25

3.7K 734 148
                                    


Anya is calling

Kai langsung menekan dan menggeser tombol merah yang ada di hapenya. Tidak mengangkat panggilan dari Anya.

"Itu yang kamu bilang nggak ada suka-sukaan?" Tunjuk Krystal ke hape Kai yang baru saja menyala.

"Dek, kalaupun dia emang suka tapi aku nggak suka."

"Kamu dengerin aku ngomong nggak sih dari tadi? Aku tadi udah bilang, aku percaya sama kamu. Tapi aku nggak percaya sama Anya!" Krystal mengulang kalimatnya tadi. Ia memang percaya sama Kai, tapi yang nggak ia percayai adalah Anya. Masalahnya itu ada di Anya, bukan Kai.

"Terus aku harus gimana? Aku nggak percaya sama Topan aja aku ngijinin kamu pergi ke acara dia." Lagi-lagi Kai menyebut nama Taufan yang kemarenan nyuruh Krystal dateng ke wisudanya.

"Kok larinya ke Taufan lagi sih?" Krystal berdecak kesal, Kai tuh paham nggak sih sebenernya?

"Ya gimana? Sama aja kan?"

"Gini ya Kai, aku sama Taufan tuh udah jelas. Dia emang suka sama aku, aku udah bilang nggak suka dan aku nolak dia. Dia udah nggak deketin aku lagi, dan kemarin aku diundang ke acara wisuda dia, cuma itu aja." Krystal berkata tegas soal dia dan Taufan.

"Tapi cuma kamu yang diundang? Itu namanya apa?"

"Bukan cuma aku tapi Mas Nizam juga diundang, tapi dia nggak bisa dateng. Jadi keliatan makin jelas kan kalau emang Taufan udah nggak deketin aku lagi. Mungkin dia ngundang aku karena pernah suka, bukan karena masih suka atau mungkin sebagai ucapan terima kasih karena dulu ngijinin magang. Dan lagi, tadi kamu bawa-bawa Arga itu nggak ada hubungannya sama sekali di sini."

"Aku nggak suka sama Arga. Dia juga masih berusaha ngejar kamu." Kai sendiri masih bersikeras sama pendapatnya soal Taufan sama Arga yang menurut Krystal nggak nyambung sama apa yang Krystal permasalahkan.

"Iya, tapi nggak ada hubungannya. Bahkan aku ngangkat telepon Arga pun enggak? Sedangkan kamu sama Anya---?" Krystal menggantungkan pertanyaannya.

"Ya kan aku udah bilang berkali-kali kalau aku sama dia temenan aja."

"Kamunya, tapi Anya enggak!"

"Duh dek, kamu maunya apa sih? Udah aku jelasin berkali-kali soal aku sama Anya kamu masih gini juga. Aku tuh capek baru pulang. Kamu malah marah-marah terus." Kai mengusap kepalanya lagi, udah capek banget dan masih harus berantem.

"Ya udah, kamu pulang aja."

"Dek, Kita belum selesai ngomong. Aku nggak mau kalau ini belum selesai." Kai menahan Krystal yang wajahnya udah nggak enak banget.

"Males aku juga capek, kamu sendiri tadi bilang kalau capek kan? Udah ya, kamu pulang aja."

"Dek---"

"Udah malem, Kai. Nggak enak sama tetangga." Krystal menunjuk asal ke jalanan.

Karena memang udah malem, Kai terpaksa pulang. Sebenernya ia males kalau harus menunda nyelesein masalah kayak gini. Tapi karena udah malem banget dan takutnya ada tetangga Krystal yang lewat jadi mending Kai pulang.

*

Kai memarkir motornya di dalam garasi rumah kemudian masuk dan mendapati Ibunya lagi nonton TV.

"Baru pulang? Kok sampe malem banget?" Tanya Ibu saat melihat Kai masuk ke dalam rumah dengan wajah kusut.

"Iya, Bu. Barusan ke rumah Krystal dulu."

"Kamu kenapa? Kok kelihatannya pusing?"

"Nggak papa Bu, capek aja. Kai masuk ya bu." Kai berpamitan masuk ke dalam kamarnya setelah Ibunya hanya mengangguk. Kai membaringkan badannya di kasur. Ia membuka hapenya untuk ngechat Krystal.

JanitraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang