"Karena saingan gue berkurang.""Apaan dah lo?" Krystal langsung menyalak mendengar Kai yang mulai membicarakan hal-hal semacam itu. Membuatnya nggak nyaman nggak tau kenapa.
"Kenapa?"
"Nggak usah bacot!" Krystal menyalak lagi. Biar Kai nggak ada lagi ngomong-ngoming hal aneh.
"Serius gue, Mbak."
"Hmm." Krystal hanya menggumam, nggak berniat membalas ucapan Kai. Nggak tau juga dia harus membalas apa.
"Hehehe." Kai akhirnya hanya bisa tertawa cengengesan. "Nggak balik, mbak?"
"Nanti bentar lagi."
"Mau gue temenin?" Kai menyandarkan badannya pada meja Krystal. Melihat ke arah komputer Krystal yang masih menyelesaikan laporannya tentang Nia.
"Nggak usah."
"Takut ya kalau gue temenin?" Kai bertanya usil, suka banget bikin Krystal naik darah kayaknya.
"Takut apa dih?"
"Takut sayang."
Krystal memutar bola matanya malas, ini intern beneran bacotnya nggak ketulungan. Mana kerjaannya nyepik mulu. Bener-bener bacot.
Dia lalu menatap Kai dan menyuruhnya untuk pergi dengan mengibaskan tangannya. "Balik dah lo sana."
"Beneran nih gue balik?"
"Iya, lo di sini tuh mengganggu konsentrasi gue aja." Krystal kembali berusaha fokus pada laporannya. Tapi yang namanya Kai mana bisa membiarkan Krystal tenang sedikitpun.
"Ya bagus dong, gue bisa ngacak-ngacak konsentrasi lo."
"Bacot ah, sana balik!" Kata Krystal lagi, kali ini sambil mendelik ke arah Kai. Kesel karena gara-gara Kai ia lupa terus mau lanjutin laporannya karena fokusnya terbagi, antara menulis laporan dan mendengar ocehan si bacot.
"Ya udah, gue balik dulu ya Mbak."
"Ya."
"Jangan kangen."
"NGGAK!"
***
Kai berjalan ringan menuju luar kantornya, ia harus segera pulang ke rumah. Ingin segera memberi tau pada Bapak dan Ibunya bahwa sebentar lagi ia akan menjadi karyawan di perusahaan tempatnya bekerja, bukan sebagai intern lagi.
"Assalamualaikum." Kai berkata dengan nada senang saat mengetuk pintu rumahnya.
"Waalaikumsalam."
"Pak, Bu." Kai mencium tangan Bapak dan Ibunya yang sedang duduk berdua di ruang tengah. Ia lalu duduk di sebelah Ibunya. "Kai punya kabar bagus, bu."
"Kabar apa, Mas?"
"Masa intern aku udah mau abis, tadi evaluasi kinerja selama tiga bulan dan minggu depan aku udah resmi jadi karyawan." Kai menceritakan apa yang disampaikan Mbak Fara tadi tentang dirinya yang akan menjadi karyawan.
"Alhamdulillah." Bapak dan Ibu Kai mengucap syukur berbarengan.
Akhirnya setelah setengah tahun menganggur, akhirnya Kai bisa bekerja juga. Bahagia sekali rasanya Bapak dan Ibu, anaknya akhirnya bisa mendapat pekerjaan setelah sekian lama.
"Semoga berkah ya, Mas."
"Aamiin, bu." Kai mengamini doa Ibunya dalam-dalam. Semoga pekerjaannya ini akan menjadi berkah untuknya.
"Oh iya bu, terus ternyata yang kemarin masalah gaji itu kerjaan temen intern juga, dia yang manipulasi data." Kai lalu teringat tentang Nia yang tertanya udah memanipulasi data sehingga dirinya yang di salahkan atas berkurangnya gaji Pak Didit.