Kai membelokkan mobil menuju ke pelataran rumah sakit, hari ini Papa Krystal sudah diperbolehkan pulang ke rumah setelah menjalani operasi pemasangan pen akibat kecelakaan yang dialaminya.Mamanya Krystal dan Kak Jelitha sudah membereskan barang-barang milik Papanya, hanya tinggal menunggu Kai sama Krystal dateng aja. Setelah mereka datang, langsung membawa Papanya Krystal untuk pulang ke rumah.
"Makasih ya, Mas Kai. Udah banyak nolongin Krystal, nolongin kita semua." Mamanya Krystal berkata pada Kai saat mereka dalam perjalanan pulang menuju ke rumah.
"Iya tante, sama-sama."
Krystal tersenyum mendengar ucapan terima kasih Mamanya. Ia juga sangat berterima kasih sama Kai karena selama beberapa hari ini selalu ada di sisinya, menemani menjaga Papanya bahkan sampai ikut menginap di rumah sakit.
Setelah mengantarkan Papanya Krystal pulang ia pun meminta ijin untuk pulang ke rumah, membiarkan Papa dan Mamanya Krystal untuk beristirahat.
Krystal pun mengantarkan Kai ke depan rumah.
"Alhamdulillah sekarang Papa udah bisa pulang. Makasih ya kamu udah banyak bantuin."
"Iya sama-sama. Papa kamu ijinnya sampai kapan?"
"Minggu depan. Nanti mulai minggu depan juga aku antar jemput Papa."
"Kalau butuh bantuan, bilang aja ya." Kai mengelus lengan Krystal pelan.
"Iya, makasih ya. Kamu ati-ati pulangnya."
Kai mengangguk kemudian memakai helm-nya dan menaiki motornya untuk pulang ke rumah.
Setelah Kai meninggalkan rumahnya, Krystal pun masuk kembali ke dalam rumah menuju ke kamar Papa dan Mamanya. Kak Jelitha sedang membereskan barang-barang Papanya yang kemarin dibawa ke rumah sakit.
"Dek?" Melihat Krystal datang, Papa memanggil Krystal untuk duduk di sebelahnya.
"Iya Pa?" Krystal berjalan maju mendekati Papanya yang berbaring di kasur kamarnya.
"Kamu uang dari mana buat operasi Papa?"
"Pinjem, Pa." Krystal menjawab singkat pertanyaan Papanya.
"Pinjem Bank?"
"Iya."
Papa menghela napas pelan. Ia lalu menatap Krystal. "Coba kamu cari tau harga tanah, iklanin tanah Papa sama Mama ya?"
"Papa----mau jual tanah?" Krystal dan Kak Jelitha bertanya berbarengan. Kaget dengan kalimat yang Papa lontarkan tadi.
"Iya, buat ganti biaya operasi Papa." Papa tersenyum menatap Krystal dan juga Kak Jelitha. "Kamu inget kan tanah yang Papa beli waktu itu, mungkin sekarang harganya udah naik, dek."
"Pa, jangan dijual." Kak Jelitha yang selesai membereskan barang-barang pun ikut duduk di sebelah adiknya tersebut. Perkataan Kak Jelitha dibalas anggukan oleh Krystal.
"Kalau nggak dijual Papa dapat uang dari mana buat bayar operasi? Papa nggak bisa ngajuin pinjaman lagi dek, gaji Papa tinggal sisa buat makan aja." Papa kembali berkata sambil tersenyum.
Papa sama Mama kemudian cerita sama Krystal, lima tahun lalu Papa mengambil pinjaman untuk membeli tanah yang ditawarkan kepadanya. Dan dua tahun lalu mereka mengajukan pinjaman lagi untuk membeli sebuah ruko yang sekarang sedang disewakan untuk bisnis seorang kenalannya.
Papa sama Mama mengambil keputusan tersebut karena pada saat itu pinjaman Papanya yang terdahulu sudah hampir selesai dan mereka berniat buat ngambil pinjaman lagi untuk investasi dalam bentuk tanah dan bangunan. Karena baik Jelitha maupun Krystal dua-duanya udah bekerja jadi Papa dan Mamanya nggak membutuhkan biaya yang besar lagi makanya mereka mengambil pinjaman tersebut.