Arga : gimana, Tal?
Krystal : gue belum bisa ngasih keputusan
Arga : ya udah kita ketemu dulu aja, jelasin di darat lebih enak dari pada lewat chat gini
Krystal : gue mikir dulu ya Ga
Arga : okedeh, gue tunggu kabarnya ya
Krystal mematikan hapenya setelah membalas chat dari Arga tersebut.
Pindah kerjaan?
Ia akan berada di kantor yang lebih besar, dengan jabatan yang lebih tinggi, dan gaji yang lebih besar pula. Tiga keuntungan yang akan ia dapatkan sekaligus dalam satu waktu. Tawaran ini benar-benar menggiurkan, hanya saja ia harus bekerja dengan Arga nantinya. Setiap hari bertemu dengan Arga, ia nggak bisa membayangkan gimana rasanya jika harus menghadapi Arga setiap harinya.
Tapi, apakah ia akan melewatkan kesempatan tersebut hanya karena ia tidak mau bekerja dengan Arga?
***
"WOI!"
Krystal melonjak kaget saat bahunya ditepuk dari belakang. Saat ia menoleh ada Mas Nizam dan Mas Abi yang berjalan di belakangnya sambil terkekeh pelan melihat Krystal yang melonjak kaget.
Mereka bertiga saat ini berjalan menuju ke kantin kantor, kebetulan Krystal memang sendirian karena Lala makan sama Evan sedangkan Kai ada urusan lain terkait jabatan barunya.
"Ngagetin aja sih, Mas?" Sambil memegangi dadanya yang masih saja deg-degan, Krystal mendorong bahu Mas Nizam pelan.
"Ngagetin apaan? Lo dari tadi gue panggil nggak nengok-nengok. Mikirin apa sih?"
"Ada lah."
"Serius amat kayaknya? Padahal Nizam udah hebol loh, Tal." Mas Abi juga ikut menambahkan, ia lihat sepertinya Krystal seperti sedang banyak yang dipikirkan.
"Iya, Mas."
"Iya apa?"
"Enggak."
Mas Abi dan Mas Nizam liat-liatan mendengar jawaban Krystal yang nggak jelas tersebut. Iya-iya enggak-enggak, emangnya lagi main kuis?
Mereka bertiga memasuki kantin kemudian memesan menu makan siang masing-masing dan mencari meja yang kosong untuk mereka duduki.
"Lo lagi kenapa deh?" Mas Nizam bertanya lagi sesaat setelah mereka mendudukkan diri di kursi.
"Nggak papa, Mas. Emang kenapa?"
"Nggak fokus dari tadi gue liat."
"Lagi bingung aja, Mas."
"Kenapa-kenapa? Sini cerita sama kakak." Mas Nizam tertawa sambil menepuk-nepuk dadanya sendiri, membuat Krystal juga ikut tersenyum tipis.
"Ada lah Mas, gue nggak bisa cerita detail."
"Ya intinya aja kalo gitu." Mas Abi berkomentar membuat Krystal menatap kedua seniornya tersebut. Orang yang sudah ia anggap sebagai kakak-kakaknya di kantor ini. Mungkin cerita sama mereka akan dapet sedikit solusi.
Krystal pun menarik napasnya pelan sebelum mulai bercerita. "Intinya ya gue dihadapkan sama dua pilihan yang cukup membingungkan. Gue nggak tau harus pilih yang mana?"
Bertahan di posisi yang sekarang dengan lingkungan kerja yang sudah cocok dengannya atau pindah ke lingkungan baru tapi dengan beberapa kelebihan lain.
"Masalah apa sik? Laki?"
"Bukan lah!" Kata Krystal tegas.
"Ya biasa aja dong jangan ngegas."