untuk kembali ke ruangan karena pekerjaannya masih banyak yang harus ia selesaikan.

JanitraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang