#3 (Find her weakness)

214 20 0
                                    

Kaki Ye Eun mengentak-entak di lantai selagi ia bicara. "Aku tak tahu dia keluar dari mana. Maksudku, semua jendela terkunci dan aku berdiri tepat menghadap pintu. Aku merasa benar-benar bodoh saat semua tetangga datang dan melihat kamarku kosong," keluhnya. "Para polisi juga mengira aku membuat laporan palsu."



"Bukankah gedung apartemenmu punya CCTV?"

"Nah, itu dia!" Ye Eun menepukkan tangannya heboh. "Dia tak terekam CCTV! Coba kau bayangkan makhluk apa yang tiba-tiba lenyap begitu!"



Ji Won melongok ke balik sekat dapur dan meringis. "Bisakah bicaranya pelan sedikit? Ada banyak pelanggan di luar."



"Benar, maaf."

"Sekarang ceritakan pelan-pelan bagaimana ciri-cirinya. Apa dia cowok yang sama dengan yang mengikutimu kemarin?"



"Sepertinya begitu." Ye Eun menarik napas dan berusaha mengingat-ingat rupa sang penyelinap. "Dia punya mata yang besar, pupilnya cokelat dan hampir menutupi seluruh bagian putihnya. Rambutnya hitam, agak panjang. Tubuhnya kurus, pokoknya sangat kurus sampai tulang pipinya menonjol. Dia punya jari-jari yang panjang. Dan saat aku buka mata, dia sudah berdiri di ujung ranjangku sambil menyeringai dan mengajakku menikah."



Ji Won tak bereaksi. Ia cukup yakin kalau Ye Eun hanya berhalusinasi. Bukankah kemarin juga begini? Dia bilang ada yang mengikutinya di luar tapi ternyata tak ada siapa pun. Dan sekarang makhluk itu (jika benar ada) bahkan tak terlihat CCTV. Ye Eun memang sahabatnya, tapi bukan berarti Ji Won akan memercayai apa saja yang keluar dari mulutnya. Apalagi jika kata-kata itu setidak masuk akal ini.



"Sekarang bertambah lagi satu alasan bagi bibi pemilik apartemen untuk mengusirku akhir bulan ini," gumam Ye Eun frustrasi.



"Tentu saja," timpal Ji Won. "Kau sudah membuat keributan tengah malam."

"Membuat keributan katamu?" ulang Ye Eun dengan suara meninggi. "Memangnya aku bisa diam saja dalam situasi genting begitu?"



"Oke, oke, maaf." Ji Won berucap setengah hati. "Jadi apa kau mau aku menginap di apartemenmu malam ini? Jaga-jaga kalau orang aneh itu datang lagi?"



Mata Ye Eun seketika berbinar dan ia langsung mengangguk setuju.



"Oke."

"T-tunggu, kau serius? Astaga, benar-benar teman terbaik di dunia."

"Ya, aku tahu. Sekarang sudah cukup curhatnya. Cepat kembali bekerja," suruh teman sekaligus atasannya itu ketus. Ia menyorongkan apron dengan keras ke dada Ye Eun kemudian pergi sambil menggelengkan kepala.



"Hei, aku cuma bisa kerja sampai jam tiga, ya!" seru Ye Eun. "Kau ingat kan hari ini aku juga ada kelas?"



Ji Won menoleh padanya dengan geram. "Sudah berapa kali kubilang kau tak boleh seenaknya keluar masuk begitu!"



"Ji Won, please."

"Ah, terserah."

"Aku benar-benar menyayangimu."

"Cih." Ji Won memutar matanya lalu masuk ke ruangannya (ruangan kecil milik supervisor) sambil mengumpat.



*********



Edawn dan Yanan masuk ke restoran tempat pengantin Yuta bekerja pukul setengah lima sore. Berlagak bak pelanggan normal, keduanya duduk di salah satu meja dan melihat-lihat menu.



Vampire BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang