26

3.7K 766 102
                                    


Kai melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Ia panik saat baru saja Krystal menelponnya sambil menangis, mengabari kalau Papanya Krystal kecelakaan.

Sepanjang jalan Kai berharap semoga aja jalanan nggak begitu macet biar dia bisa cepet sampe di Rumah Sakit.

"Kai, Papa aku---" Krystal menghambur ke pelukan Kai ketika melihat Kai menghampirinya.

"Gimana keadaannya, dek?"

"Papa masih di dalam tadi belum sadar, aku takut." Krystal menangis sambil memeluk Kai, Papanya masih diperiksa oleh dokter jaga IGD. Tadi ia baru saja masuk ke rumah baru berniat untuk mandi lalu pintu rumahnya diketuk orang yang mengabari bahwa Papanya terjatuh dari motor.

Saat Krystal mendatangi lokasi kecelakaan ia melihat Papa dan Mamanya bersimbah darah. Oleh para tetangga langsung dibawa ke Rumah Sakit.

"Gimana kejadiannya, Pak?" Kai bertanya pada beberapa orang yang ada di situ.

"Tadi Pak Erwin boncengan sama istrinya, terus ada kucing lari. Pak Erwinnya kaget laju motornya nggak terkendali, nabrak tiang terus jatuh, Mas." Beberapa tetangga Kai memberikan kesaksiannya tentang kejadian yang menimpa Papanya Krystal.

"Astagfirullah."

"Tadi langsung nggak sadar diri sama istrinya juga langsung kita bawa ke sini." Tetangga yang lain menambahkan penjelasannya.

"Terima kasih ya Pak, udah nolongin."

"Iya sama-sama."

Karena Kai dan Krystal sudah datang, beberapa tetangga pamit untuk pulang karena sudah menjelang maghrib. Nggak lama setelah itu dokter keluar dan Kai dengan menggandeng Krystal mendekati dokter untuk menanyakan keadaan Papanya Krystal. Dokter mengajak Kai dan Krystal untuk menuju ke ruangannya.

"Gimana dok?"

"Bapak dan Ibu sudah sadar. Ibu mengalami luka sobek di pelipisnya dan beberapa lecet tapi tidak terlalu parah. Tadi kami sudah melakukan rontgen pada Bapak dan Bapak mengalami patah tulang di bagian paha serta ada beberapa luka lecet lainnya." Dokter menjelaskan kondisi Papa dan Mamanya Krystal.

Krystal cuma bisa menangis mendengar kata-kata dokter, pikirannya terlalu ngeblank, nggak menyangka Papanya bakal mengalami patah tulang.

"Harus dilakukan tindakan operasi, karena ada dua tulang yang patah dan ada tulang yang retak. Kalau dibiarkan terlalu lama nanti akan semakin sulit pengobatannya."

Kepala Krystal makin pusing mendengar kata-kata dokternya.  "Kira-kira biayanya berapa ya dok?"

"Untuk operasinya saja, estimasi biayanya kurang lebih belasan sampai puluhan juta karena patah tulang jadi harus ada pemasangan pen dan juga harus melalui penanganan yang tepat." Dokter menjawab pertanyaan Krystal membuat kepalanya semakin pusing. Itu hanya biaya operasinya saja, belum biaya rawat inap dan lain-lainnya.

"Tolong operasi segera ya dok." Krystal akhirnya mengambil keputusan. Masalah biaya pasti bisa diatasi.

"Iya, nanti kita menunggu kondisi Bapak stabil lebih dulu karena kita juga melihat riwayat medisnya sambil nanti kita melihat jadwal dokter orthopedinya. Semoga bisa segera dilakukan tindakan ya Ibu. Silakan nanti Ibu urus administrasinya tentang persetujuan surat-surat operasinya ya." Dokter kembali menjelaskan dan Krystal hanya bisa mengangguk.

Setelah mendengar penjelasan dokter Krystal bersama dengan Kai menuju ke bagian administrasi untuk melengkapi dan menandatangi berkas untuk operasi Papanya.

"Dek, nggak diurus ke polisi aja? Kan ada asuransi jadi biayanya nggak begitu besar?" Kai menyarankan pada Krystal saat mereka akan menuju ke bagian administrasi.

JanitraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang